Hari Pertama Sekolah

Temu Pendidik 58 : Hari Pertama Sekolah Narasumber : 1. Puti Almirsha Hamid/Puti (Sekolah Cikal) 2. Husnul Chotimah/Nuli (Rumah Main Cikal) Moderator : Baja Seto (Kampus Guru Cikal) Hari, tanggal : Jumat, 13 Juli 2018 Nuli : Sebentar lagi tahun ajaran baru akan segera dimulai dan kita akan menyambut para murid kita kembali ke sekolah dengan semangat yang baru. Biasanya, murid-murid memiliki semangat bersekolah di hari pertama dan melengkapi dirinya dengan seragam, sepatu, dan peralatan sekolah baru. Bagaimana dengan kita para pendidik? Hal apa saja yang kita lakukan untuk menyambut hari pertama bekerja menyambut tahun ajaran baru? Banyak hal-hal menarik yang dapat kita gali dari murid di minggu pertama sekolah, apalagi mengingat sekolah adalah rumah kedua bagi murid kita. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah untuk 5 hari dalam seminggu, dan selama beberapa tahun. Hal-hal seperti bagaimana gaya belajar murid, apa kekuatan diri dari setiap murid, sampai kebiasaan yang dapat mendukung proses belajar murid, dapat kita peroleh dengan adanya persiapan yang matang untuk menyambut hari/minggu pertama sekolah. Proses adaptasi juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bagi murid baik itu dari usia prasekolah sampai dengan tingkat SMA. Selain itu, kerjasama antara orangtua dan sekolah/guru memegang peranan penting dalam keberhasilan proses adaptasi di awal masuk sekolah. Puti : Naaah menyambung penjelasan bu Nuli di atas, kalau di Sekolah Cikal, para guru meluangkan waktu untuk merencanakan program untuk dijalankan pada minggu-minggu pertama sekolah. Mulai dari menetapkan tema kelas, proses pengenalan kelas baru, teman-teman baru, sampai lingkungan sekolah. Program ini dilakukan untuk nantinya membuka kesempatan lebih banyak bagi kelancaran proses belajar selama satu tahun ke depan. Kegiatannya pun dilihat berdasarkan karakteristik murid yang ada di kelas 🙂 Naah, ada pertanyaan pancingan nih.. kalau bapak dan ibu sekalian, apa saja yang menjadi perhatian dalam merencanakan minggu pertama sekolah? Apa suasana yang ingin dibangun di kelas untuk satu tahun ke depan? Kegiatan seperti apa saja yang dapat dilakukan secara kolaborasi dengan guru-guru di sekolah untuk menyambut murid di minggu pertama sekolah? Moderator : Apa yang sebaiknya harus dipersiapkan dalam menghadapi hari pertama sekolah bagi guru & orang tua? (Rochmadi – MI Muhammadiyah PK Kartasura, Sukoharjo; Nafis – Sekolah Islam Umar Harun, KGB Rembang; instagram : @amaliainsani) Puti : Hari-hari pertama sekolah itu biasanya adalah masa-masa canggung terutama untuk siswa yang baru di sekolah tersebut, sehingga sebisa mungkin di masa minggu pertama sekolah, kita merencanakan kegiatan yang bersifat kolaborasi yang tujuannya untuk saling mengenal satu sama lain. Ini juga saatnya bagi guru untuk bisa membangun rasa percaya di kelasnya, baik dari murid maupun dari orangtua. Pada hari-hari pertama sekolah akan lebih menyenangkan dan membantu untuk mencairkan suasana dengan permainan yang tujuannya untuk lebih mengenal satu sama lain dan meminta pendapat murid untuk tema dekorasi kelas, atau menghias kelas dengan membuat label nama/loker mereka masing-masing atau menghias kalender kelas 🙂 Penting bagi guru juga untuk mengenal siswanya sebelum mereka masuk sekolah, biasanya bisa diambil informasinya dari profil murid/berkas murid, agar kita juga tahu karakteristik anak-anak yang ada di kelas kita :). Intinya, banyak kegiatan yang bisa dilakukan (belum masuk materi pembelajaran) yang bersifat mencairkan suasanya.. itu kalau dari segi guru. Nuli : Kalau untuk orang tua, yang paling penting adalah percaya kepada pihak sekolah dalam hal ini guru. kepercayaan orangtua kepada sekolah akan sangat memperngaruhi hubungan orangtua guru dan murid selama proses pembelajaran. Untuk anak usia dini, mungkin sedikit lebih menantang dalam hal adaptasi mengingat ini adalah masa peralihan pertama mereka dari lingkungan rumah ke lingkungan yang lebih luas di luar rumah. Beberapa tips untuk mengatasi rasa cemas pada proses perpisahan anak prasekolah dengan pendamping 1. Sempatkan waktu untuk mengunjungi sekolah dalam masa orientasi agar dapat mengenal guru dan lingkungan kelasnya sebelum kegiatan sekolah dimulai. 2. Cobalah untuk tetap tenang dan berfikir positif tentang anak saat ia pergi sekolah, terutama bila ini pengalaman pertama mereka. Anak dapat merasakan suasana hati orangtua, bahkan walau mereka belum bisa mengartikulasikan perasaan. 3. Percayakan anak kepada guru dan yakinlah guru tahu bagaimana cara membuat anak merasa nyaman. Peluk anak, lambaikan tangan saat mengucapkan selamat tinggal. Usahakan tidak tinggal atau kembali jika sang anak menangis. 4. Bangun rasa ketertarikan anak terhadap sekolahnya dengan cara menanyakan hal-hal menarik yang terjadi di sekolah atau membicarakan teman-teman yang biasa bermain dengannya. 5. Berada di tempat penjemputan anak sesuai waktu kepulangan sangatlah penting, karena hal ini akan membangun rasa percaya anak terhadap pendamping dan guru. 6. Dengan menerapkan pola yang konsisten dalam berpamitan dan penjemputan yang menyenangkan, orang tua akan membangun rasa percaya anak terhadap pendamping dan guru serta hubungan antara pendamping-anak. Moderator : Apa tujuan orientasi dan apa yang dilakukan selama masa orientasi itu, serta berapa lamakah masa orientasi untuk masing-masing level pendidikan? Serta meteri apa yang diberikan selama masa orientasi? Penanya: (Siti Rodliyah – SD Islam Umar Harun, KGB Rembang; Azhar – KGB Rembang) Nuli : Tujuan dari masa orientasi sekolah tentunya sama dengan yang sudah dijelaskan oleh Ibu yaitu untuk perkenalan dengan lingkungan sekolah, guru dan teman-teman di kelas, pembiasaan kegiatan yang akan dilakukan oleh murid selama satu tahun ajaran ke depan, dan juga sebagai masa observasi bagi guru mengenai kebiasaan belajar setiap muridnya, untuk kemudian guru dapat menyusun pengalaman belajar atau rencana pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap muridnya. Lama dari masa orientasi ini sendiri dapat terjadi antara 2 minggu sampai 3 bulan pertama. Masa orientasi selama 2 minggu biasanya diisi dengan pembinaan keterampilan siswa seperti keterampilan riset, atau keterampilan komunikasi atau keterampilan berpikir dengan aktifitas atau permainan. Lepas dari 2 minggu pertama, masuklah masa observasi dan murid sudah mulai menerima materi pengajaran di kelas. Moderator : Apa pentingya RPP & bagaimana membuat RPP yang sesuai kurikulum namun menyenangkan dan mudah dilaksanakan di kelas? Penanya : (Ila Maya Suprapti, KGB Probolinggo; instagram: @haristorahman; @syafiriin_1995) Puti : Bagaimana menyusun RPP yang menarik? Hmm.. kalau menurut saya, dalam menyusun RPP, penting untuk seorang guru untuk melihat kebutuhan dari murid-murid di kelas, dari kebutuhan ini, kita dapat menyusun pengalaman belajar yang tepat. Bentuk asesmen yang lebih kepada pengerjaan project tertentu juga dapat menjadi salah satu cara untuk menyusun RPP yang menarik. Murid tidak … Read more

Panduan Komunitas Guru Belajar 2.0

Temu Pendidik Mingguan – Nusantara Hari, tanggal : Jumat, 6 Juli 2018 Pemateri : Bukik Setiawan (Kampus Guru Cikal) Moderator : Mahayu Ismaniar (Kampus Guru Cikal) Bukik Setiawan : Komunitas Guru Belajar Mulai dari Kecil, Menggerakkan Perubahan Pendidikan “Sudah sampai Simatupang Mas. Di bawah jembatan penyebrangan”. Itulah pesan yang masuk ke telepon genggam saya pada suatu siang tiga tahun yang lalu. Pesan yang dikirim oleh guru Rizqy dan guru Rudy. Saya kemudian mengendarai motor untuk menjemput dan mengajak dua guru sekolah negeri dari Pekalongan yang berkeringat akibat naik kereta ekonomi dan angkot menuju kos saya. Setelah mereka, berdatangan guru-guru lain dari 10 daerah yang berbeda mulai Ambon, Bandung, Cirebon, Depok, Jember, Lampung, Purwakarta, Semarang, Soroako hingga Timika. Mereka datang dengan semangat yang sama, melakukan perubahan pendidikan sekaligus mendukung gagasan Komunitas Guru Belajar. Malam hari pertama, para penggerak berkumpul di rumah Bu Najelaa Shihab, berbagi keresahan tentang dunia pendidikan sekaligus berbagi kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan. Bukan hal-hal besar, rekan-rekan guru yang hadir membicarakan praktik perubahan yang sudah dilakukan di daerah masing-masing. Sambil sesekali menunjukkan foto di telepon genggam, para guru menceritakan apa yang sudah mereka lakukan dengan penuh rasa bangga. Tidak terasa obrolan sesama rekan perjuangan sampai melewati tengah malam dan terpaksa dihentikan karena besok pagi akan menghadiri Temu Pendidik Nusantara 2015. Guru laki-laki menginap di rumah Bu Elaa, panggilan akrab Najelaa Shihab, guru perempuan menginap di rumah Bu Hani Kariko, salah satu pimpinan Sekolah Cikal. Hanya satu yang nyeleneh, Guru Ivan dari Lampung, yang memilih tidur berdempetan di kos saya 🙂 Sebelum Temu Pendidik Nusantara (TPN) 2015 dimulai, para guru sarapan pagi bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Obrolan di sarapan pagi adalah versi singkat dari obrolan lewat tengah malam. Ternyata obrolan tersebut menarik minat sehingga Pak Menteri meminta pengalaman tersebut ditulis. Penulisan pengalaman guru ini yang kemudian menjadi cikal bakal Surat Kabar Guru Belajar yang hari ini telah terbit 15 edisi, konsisten setiap dua bulan. Temu Pendidik Nusantara 2015 dimulai yang pada puncaknya mendeklarasikan Komunitas Guru Belajar (KGB) sekaligus meluncurkan buku Panduan KGB versi pertama. Pada versi pertama, konten terbesar adalah prinsip dan gambaran besar, hanya sedikit panduan teknis, yaitu panduan Temu Pendidik. Sesuai TPN 2015, Komunitas Guru Belajar berkomunikasi secara intens melalui grup WA baik berbagi praktik cerdas pengajaran maupun mencari strategi mengembangkan KGB. Berawal dari ide-ide liar, dirapikan, dicoba, gagal, diperbaiki, coba lagi hingga berhasil. Eksperimentasi teman-teman di satu daerah, menjadi pelajaran bagi daerah itu sendiri maupun daerah yang lain. Upaya coba-gagal-coba lagi perlahan merangkum banyak pelajaran, disebarkan dan pada akhirnya Komunitas Guru Belajar menular ke berbagai daerah yang lain. Dari 10 daerah pada 2015, 43 daerah pada 2016, 67 daerah pada 2017 dan 145 daerah pada 2018. Semakin banyak daerah yang terlibat KGB merupakan suatu tanda kemajuan tapi sekaligus tantangan besar. Sesederhana pada masa sebelumnya semua guru penggerak bisa bergabung di 1 grup WA, sekarang sudah harus dibagi menjadi sejumlah regional yang mewakili provinsi, pulau atau wilayah tertentu. Pada sisi lain, setiap daerah mempunyai karakteristik dan kecepatan perkembangan yang beragam, bahkan ada pula yang jalan di tempat. Pola-pola pengembangannya pun bervariasi sesuai dinamika daerah masing-masing yang mudah terlihat pada variasi cara keterlibatan pada TPN 2017 yang lalu. Komunitas Guru Belajar Sanggau yang digerakkan sejumlah guru sekolah negeri berprestasi berhasil membangun kolaborasi dengan dinas pendidikan berkat rangkaian aktivitas di daerah yang berdampak positif. Komunitas Guru Belajar Pekalongan yang digerakkan guru-guru muda menginisiasi beragam aktivitas belajar sehingga berhasil menabung untuk memberangkatkan 1 bis guru ke TPN 2017. Komunitas Guru Belajar Makassar yang digerakkan guru-guru dengan latar belakang aktivis dengan jaringan yang luas berhasil menyelenggarakan Pesta Pendidikan 2017 di Makassar. Tiga daerah tersebut setidaknya mencerminkan 3 pola pengembangan KGB melalui tahapan perkembangan yang berbeda. Di luar perkembangan KGB berbasis daerah, ada pula perkembangan KGB berbasis minat. Awalnya dipicu penerbitan Surat Kabar Guru Belajar yang melibatkan guru secara bertahap. Pada awalnya, kebanyakan guru terlibat sebatas menjadi penulis, tapi kemudian berkembang menjadi penyunting hingga desainer grafis. Dinamika ini yang kemudian melahirkan Klub Guru Belajar Menulis dan Klub Guru Belajar Komunikasi Visual. Jadi selain meluas dan berkembang berdasarkan daerah, juga berdasarkan minat. Terlepas perkembangan berdasarkan daerah maupun minat, kesemuanya merupakan bukti nyata dari 4 kunci pengembangan guru: kemerdekaan, kompetensi, kolaborasi dan karier. Guru yang merdeka menentukan cita-citanya, belajar menguasai kompetensi, membangun kolaborasi dengan berbagai lembaga dan komunitas, pada akhirnya membuahkan hasil karya yang mencerminkan karier guru secara individual maupun sebagai komunitas. Beragam dinamika dan berbagai perkembangan Komunitas Guru Belajar selama 3 tahun ini yang disarikan menjadi pelajaran-pelajaran penting bagi siapapun yang menjadi guru penggerak KGB. Pelajaran tersebut disusun menjadi buku Panduan KGB 2.0, panduan berdasar bukti nyata. Proses penyusunannya tidak mudah, mulai dari mencari pelajaran dari berbagai daerah, menyusun menjadi sebuah bangunan, mengkaji berulang kali dengan melibatkan berbagai pihak, hingga pada akhirnya hadir di tangan Anda. Panduan dalam buku ini bukan barang mati yang siap pakai, tapi perlu dipelajari untuk mendapat esensinya, dipraktikkan, direfleksikan dan dikembangkan lagi. Panduan ini menjembatani otonomi setiap daerah dengan keteraturan sebagai sebuah komunitas yang harapannya melahirkan percikan kreativitas untuk menggerakkan perubahan pendidikan yang lebih luas dan bermakna bagi anak-anak Indonesia. Pada akhirnya, sebuah kehormatan bagi kami, Kampus Guru Cikal, karena telah dipercaya rekan-rekan guru untuk menjadi inisiator serta teman belajar bagi Komunitas Guru Belajar. Kobarkan semangat untuk terus merdeka belajar bersama. Ketua Kampus Guru Cikal Bukik Setiawan Mahayu Ismaniar : Pertanyaan dari @kgbpekalongan di instagram “Apa yang didapat guru jika mengikuti KGB?” Bukik Setiawan : Di komunitas guru belajar, guru bisa mendapat banyak hal, tergantung niatnya ya. Ada yang dapat solusi atas persoalan di kelas, ada yang dapat teman baik, ada yang dapat kesempatan tampil jadi narasumber/penulis/desainer, ada yang dapat undangan menjadi pembicara, ada yang dapat pembeli bukunya. Tapi ada juga yang cuma dapat capek. Niatnya apa dulu. Kalau niat belajar, gak pernah capek, bonus banyak hal. Mahayu Ismaniar : Pertanyaan kedua dari akun @jentinapakpahan “Bagaimana cara memulai KGB di daerah? Siapa yang bisa menjadi anggota dan narasumbernya?” Bukik Setiawan : Mulai dengan mencari 1 rekan guru yang mempunyai visi yang sama: kemauan belajar yang kuat untuk menemukan solusi atar persoalan pengajaran di kelas. Mulai … Read more