Merdeka Belajar, Mengapa Guru Harus Belajar?

Mengapa guru harus belajar? Kalimat tersebut membuka sesi Nobar di SDIT Bina Insani kali ini. Membersamai murid dalam kegiatan demi kegiatan pasti menemukan dinamika pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal-hal baru tentang murid bisa jadi guru temui tanpa disadari. Guru merasakan perubahan tingkah laku murid, guru mendapati nilai ulangan semakin membaik, guru mengerti betul kronologi murid yang semakin dewasa. Itu semua merupakan perubahan-perubahan yang perlu disikapi dengan baik dan tepat. Jika perubahan murid yang positif saja perlu penyikapan yang tepat agar bertahan dan bertambah baik, apalagi perubahan peserta didik kita yang justru makin buruk. Tentu saja kedua fenomena tersebut perlu kompetensi guru yang semakin meningkat. Belajar Bersama Komunitas Guru Belajar Tanggung jawab kita untuk memberi pelayanan yang tepat tentunya membutuhkan kemampuan yang sesuai dengan perubahan yang terjadi. Apalagi jika kita punya keinginan menjadi guru yang semakin profesional. Kita perlu merespon semua perubahan dengan lebih tepat. Itulah alasan mengapa kita masih perlu belajar bersama Komunitas Guru Belajar. Komunitas Guru Belajar Semarang mempersembahkan Nonton Bareng Guru Merdeka Belajar dan Manajemen Kelas. Kami bukanlah kekuatan satu-satunya, kami KGB Semarang hanyalah satu dari sekian komunitas yang peduli akan pergerakan pendidikan pun dimulai dari langkah yang terkecil yang banyak digandrungi dan tak bisa ditolak orang. Ya, nonton bareng. Nonton Bareng GMB ini diselenggarakan di Aula SDIT Bina Insani pada hari Sabtu, 7 September 2019. Nonton bareng ini dihadiri oleh kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari para guru TK, SD dan manajemen Bina Insani.  Acara nonton bareng guru merdeka belajar ini berlangsung kurang lebih selama 2,5 jam. Nobar ini dikoordinatori Pak Teguh, salah seorang guru SDIT Bina Insani, dipandu dan diliput oleh Elvrida Rosalia Indraswari, salah satu penggerak dan host KGB Semarang. Dari 2,5 jam yang ada, acara ini diawali dengan pembukaan dan ice breaking. Pemandu lantas memberikan cuplikan kata singkat tentang merdeka belajar, apa yang diketahui peserta tentang merdeka belajar dan mengapa penting. Mengapa kita harus menjadi guru yang merdeka belajar. Berbekal Surat Kabar Guru Belajar edisi 6 dan 7 tentang merdeka belajar dan refleksi belajar, sejak dari awal acara ini sudah sangat menyita perhatian para peserta. Kemudian tentunya sesuai judul maka selanjutnya adalah sesi nonton bareng. Video berdurasi 15 menit yang cukup menggugah hati ini disaksikan secara hitmat oleh 15 pasang mata yang ada. Salah satu komponen yang dibahas adalah komponen dari merdeka belajar itu sendiri. Ibu Najeela Shihab mengemas kata-kata yang cukup menggelitik para peserta dan hatinya. Sesi terakhir yang tentunya berlangsung cukup lama dan interaktif adalah pada sesi diskusi dan refleksi. Para peserta diajak untuk merefleksikan apa yang sudah dipahaminya dari menonton video tadi.  Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang kami bahas pada sesi refleksi: 1. Di antara semua miskonsepsi tadi, mana yang paling menggambarkan diri Anda? 2. Ciri Guru Merdeka Belajar adalah Komitmen pada tujuan, Mandiri terhadap cara belajar dan Melakukan refleksi. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut ? Apa alasannya?3. Apakah Anda ingin menjadi Guru Merdeka Belajar ? Apa alasannya?4. Sebagai Guru Merdeka Belajar, apa perubahan yang ingin Anda lakukan di kelas?5. Sebagai Guru Merdeka Belajar, apa pengembangan diri yang ingin Anda lakukan bersama Komunitas Guru Belajar? Selama kurang lebih 2 jam yang tersisa kami berusaha membuat sesi refleksi ini bermakna, tak hanya memainkan pemikiran kami tapi juga membuat hati kami lebih bergelora, memaknai setiap pertanyaannya sebagai suatu pembelajaran yang dikemas melalui konsep nonton bareng. Diantara miskonsepsi yang disebutkan dalam video nobar, sebagian besar adalah sama pada dikejar target dinas. Lalu apakah peserta setuju bahwa ciri dari guru merdeka belajar adalah 3 tersebut? Ya, mereka sangat setuju. Karena berawal dari tujuan yang jelas dan komit akan tujuan tersebut, seorang guru akan mandiri untuk belajar dan kemudian merefleksinya untuk suatu progres yang semakin baik. Ketika ditanya apakah ingin menjadi seorang Guru Merdeka Belajar? Maka tampak dari bibir dan sorot mata para peserta berkata “Ya”. Penuh semangat yang bergelora, tergambar dari sorot mata dan refleksi ini. Para peserta semakin belajar bahwa guru harus belajar, memanajemen kelas sebaik mungkin, menjadi guru yang merdeka belajar. Peserta berucap syukur sebab memahami merdeka belajar. Kami mengakhiri nonton bareng ini dengan memekikkan semangat kemerdekaan, sebagai titik balik bahwa kami sudah berada di depan gerbang merdeka belajar dan siap untuk berpetualang. Foto bersama pun semakin mempermanis sesi nobar kami kali ini. Anda masih penasaran tentang merdeka belajar? Yuk pelajari Surat Kabar Guru Belajar Edisi 6Unduh GratisKlik:

Metode Memahami Isi Cerita Pada Anak Disleksia

Temu Pendidik Mingguan Daring 75 kali ini mengangkat tema “Metode Memahami Isi Cerita pada Anak Disleksia”. Tema yang sangat menarik bukan?. Kami semua jadi teringat Ichsan, si bocah kecil di film Taare Zamen Paar yang mengalami Disleksia. Beberapa guru angkat tangan dalam menangani si bocah kecil ini. Namun, di tangan guru yang hebat dan mengajar dengan hati Ichsan bisa melewati itu semua, memahami tulisan beserta isi dari cerita maupun pelajaran lainnya. Bagaimana dengan kenyataan? Sama kah dengan film Taare Zamen Paar?. Para audience diskusi menyambut hangat tema ini dan online dengan semangat yang membara. Pada sesi Temu Pendidik Daring di Telegram kali ini Ibu Guru Rizki Yuliani menyampaikan diskusi materi yang mengangkat tentang disleksi dan metode cara memahami isi cerita. Bisa kah seseorang yang mengalami disleksia yang notabennya mengalami kesulitan dalam memahami tulisan, membaca, huruf namun bisa memahami isi cerita? Bagaimana cara membuatnya mudah? Apa yang dimaksud dengan Disleksia? Kenapa dalam materi anak Disleksia mengalami kesulitan memahami isi cerita? Rizki Yuliani Jadi seperti yang kita ketahui disleksia ini termasuk ke dalam anak berkebutuhan khusus, yang biasanya memiliki hambatan dalam bidang akademisnya. apa sih yang menyebabkan seseorang mengalami disleksia? disleksia terjadi karena ada susunan saraf neurologis pada otak yang berbeda daripada orang pada umumnya, sehingga dalam mempersepsikan sesuatu juga bisa berbeda dibanding umumnya. khususnya dalam pemahaman bahasa. Karakteristik Umum Yang Sering Kita Jumpai Pada Anak Disleksia Yaitu : Terlambat membaca dibanding anak-anak seusianya Belum mampu mengenal dan menghapal alphabet Sering salah atau terbalik huruf saat membaca (b-d, p-q, n-u, dll) Sering lompat baris saat membaca Menghilangkan atau tertukar kata (kepala-kelapa, taman mini-paman tini) Ada huruf yang hilang saat membaca (menggambar-mengambar, menyanyi-meyayi) Sulit memahami isi bacaan Jadi kenapa anak disleksia kesulitan memahami bacaan, ya karena reseptor mereka terhadap bacaan berbeda dengan orang pada umumnya. sehingga bagaimana dia mempersepsikan kata-kata atau bacaan juga perlu cara lain daripada orang pada umumnya. Nurul, KGB Surabaya Bagaimana bisa membantu anak Disleksia belajar membaca sedangkan dia belum bisa membaca huruf ? Rizki Yuliani Kalau Kita sudah mengetahui kesulitannya bahwa anak ini belum bisa membaca huruf, maka kita harus mundur dulu ke tahap sebelum pengenalan huruf. Untuk bisa mengenal huruf-huruf, sebelumnya ia harus bisa membedakan bentuk terlebih dahulu, Maka bisa bisa dikenalkan terlebih dahulu dengan berbagai macam bentuk dengan berbagai macam media. Misal menulis di pasir dengan menggunakan jari. jadi anak bisa merasakan, kalau membuat persegi itu bagaimana tahapannya, misalkan kita buat garis sisi kiri dulu lalu kanan, lalu tarik garis ke atas, garis sisi atas, lalu garis sisi kanan. Setelah selesai dengan pengenalan bentuk, bisa mulai dikenalkan huruf sedikit demi sedikit. dengan metode menulis di pasir ini anak bukan hanya melihat bentuk itu seperti apa, tapi juga bisa merasakan setiap prosesnya, karena ada rangsangan sensoris dari media pasir (bisa diganti beras bila tidak ada) bagaimana rasanya membuat garis ke kiri,kanan, atas, mungkin lengkung dsb. Setelah mengenal huruf, bisa pindah media ke buku, flashcard dan sebagainya, dimulai dengan baca per suku kata, kata, lalu kalimat, dst. dikemas dalam kegiatan yang menarik tentunya. Adenovi Apakah metode tersebut bisa diterapkan segala jenjang, misalnya pada remaja dalam memahami isi cerita yang panjang? Rizki Yuliani Metode Ini memang saya terapkan bagi anak SD, itupun kelas bawah.sebetulnya metode ini memungkinkan untuk dipakai di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun kalau SMP dan SMA kan bacaannya sudah lebih rumit ya, jadi akan lebih menantang tentunya, karena bacaan di SMP-SMA lebih banyak mengandung informasi-informasi yang membutuhkan pemahaman lebih dalam lagi. jadi mungkin bentuk kemasannya yang berbeda, bisa menggunakan mind map mungkin untuk bacaan yang sifatnya informatif, dan jangan lupa sesuaikan dengan gaya belajar anak. kalau anak yang auditory bisa dengan mendengarkan cerita sambil sekaligua membaca teksnya. kalau tipe anak kinestetik mungkin bisa sambil memperagakan bacaan, dan lain lain, yang terpenting sih jangan lupa asesmen dulu untuk identifikasi dimana letak kesulitannya, sebelum menyusun metode pembelajarannya. Lenayanti Pertanyaan saya apakah hambatan disleksia mempengaruhi kecerdasan seseorang, bagaimana pengaruhnya terhadap mapel lainnya? Rizki Yuliani Tidak, disleksia tidak berkaitan dengan kecerdasan seseorang. secara IQ, disleksia ini memiliki IQ yang normal, bahkan ada yang di atas rata-rata. jadi mereka punya potensi kecerdasan sama seperti yang lainnya. namun, karena kondisi neurologisnya itu lah sehingga ia memiliki hambatan dalam proses belajarnya. Kalau dalam psikologi, disleksia ini termasuk kesulitan belajar spesifik. Spesifik disini dalam artian hanya bermasalah spesifik di masalah pemahaman bahasa saja. jadi tidak di aspek lain seperti hitungan, kemampuan berpikir logis, dll ia tidak mengalami masalah. hanya saja, bisa jadi berimbas juga di matpel lain yang membutuhkan skill membaca. misal PPKN, dalam matematika pun biasanya di soal cerita mereka kesulitan tapi begitu ia paham, maka tidak ada masalah dalam pengoperasian hitungannya. Paramita Laksmiandita Dalam memahami isi cerita, anak disleksia mengalami distorsi visual seperti blurry, shaky, seesaw. Bagaimana cara mengatasi distorsi visualnya dan bagaimana jika disleksia juga ada penyertanya seperti ADHD, gifted apa yg harus dilakukan karena anak disleksia yang ada penyerta memiliki IQ yg tinggi? Rizki Yuliani Betul, untuk anak disleksia biasanya mengalami distorsi visual. yang saya lakukan biasanya ukuran font tulisan saya perbesar biasanya 14, juga jarak spasi yang lebih besar antar baris, biasanya spasinya 2. bisa juga memberikan penutup kertas supaya bisa membaca lurus dan tidak lompat garis. Biasanya disleksia juga menjadi komorbid dari gangguan lain, kalau seperti ini kita juga perlu mengetahui karakteristik dari gangguan penyertanya. untuk gejala disleksia yang muncul bisa saja menggunakan metode-metode yang sudah kita diakusikan sebelumnya, namun perlu juga mempertimbangkan hambatan yang disebabkan gangguan penyertanya. misal ADHD, pemberian instruksinya diberikan secara lebih singkat untuk mengatasi kurangnya atensi dan pemberian sequence kegiatan diberikan berjenjang, misal 15 menit lalu istirahat, lalu lanjut lagi. atau pembelajaran bisa dilakukan outdoor sambil berkegiatan, dll. Sesan Sesanti Untuk anak PAUD, yang masih tertukar huruf + kalimatnya. Saya sudah mengubah strategi mulai bercerita, happy learning + remedial ? Yang mau saya tanyakan apakah remedial ini harus kita terapkan ke anak PAUD. Karena menurut saya tidak sesuai dengan umurnya ? Terkesan, memaksakan. Rizki Yuliani Sebagian besar psikolog beranggapan kalau anak PAUD memang belum waktunya diajarkan membaca bu. Jadi kalau anak PAUD masih lama kemampuan bacanya ya tidak apa-apa. Jangan dibebani dengan tuntutan … Read more