Nobar Video Guru Merdeka Belajar Najelaa Shihab

Saya menghadiri TPD yang mengadakan acara Nonton Bareng Video Guru Merdeka Belajar Najelaa Shihab, yang bertempat di aula Dinas Pendidikan Kabupaten Sijunjung. TPD tersebut berlangsung dari pukul 10.00 – 12.00 dan dihadiri oleh lebih kurang 15 peserta yang terdiri dari guru-guru yang mengajar di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMK. Kegiatan ini dimoderatori oleh ibu Novi Edmawati selaku ketua KGB Sijunjung dan dipandu oleh dua guru penggerak KGB Sijunjung, yaitu ibu Desy Delarosa selaku narasumber untuk topik Merdeka Belajar dan ibu Sri Hastuti selaku narasumber untuk topik Miskonsepsi Belajar. Tahun 2020 menorehkan sejarah baru bagi dunia. Munculnya virus Corona ( Covid-19 ) membuat perubahan yang sangat besar dalam tatanan kehidupan masyarakat. Sebagai seorang guru, saya sangat merasakan efek dari hadirnya virus ini. Mulai dari diliburkannya sekolah sampai pada pengenalan pembelajaran dengan metode daring, yang sepertinya akan terus digunakan sesuai kondisi zaman saat ini. Tetapi, salah satu kejadian yang sangat berkesan bagi saya selama masa pamdemi ini adalah untuk pertama kalinya saya kenal dengan KGB Sijunjung. Dan semua itu bermula saat saya ikut ambil bagian dalam pembuatan RPP PJJ yang diadakan oleh KGBN dan KGC. Ini adalah TPD pertama yang diadakan setelah hampir 4 bulan diberlakukannya PSBB di kabupaten Sijunjung dengan tetap mematuhi protokoler kesehatan. Kegiatan ini diawali pembukaan oleh ketua KGB dan dilanjutkan dengan menggenalkan diri masing masing peserta sambil sedikit menceritakan awal bergabung dengan KGB. Banyak sekali cerita-cerita inspiratif yang mengalir dalam waktu yang sesingkat itu. Kegiatan selanjutnya adalah nonton bareng video Guru Merdeka Belajar. Semua guru yang hadir, khususnya guru guru yang baru bergabung dalam KGB sangat fokus dalam memperhatikan setiap slide dan penjelasan Merdeka Belajar dari ibu Najelaa Shihab pada video tersebut. “ Yang kita inginkan adalah anak-anak yang punya aspirasi tinggi, yang punya cita cita melampaui langit, sebetulnya. Melampaui batas kelas, melapaui batas dunianya. Dan ini hanya akan terjadi pada saat anak-anak memiliki kemerdekaan belajar. Dan kemerdekaan murid-murid hanya akan terjadi pada saat kita sebagai pendidik juga memiliki kemerdekaan.“. “Apakah Ibu dan Bapak Guru merasa merdeka?”.  Pernyataan dan pertanyaan yang diucapkan oleh ibu Najelaa Shihab pada menit menit awal video membuat saya tersentak. “Dalam Komunitas Guru Belajar, kita percaya pendidik yang merdeka itu punya komitmen, memiliki kemandirian dan selalu refleksi. Dan ini susahnya minta ampun.” Lanjut beliau. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan beliau mengenai “Miskonsepsi Belajar” yang terasa menjadi teguran bagi para guru yang menonton pada saat itu. Setelah menonton video tersebut, saya menjadi tersadar bahwa selama ini saya belum merdeka. Padahal guru yang merdeka belajarlah yang sangat dibutuhkan oleh murid murid untuk bisa merdeka belajar juga. Begitu juga dengan Miskonsepsi Belajar yang saya lakukan selama menjadi guru. Pada sesi diskusi, ibu Sri Hastuti menjelaskan bahwa banyak pendidik yang melakukan Miskonsepsi Belajar. Hanya mau belajar bila ada insentif, hanya mau belajar dari para ahli saja, Belajar cukup terbatas “How to”, belajar diburu target yang dipaksakan, Kompetensi bersifat individual. Miskonsepsi yang paling sering saya lakukan adalah Belajar diburu target yang dipaksakan. Bahkan dalam mengajarpun yang lebih saya dulukan adalah mengejar target untuk menyelesaikan semua KD dalam pelajaran saya. Tanpa mempertimbangkan apakah murid nyaman atau tidak. Para guru yang lain pun turut menyampaikan miskonsepsi belajar yang sering mereka lakukan. Misalnya ibu Hilda, salah satu guru yang baru bergabung di KGB, menyampaikan bahwa miskonsepsi yang beliau lakukan adalah Belajar hanya dari ahli saja. Menurut beliau ada kebanggaan bila menghadiri pelatihan yang narasumbernya seorang professor dari universitas terkenal. Dan akhirnya beliau menyadari bahwa narasumber terbaik justru adalah guru guru di sekitar kita yang belajar dari banyak kegagalan sebelum akhirnya berhasil. Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Saya sangat bersyukur dan bahagia, dipertemukan dengan komunitas ini. Dipertemukan dengan gurur-guru penggerak yang sangat luar biasa dan menginspirasi. Guru-guru penggerak yang merubah cara pandang saya melihat murid, melihat proses belajar, dan yang bersedia membagi praktik baik pengajaran. Masa pandemic ini membawa berkah tersendiri bagi saya. Saya akan berusaha keras untuk mematahkan miskonsepsi yang selama ini saya lakukan. Saya bertekad untuk menjadi guru yang merdeka belajar. Dan saya yakin, KGB ini adalah wadah yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Saya akan turut memberikan kontribusi bagi komunitas ini karena disini kompetensi tidak bersifat individual. Kita akan sama-sama belajar, saling berbagi ilmu, sama sama menjadi guru yang memerdekakan murid-murid. Teruslah bergerak bagi pendidikan, Komunitas Guru Belajar Indonesia!! Anda masih penasaran tentang apa itu merdeka belajar? Yuk ikuti pelatihan Guru Merdeka Belajar

Definisi Merdeka Belajar

Berawal dari pertanyaan teman tentang kegiatan saya bersama beberapa teman di Komunitas Guru Belajar. Definisi Guru Merdeka Belajar beberapa kali menjadi topik pembicaraan kami. Karena mau mememenuhi rasa ingin tahu teman saya, saya pun memberanikan diri untuk menawarkan nonton bareng (nobar) video Guru Merdeka Belajar. Video berisi pembahasan definisi Merdeka Belajar yang disampaikan oleh ibu Najelaa Shihab. Senin, 27 Januari 2020 atas nama Komunitas Guru Belajar (KGB) Sijunjung saya dan teman teman mengadakan Nonton Bareng bertempat di SMP Negeri 28 Sijunjung. Kegiatan dilaksanakan setelah proses belajar mengajar yaitu jam 13.30 sampai dengan 16.30. Kegiatan ini dipandu oleh saya sendiri Desy Delarosa dan Alia Yovica sebagai moderator. Peserta yang hadir 15 orang, seluruhnya berasal dari SMP Negeri 28 Sijunjung, guru maupun pegawai TU. Tiga komponen yang menjadi penanda merdeka belajar dibahas dalam video Merdeka Belajar tersebut. Peserta nobar oun merefleksikan kembali bahwa tiga komponen Merdeka Belajar tersebut adalah Komitmen pada tujuan, Mandiri dengan cara dan refleksi untuk memantau proses belajar. Merdeka Belajar menjadi dambaan guru dan siswa, karena merdeka belajar siswa dapat mengemukakan hasil maksimalnya.  Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Selain nobar juga disampaikan tentang Komunitas Guru Belajar Sijunjung dan kegiatannya. Pada Komunitas Guru Belajar kita berjejaring dengan sesama guru lintas sekolah dan jurusan. Kegiatan dalam Komunitas Guru Belajar menularkan praktik baik pembelajaran, membangun kolaborasi antar anggota dan luar anggota, berbagi dan saling dorong untuk dapat meniti karier dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi guru. Komunitas Guru Belajar membuat guru bisa menjadi pembelajar dengan bergantian menjadi narasumber untuk teman. Dengan memperkenalkan Komunitas Guru Belajar sekaligus mengajak kawan kawan di SMP Negeri 28 Sijunjung untuk bergabung di Komunitas Guru Belajar Nusantara. Miskonsepsi Belajar Guru Dengan kegiatan Nonton Bareng video merdeka belajar ibu Najelaa Shihab, diharapkan guru memahami miskonsepsi belajar guru. Beberapa miskonsepsi guru belajar yang disebutkan adalah kegiatan belajar hanya untuk mengetahui how to nya saja, dimotivasi dengan adanya insentif, hanya bisa belajar dari pakar, belajar dengan target, perubahan terjadi seketika dan capaian hanya dinilai secara individual. Bu Imma, kepala SMP Negeri 28 Sijunjung mengatakan “Miskonsepsi yang dia alami adalah belajar harus dari ahli dan hari ini saya sadar bahwa belajar bisa dengan siapa saja, terutama sesama guru”. “Kita harus patahkan dengan belajar dengan siapa saja, dengan murid juga dengan teman guru,” sambung beliau. Bu Deri juga menyampaikan “Pencerahan dari video ini diharapkan dapat memberikan perubahan bagi saya nantinya”. “Perubahan yang sangat penting bagi saya adalah belajar tidak mengharapkan sertifikat atau uang”, kata bu Deri. Ada juga yang berpendapat berbeda dan sedikit menggelitik yang disampaikan oleh guru senior bernama pak Jasril. Pak Jasril berkata, “ Boleh merdeka asal jangan kebablasan.”Saya menanggapi bahwa definisi merdeka belajar yang dimaksud memiliki tiga komponen merdeka belajar. Saya pun mengulangi penjelasan tentang iga komponen tadi. Komitmen terhadap tujuan dengan mengetahui mengapa tujuan (kompetensi) itu harus dicapai. Mandiri menentukan cara mencapainya dan merefleksi sejauh mana cara tersebut telah mencapai tujuan. Peserta ingin Menjadi Guru yang Belajar Lagi Terakhir sebelum kegiatan berakhir, bu Imma menyampaikan bahwa sangat berterima kasih dengan adanya kegiatan Nobar guru merdeka belajar ini. Beliau  merasakan pentingnya untuk saling berbagi sesama guru untuk memecahkan masalah di kelas.  Peserta juga menyampaikan masih penasaran dengan merdeka belajar dan kaitannya dengan RPP satu lembar. Bagaimana merancang pembelajaran yang merdeka belajar. Kita menawarkan untuk bergabung di komunitas guru belajar Sijunjung dan mendaftar di KGBN melalui link .  Harapannya peserta dapat mengikuti kegiatan komunitas guru belajar secara luring maupun daring. Anda masih penasaran tentang apa itu merdeka belajar?

Konsep Merdeka Belajar di Sijunjung

Agar memahami konsep merdeka belajar. Komunitas Guru belajar Sijunjung mengadakan Temu Pendidik Daerah (TPD) ke–18. Acara ini dilaksanakan pada Jumat, 17 Januari 2020 pukul 13.30 – 17.00. Bertempat di kediaman Bu Sri hastuti Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. TPD ini memiliki kegiatan nonton bareng. Dimoderatori oleh Ibu Novi Edmawati, sebagai salah satu penggerak dari KGB Sijunjung. Peserta yang hadir lebih kurang 15 orang, berasal dari Guru Kelompok bermain ( KB),SD,SMP, dan SMK. Kegiatan Nobar dipandu oleh Ibu Sri hastuti yang sudah mengikuti (Temu Pendidik Nusantara) tahun 2018 dan tahun 2019. Beliau juga aktif di Komunitas Guru Belajar.  Beliau adalah sosok yang mengayomi dan mampu menjadi teladan bagi Guru–guru yang ada di Sijunjung. Keresahan Guru pada Pendidikan Kegiatan Temu pendidik diawali dengan saling mengenalkan diri. Ada beberapa teman yang baru bergabung di Komunitas Guru Belajar Sijunjung ini. Kegiatan ini berlangsung 15 menit. Kemudian kegiatan dilanjutkan oleh  Bu Sri hastuti tentang Komunitas Guru belajar. Beliau menjelaskan Latar belakang komunitas ini. Komunitas terbentuk karena timbulnya keresahan dari para guru tentang Pendidikan Di Indonesia. Bu Tuti menayangkan tentang video guru Merdeka belajar. Guru–guru yang hadir antusias dalam menonton dandiajak memperhatikan penjelasan Konsep Merdeka belajar dan  miskonsepsi belajar. Setelah selesai menonton, peserta melakukan refleksi “Apakah yang sudah diketahui tentang konsep guru merdeka belajar?” Saya sebagai guru merasa Bahagia bisa berada di Komunitas ini. Berada di antara Guru–guru hebat. Bukan hanya hebat di Sijunjung saja tapi sudah sampai ke Jakarta. Orang–orang pilihan yang dianugerahkan Allah kepada saya untuk bisa bergaul dengan mereka. Komunitas ini membuka cakrawala saya tentang belajar itu seperti apa. Bagaimana Guru yang Merdeka Belajar? adalah guru yang komitmen pada tujuan, guru yang bisa mandiri dalam mengatasi masalah yang dihadapinya dan guru yang selalu refleksi, berkaca diri atas apa yang telah ia lakukan. Merupakan guru yang memerdekakan murid. Guru dan murid merasa merdeka dalam proses pembelajaran. Guru merdeka adalah orang yang selalu mengembangkan dirinya untuk menjadi lebih baik. Baca juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Bu Tuti  juga menjelaskan tentang miskonsepsi selama ini yang terjadi di kalangan pendidik dan dunia pendidikan barangkali. ada pernyataan yang salah kaprah atau miskonsepsi belajar seperti satu, Guru belajar karena insentif eksternal. Dua, Guru belajar harus dari ahli, tiga, Belajar cukup terbatas “How to”. empat, belajar diburu target yang dipaksakan,lima, Kompetensi bersifat individual. Miskonsepsi yang ada pada diri saya yaitu Belajar cukup terbatas “How to”. Selama ini mungkin saya mengajar hanya tahu cara tanpa saya tahu tujuan yang sebenarnya. Saya datang ke sekolah mengajar setiap materi yang dituntut kurikulum tanpa memahami tujuan akhir yang akan dicapai  peserta didik. Maka saya bertekad untuk mematahkan miskonsepsi belajar ini. Saya akan berusaha memahami tujuan dari apa yang akan saya lakukan. Saya akan terus bergabung di komunitas ini dan akan selalu menjadi guru yang merdeka belajar. Guru yang komitmen yang pada tujuan, mandiri dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi, dan selalu refleksi atas apa yang sudah dilakukan. Saya akan terus bergabung di komunitas Guru belajar ini karena saya mendapatkan pencerahan dan memberikan energi positif yang harus selalu dipupuk agar berkembang menjadi lebih baik.

Membaca Tanpa Terpaksa

Pastinya tiap guru/orangtua memiliki strategi Yang berbeda. Kalau saya melakukan tiga langkah yakni pre-reading, whilst reading Dan post reading. Rincian kegiatannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Namun, ini saya lakukan dalam pertemuan di kelas untuk membahas satu teks tertentu ya Selama saya mengajar baik di SD, Les atau pun di SMK tempat saya mengajar sekarang. Strategi tersebut selalu berhasil Dan bikin kelas pecah Pertanyaan dari Guru Tuti  Saya masih belum terbayang seperti apa kira-kira pembelajarannya. Karena bisa jadi ini dapat diterapkan but anak-anak saya mohon penjelasannya Bu Jawaban  Kurang lebihnya Karena saya mengampu mapel Bahasa Inggris, maka di awal saya memperkenalkan dulu kosakata yang akan digunakan dalam pembelajaran. Caranya dengan memperagakan, pronunciation drill dan melengkapi kalimat. Sesudah itu, saya membagikan potongan kertas berisi satu paragraf Dalam teks yang akan dibaca. Sesudah itu, siswa mencari bagian paragraf lain, Dan menyusun menjadi teks yang runtut. Di sinilah secara tidak sadar siswa membaca. Di bagian akhir, Ada kegiatan wawancara terkait isi teks dan evaluasi. Bedanya evaluasi disini yakni dengan memberikan kertas berisi jawaban kepada semua anak, baru melontarkan pertanyaan. Apakah bisa dipahami Ibu?. Pertanyaan dari Guru Siyohelpiyanti Membaca dalam mata pelajaran bahasa (Bahasa Inggris)  atau umum? Jawaban Saya mengajar Bahasa Inggris, namun bisa juga diterapkan Dalam mapel lain yang membutuhkan pemahaman bacaan. Misalnya, Sejarah, PKN, dll Pertanyaan dari Guru Novie Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran jika bidang studi yang saya ampu adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Apakah dalam kegiatan pengenalan kosakata,kita perkenalkan kata-kata tersebut termasuk kelompok kata apa, atau bagaimana Bu? Mohon penjelasannya Jawaban  Untuk Bahasa Indonesia bisa saja dengan kelompok kata seperti yang Ibu bilang, atau penggunaan istilah-istilah asing yang ada pada bacaan. Bisa juga di skip ke kegiatan intinya jika dirasa siswa sudah paham semua kosakata. Pertanyaan dari Guru Popi Ramlan  Saya pernah mencobakan dengan memberi siswa potongan  paragraf yang berbeda di tandai dengan warna dengan, pertama siswa duduk berkelompok dengan paragraf dengan no yang sama, dan di diskusikan, kemudian siswa duduk dikelompok berbeda berdasarkan nomor pada paragraf, apa sma dengan yang saya lakukan Bu? Jawaban Sepertinya agak berbeda, Bu. Kegiatan yang saya lakukan tanpa diskusi. Saat siswa mencari bagian paragraf yang lain mereka kadang blank. Alih-alih mencari paragraf lain malah berkelompok dengan paragraph yang sama. Siswa juga harus mencari tahu sendiri jumlah paragrafnya yang membutuhkan kemampuan analisis Apakah wawancaranya kita guru yang menyediakan pertanyaannya bu? Jawaban Untuk wawancara pertanyaan boleh disiapkan oleh guru utk anak usia muda. Tapi utk SMK, mereka bisa membuat sendiri agar merangsang kemampuan bertanya juga Pertanyaan dari Guru Priska  Strategi yang ibu sampaikan tadi sangat menarik, namun apakah strategi ini bisa juga di gunakan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu dalam membaca dalil-dalil Al-Qur’an maupun dalil-dalil hadits? Mohon penjelasannya Bu Jawaban  Menurut saya bisa banget Bu. Pre-readingnya bisa dengan memperkenalkan kosakata dalam dalil yang akan dibahas. Whilst readingnya Sama dengan kegiatan saya. Jika dalil pendek bisa dipecah berdasarkan kata, jika panjang dipecah berdasarkan ayat per ayat. Untuk wawancara nya bisa menyesuaikan dengan dalil yang dibahas. Evaluasi bisa menggunakan strategi yang serupa. Pasti seru Oh ya, supaya gambaran ya lebih jelas, Misal membahas satu teks berisi 5 paragraf. Nantinya beberapa siswa akan mendapat paragraf yang Sama. Jadi pembagiannya diusahakan dengan jumlah siswa di kelas agar semua mendapat kelompok Membaca, seringkali menjadi  tantangan tersendiri. Apalagi di kelas Bahasa asing. Namun, dengan melibatkan siswa, memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dan berkomunikasi, maka belajar membaca akan menjadi menyenangkan dan penuh gelak tawa.