Guru Belajar Membahas Persoalan Guru

Komunitas Guru Belajar (KGB) bagi sebagian guru mungkin belum terlalu akrab di telinga. Namun ada juga yang sudah sangat akrab dan mungkin sudah mengikuti kegiatan-kegiatannya setiap hari. KGB adalah sebuah wadah bagi guru untuk membahas segala keresahan permasalahan yang dihadapi dalam menghadapi murid. Di dalam KGB antara guru yang satu dengan yang lain dapat berkolaborasi dan saling bersinergi untuk bertukar pengalaman dalam memperbaiki kualitas mengajarnya. Adanya pandemi Covid 19 telah sedikit banyak menghalangi komunitas ini untuk saling bertemu, namun begitu kecanggihan teknologi sudah bisa mengatasinya. Dengan protokol kesehatan kegiatan Nobar (Nonton Bareng) tetap dapat dilaksanakan di Semarang. Peserta Nobar adalah peserta workshop persiapan pembelajaran daring di masa pandemi covid 19 dengan jumlah peserta 40 orang dan di antaranya adalah peserta pelatihan Sekolah Lawan Corona Angkatan 1 Jawa Tengah. Bertempat di aula Korwilcam Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang pada hari Selasa, 14 Juli 2020. Apa yang dimaksud Guru Merdeka Belajar? Sebelum menonton video Nobar, kami membahas pendapat kami tentang Guru Merdeka Belajar. “Guru yang bebas dalam merancang segala aktivitas untuk murid dan bebas dalam menentukan kriteria untuk keberhasilan murid.” Tutur Ibu Ayu, SDN Bergaslor 01. Sedangkan menurut Bapak Irkham, SDN Karangjati 03 “Guru merdeka belajar adalah guru yang tidak dituntut dengan segala administrasi kelas yang banyak sekali.” Kemudian kami menonton video penjelasan dari ibu Najelaa Shihab, Kampus Guru Cikal. Ibu Elaa memaparkan tentang pendidikan dan murid, ciri guru serta tiga dimensi Merdeka Belajar. Baca Juga Merdeka Belajar Bukan Jargon Aktivitas kami dilanjutkan untuk membahas pertanyaan “Bapak/ ibu guru setelah melihat tayangan, kita sebagai guru termasuk dalam tipe guru yang mana?” Bapak Zein, Ketua KKG PAI Kec. Bergas memaparkan pendapatnya “Saya mungkin termasuk yang baru punya komitmen, refleksi jarang sekali saya laksanakan, rata-rata kita sudah terlalu tergesa-gesa dengan waktu dan tidak memberi kesempatan kepada murid untuk sekedar berkeluh kesah tentang sesuatu yang sedang dihadapinya. Setelah ini saya akan banyak melakukan kegiatan refleksi untuk menggali lebih tentang profil murid saya sehingga pembelajaran saya bisa maksimal.” Sedangkan Bapak Achmad Eko, Ketua KKG Kelas 6 Kec. Bergas menceritakan pendapatnya “Selama ini guru kurang berkreatifitas dalam mengembangkan pengajarannya, guru hanya mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, namun mengingat kondisi seperti pandemi seperti ini akan agak susah untuk sesuai dengan target kurikulum. Sekaranglah mungkin saatnya guru harus benar-benar merasakan yang namanya merdeka belajar demi menciptakan kreatifitas dalam mengajar. Satu lagi saya baru tahu kalau istilah merdeka belajar berawal dari video yang saya lihat tadi.” Setelah Nobar dan refleksi, para guru menyadari bahwa tiga hal dalam merdeka belajar komitmen, mandiri dan refleksi adalah sebuah tiga kata yang memiliki makna yang dalam dan akan dilaksanakan sebagai wujud dari guru merdeka belajar. Anda masih penasaran tentang apa itu merdeka belajar? Yuk ikuti pelatihan Guru Merdeka Belajar

Merdeka Belajar, Bolehkah Mengajar, Jika Tidak Mau Belajar?

Siang itu, Selasa (28/5) matahari Semarang begitu terik namun tidak menjadi penghalang bagi peserta yang terdiri dari para guru yang mengajar di SMPN 10 Semarang dan para anggota KGB Semarang untuk menghadiri acara “Nonton Bareng Guru Merdeka Belajar”. Istimewanya lagi, ada peserta yang datang jauh-jauh dari Jepara dan Demak khusus untuk mengikuti acara ini.  Acara ini dibuka langsung oleh Kepala SMPN 10 Semarang Bapak Erwan Rachmat. Dalam pembukaannya Pak Erwan Rachmat, menyampaikan pesan bahwa sebagai seorang pendidik sudah seharusnya kita belajar, kalau tidak mau belajar jangan coba-coba menjadi pendidik yang mengajar. Pak Erwan yang sering mengisi kegiatan pelatihan pada guru-guru pun menjelaskan bahwa saat ini anak-anak lebih cerdas dibandingkan gurunya. Oleh karena itu, guru harus terus meningkatkan kapasitas pengetahuannya.  Nonton Bareng Guru Merdeka Belajar Acara nonton bareng kai ini dipandu oleh bu Anik Puspowati. Para peserta dengan antusias menyimak video yang dipaparkan oleh Bu Najelaa Shihab tentang merdeka belajar. Tujuan dari Guru Merdeka Belajar adalah sebuah tantangan untuk melawan miskonsepsi yang sering disematkan kepada guru bahwa guru hanya mau belajar jika mendapat insentif baik dalam bentuk uang ataupun sertifikat.  Selain itu, terdapat miskonsepsi bahwa guru hanya bisa belajar dari para ahli atau pakar. Selesai menonton, bu Anik memberikan pertanyaan reflektif seputar merdeka belajar. Seperti pemahaman tentang merdeka belajar, penerapan merdeka belajar termasuk saat mengajar, dan bagaimana cara agar merdeka belajar ini terus diterapkan. Baca juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Peserta saling berdiskusi. Hasil diskusi tersebut mematahkan miskonsepsi-miskonsepsi belajar guru yang selama ini diyakini. Seperti yang disampaikan bu Ida Guru BK bahwa beliau dapat belajar hal baru yang sebelumnya ia tidak bisa dari anak-anak. Apalagi anak-anak mempunyai pergaulan yang luas sehingga ia bisa tau beragam komunitas dari anak-anak. Dalam menerapkan merdeka belajar perlu adanya komitmen, kemandirian, dan refleksi. Tentunya hal ini harus diupayakan semua pihak dengan menyebarkan virus merdeka belajar. Merdeka belajar tentunya memiliki tantangan namun bukan berarti tidak bisa bukan? Anda masih penasaran tentang apa itu merdeka belajar? Yuk pelajari Surat Kabar Guru Belajar Edisi 6Berisi praktik para Guru yang mengajar dengan menerapkan merdeka belajarUnduh GratisKlik:

Literasi di Kelas Matematika?

Bagaimana sih penerapan literasi di kelas Matematika? Yuk simak liputan Temu Pendidik Daring KGB Semarang berikut ini. Ika RizqiyaSaya perkenalkan Narasumber kita kali ini ya. Beliau Pak Teguh, Alumni Unnes. Sekarang beliau merupakan seorang Guru di SDIT Bina Insani. Pengalaman beliau luar biasa sudah mengajar 8 tahun. Domisili di Tembalang dan alhamdulillah sudah dikarunia 3 anak. Ika RizqiyaSilakan Pak Teguh bisa membagikan ilmunya tentang tema diskusi kita malam ini Teguh PrasetyoBapak Ibu semua luar biasa, baru saya temui komunitas yang spirit belajarnya sekuat ini. Tanpa surat tugas, tanpa uang perjalanan dinas, dan tanpa paksaan dari pimpinan sekolah. Merdeka Belajar. Kata literasi sangat familiar sekali baik di media online maupun di pertemuan diskusi guru di beberapa tempat.  Literasi seringkali dikaitkan dengan tuntutan zaman di abad 21. Yang mana kita diberi tanggung jawab untuk mengondisikan peserta didik kita memiliki 4C. Teguh PrasetyoLalu dimanakah posisi matematika? “Mathematics is the queen as well as the servant of all sciences” Matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan. Matematika itu punya landasan, pondasi untuk dirinya sendiri, dan di sisi lain matematika juga membantu disiplin ilmu lainnya untuk semakin berkembang. Baik dalam riset dan penelitian kuantitatif disiplin ilmu lainnya, maupun terkait data dan statistiknya.Matematika memiliki simbol-simbol angka, matematika itu kumpulan konsep. Yang sering kali simbol dan konsep matematika muncul dalam tulisan/ berita di surat kabar. Ika RizqiyaMenarik Pak materinya, waktu zaman kecil dulu sampai sekarang paling malas belajar matematika, berharap semoga kemalasan saya ini tidak tertular pada anak-anak dengan penyampaian matematika yang menarik dan tidak membosankan, anak-anak bakal tertarik seperti kata pak Teguh “Mathematics is the queen as well as the servant of all sciences” Pentingnya Literasi Numerasi Teguh PrasetyoDi surat kabar kita sering mendapati tabel, grafik, prosentase yang mengandung makna.  Dan disinilah literasi numerasi di kelas matematika dibutuhkan. Apa jadinya jika murid kita katakanlah kelas 6, belum kenal cara membaca tabel, belum tahu arti perubahan diagram batang. Mereka tidak bisa bertahan dalam dinamika informasi zaman dan teknologi. Bahkan kita sebagai guru perlu belajar lebih cepat tentang apa itu 6 literasi dasar. Untuk menunjang kecakapan di abad 21. Dikabarkan Indonesia akan mengalami “bonus demografi”. Banyaknya usia produktif, dan mereka adalah murid kita yang saat ini masih duduk manis  (jika gurunya cool). Duduk bolak balik kesamaan kemari jika gurunya kreatif dan inovatif. Masa depan mereka ada di tangan bapak ibu sekalian. Pembelajaran matematika pun menjadi menarik untuk diperbincangkan. Pemerintah telah menyelaraskan desain pembelajaran matematika terhadap kebutuhan ke arah skill abad 21 melalui kurikulum 2013 (tematik). Ika RizqiyaMateri pembukanya sangat menarik agar teman KGB semakin semangat dan penasaran. Materi pembuka diskusi mungkin sampai sini dulu. kayaknya teman-teman KGB sudah tak sabar bertanya. Teguh PrasetyoAda beberapa hal yang perlu kita tekankan dalam mengajarkan matematika. Matematika berhubungan dengan konsep materi, konteks masalah, dan konten. Murid akan mudah menyelesaikan soal manakala paham akan konsep, paham bahasa yang ada dalam soal (tahu maksudnya) dan tertantang/ tertarik menyelesaikannya. Dalam memberikan soal kita perlu bertahap. Mulai dari konsep yang mudah dahulu, sedang, dan perlu berfikir beberapa tahap. Contoh Penerapan Literasi di Matematika Ika RizqiyaMungkin bisa dikasih contoh yang pernah Pak Teguh terapkan. Teguh PrasetyoPerlunya literasi adalah murid punya pemahaman tentang konten kosakata yang ada dalam soal tersebut. Mati artinya berkurang, membeli lagi artinya bertambah. Contoh literasi di matematika yang saya terapkan tentang perkalian, langkahnya: Beri tahu judul materi Kebermanfaatannya dalam kehidupan sehari hari Berikan contoh implementasi materi Masuk ke materi Misal begini ya, anak-anak  (kelas 2 SD) hari ini pak teguh akan mengajak kalian bermain. Tapi tidak sembarang bermain kita di sana akan belajar. Anak: di sana mana?Saya: ada deh, tempatnya asik, sejuk.Kita hari ini akan belajar perkalian, mudah sekali. Cukup menambah berulang.Anak: tapi aku belum hafal perkalian pak.Saya: oh tidak papa, yang penting ikut bermain dan ikuti instruksi pak guru Kita ajak mereka ke suatu objek yang dapat mengantarkan materi pada konteks benda konkret yang bisa dikalikan.  Untuk pembelajaran matematika kita bisa mendekatkan murid pada objek konkret. Atau benda yang konkret yang kita dekatkan pada murid. Apalagi kalo objeknya makanan, saya pernah menerapkan dengan kacang atom. Setelah pembelajaran saya nyatakan selesai, mereka boleh makan sepuasnya, asal tidak berebut. Arti Literasi WiwinJika kita mengajarkan anak-anak  matematika yang bentuknya soal cerita apakah itu sudah termasuk literasi? Contoh:  Tentang hitung campur. Maya mempunyai 5 ekor ikan kemudian mati 3 lalu ia membeli lagi 15 ekor ikan. Berapa seluruhnya? ( Ini soal blum HOTs ya). Seperti yang tadi pak teguh paparkan ada anak yang belum bisa menghafal perkalian. Jika guru meminta anak menuliskan kembali semacam refleksi apakah itu jg termasuk literasinya pak? Teguh PrasetyoYa literasi itu artinya bagaimana kita menjadikan yang kita pahami sebagai bekal untuk memecahkan problem. Literat. Literasi (melek) memahami konteks pembicaraan, memahami esensi informasi, untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Kekeliruan pengajaran matematika adalah kita menghafal rumus tanpa paham konsep. Misal Masalah kita orang dewasa, kita mau ke luar kota besok siang tapi naik kereta ke Surabaya. Apa yang kita lakukan? Orang yang tidak literat dia akan datang ke stasiun, kemudian bertanya pada bagian tiket. Saya mau ke Surabaya, besok siang, apakah ada kereta kesana? Tapi jawaban petugas adalah tidak ada, atau ada tapi sudah habis. Ada tapi uang anda tidak cukup. UN menjadi horor manakala kemampuan literasi (melek kalimat cerita, melek konsep, melek operasi hitung matematika kurang dimatangkan) Oleh karena itu perlu dipahamkan secara berangsur-angsur tentang konten matematika (paham konsep, tahu objek yang diperhitungkan, masalah dan keputusan yang perlu diambil bila soalnya penalaran). Kolaborasi sifatnya pengulangan materi. Berlatih untuk Meningkatkan Kompetensi AhyuniKetika anak konsep sudah memahami, tetapi waktu untuk mengerjakan soal mereka itu butuh waktu yang lama dalam menyelesaikan hitungannya. Apa yang harus kita lakukan pak? Teguh PrasetyoYang kita lakukan adalah melatih kecepatan dengan banyak latihan, misal: anak-anak, pak teguh kasih kertas kecil (F4 dibagi 4). Lihat ada 10 soal perkalian. Dalam waktu 5 menit siapa yang berhasil mengumpulkan dengan hasil yang tepat. 28 murid kita bagi dalam waktu yang sama. Kita jelaskan ini latihan kecepatan, yang sudah segera taruh di meja pak guru. Hitung. Setelah hitungan 3 baru boleh dikerjakan, satu, dua, Siap, Tii, belum. Tiiii ga. Ika RizqiyaTernyata ada prasyaratnya … Read more

Merdeka Belajar, Mengapa Guru Harus Belajar?

Mengapa guru harus belajar? Kalimat tersebut membuka sesi Nobar di SDIT Bina Insani kali ini. Membersamai murid dalam kegiatan demi kegiatan pasti menemukan dinamika pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal-hal baru tentang murid bisa jadi guru temui tanpa disadari. Guru merasakan perubahan tingkah laku murid, guru mendapati nilai ulangan semakin membaik, guru mengerti betul kronologi murid yang semakin dewasa. Itu semua merupakan perubahan-perubahan yang perlu disikapi dengan baik dan tepat. Jika perubahan murid yang positif saja perlu penyikapan yang tepat agar bertahan dan bertambah baik, apalagi perubahan peserta didik kita yang justru makin buruk. Tentu saja kedua fenomena tersebut perlu kompetensi guru yang semakin meningkat. Belajar Bersama Komunitas Guru Belajar Tanggung jawab kita untuk memberi pelayanan yang tepat tentunya membutuhkan kemampuan yang sesuai dengan perubahan yang terjadi. Apalagi jika kita punya keinginan menjadi guru yang semakin profesional. Kita perlu merespon semua perubahan dengan lebih tepat. Itulah alasan mengapa kita masih perlu belajar bersama Komunitas Guru Belajar. Komunitas Guru Belajar Semarang mempersembahkan Nonton Bareng Guru Merdeka Belajar dan Manajemen Kelas. Kami bukanlah kekuatan satu-satunya, kami KGB Semarang hanyalah satu dari sekian komunitas yang peduli akan pergerakan pendidikan pun dimulai dari langkah yang terkecil yang banyak digandrungi dan tak bisa ditolak orang. Ya, nonton bareng. Nonton Bareng GMB ini diselenggarakan di Aula SDIT Bina Insani pada hari Sabtu, 7 September 2019. Nonton bareng ini dihadiri oleh kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari para guru TK, SD dan manajemen Bina Insani.  Acara nonton bareng guru merdeka belajar ini berlangsung kurang lebih selama 2,5 jam. Nobar ini dikoordinatori Pak Teguh, salah seorang guru SDIT Bina Insani, dipandu dan diliput oleh Elvrida Rosalia Indraswari, salah satu penggerak dan host KGB Semarang. Dari 2,5 jam yang ada, acara ini diawali dengan pembukaan dan ice breaking. Pemandu lantas memberikan cuplikan kata singkat tentang merdeka belajar, apa yang diketahui peserta tentang merdeka belajar dan mengapa penting. Mengapa kita harus menjadi guru yang merdeka belajar. Berbekal Surat Kabar Guru Belajar edisi 6 dan 7 tentang merdeka belajar dan refleksi belajar, sejak dari awal acara ini sudah sangat menyita perhatian para peserta. Kemudian tentunya sesuai judul maka selanjutnya adalah sesi nonton bareng. Video berdurasi 15 menit yang cukup menggugah hati ini disaksikan secara hitmat oleh 15 pasang mata yang ada. Salah satu komponen yang dibahas adalah komponen dari merdeka belajar itu sendiri. Ibu Najeela Shihab mengemas kata-kata yang cukup menggelitik para peserta dan hatinya. Sesi terakhir yang tentunya berlangsung cukup lama dan interaktif adalah pada sesi diskusi dan refleksi. Para peserta diajak untuk merefleksikan apa yang sudah dipahaminya dari menonton video tadi.  Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang kami bahas pada sesi refleksi: 1. Di antara semua miskonsepsi tadi, mana yang paling menggambarkan diri Anda? 2. Ciri Guru Merdeka Belajar adalah Komitmen pada tujuan, Mandiri terhadap cara belajar dan Melakukan refleksi. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut ? Apa alasannya?3. Apakah Anda ingin menjadi Guru Merdeka Belajar ? Apa alasannya?4. Sebagai Guru Merdeka Belajar, apa perubahan yang ingin Anda lakukan di kelas?5. Sebagai Guru Merdeka Belajar, apa pengembangan diri yang ingin Anda lakukan bersama Komunitas Guru Belajar? Selama kurang lebih 2 jam yang tersisa kami berusaha membuat sesi refleksi ini bermakna, tak hanya memainkan pemikiran kami tapi juga membuat hati kami lebih bergelora, memaknai setiap pertanyaannya sebagai suatu pembelajaran yang dikemas melalui konsep nonton bareng. Diantara miskonsepsi yang disebutkan dalam video nobar, sebagian besar adalah sama pada dikejar target dinas. Lalu apakah peserta setuju bahwa ciri dari guru merdeka belajar adalah 3 tersebut? Ya, mereka sangat setuju. Karena berawal dari tujuan yang jelas dan komit akan tujuan tersebut, seorang guru akan mandiri untuk belajar dan kemudian merefleksinya untuk suatu progres yang semakin baik. Ketika ditanya apakah ingin menjadi seorang Guru Merdeka Belajar? Maka tampak dari bibir dan sorot mata para peserta berkata “Ya”. Penuh semangat yang bergelora, tergambar dari sorot mata dan refleksi ini. Para peserta semakin belajar bahwa guru harus belajar, memanajemen kelas sebaik mungkin, menjadi guru yang merdeka belajar. Peserta berucap syukur sebab memahami merdeka belajar. Kami mengakhiri nonton bareng ini dengan memekikkan semangat kemerdekaan, sebagai titik balik bahwa kami sudah berada di depan gerbang merdeka belajar dan siap untuk berpetualang. Foto bersama pun semakin mempermanis sesi nobar kami kali ini. Anda masih penasaran tentang merdeka belajar? Yuk pelajari Surat Kabar Guru Belajar Edisi 6Unduh GratisKlik:

Kobarkan Semangat Merdeka Belajar

Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional, KGB Semarang mempersembahkan sebuah event berbasis pelatihan bertemakan “Guru Merdeka Belajar”. Pelatihan ini tercipta dari sebuah amanah yang diberikan Kampus Guru Cikal kepada Komunitas Guru Belajar Semarang. bertempat di Qita Yoga Studio Jalan Kyai Saleh 13 Semarang, acara ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Guru Merdeka Belajar, sebuah tagline yang tidak asing kita dengar namun, sudahkah semua guru memaknai arti di dalamnya? Pelatihan Guru Merdeka Belajar bertujuan supaya seorang guru mengalami pengalaman merdeka belajar, memahami hakikat belajar dan memahami miskonsepsi guru belajar. Merdeka belajar adalah sebuah pondasi untuk pengembangan diri seorang guru serta sebagai wadah untuk melakukan praktik pembelajaran yang bermakna untuk murid. Diikuti oleh kurang lebih 20 peserta, pelatihan berjalan begitu aktif dan kondusif. Acara yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini pertama-tama dipandu oleh Guru Rosa dari KGB Semarang. Tak pernah lupa untuk mencairkan suasana pelatihan GMB ini, maka diawalilah dengan ice breaking dan beberapa games. Memasuki acara selanjutnya, yaitu orientasi yang dibawakan oleh Guru Erna. Orientasi ini meliputi pembahasan kesepakatan kelas, pengisian SIP oleh peserta pelatihan dan memastikan bahwa peserta telah mengisi assessment Pra Pelatihan GMB. Sebuah kata membuka sesi pertama acara inti ini, “Sebenarnya setiap saat seorang guru mempunyai pengalaman yang sangat berharga. namun sayang, tak ada yang mau mendengarkan pengalaman itu, termasuk guru itu sendiri.” Guru Anik sebagai narasumber lantas memaparkan beberapa masalah dan miskonsepsi yang ada di pada dunia pendidikan. Kemudian Guru Anik juga memvisualisasikannya dengan mengajak peserta pelatihan untuk role playing terhadap suatu pembelajaran di kelas menggunakan metode direct instruction dan diferensiasi. Awalnya peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setelah role playing usai, peserta diminta untuk mendiskusikan perbedaan yang ada pada dua metode. Dari hal tersebut, Guru Anik menarik benang merah tentang apa itu merdeka belajar dan bagaimana praktiknya dalam kelas. Para peserta juga melakukan refleksi individu, kemudian refleksi berkelompok terkait jenis pengajaran yang bagaiman yang harus dihentikan, mana yang dilanjutkan dan mana yang diperbaiki. Pada sesi kedua, Guru Anik memutarkan sebuah video pendek dari seorang sosok guru yang menginspirasi bernama Ameliasari dari Salatiga. Peserta dibuat terkagum-kagum akan perubahan dari Guru Amel yang awalnya hanya mementingkan hasil semata menjadi guru yang memperhatikan proses juga menginspirasi. Pelatih juga mengajak peserta untuk memahami pengembangan diri guru, kompetensi yang ada pada guru serta karier guru melalui 4 kunci pengembangan guru. Pelatihan semakin terasa kebermanfaatannya setelah memasuki sesi tanya jawab. Bahkan kisah haru pun tercurahkan dari seorang peserta pelatihan yang menceritakan tantangannya mempraktikkan dan mengajak rekan sesama pendidik mengobarkan semangat merdeka belajar dalam kelas. Tak mudah memang, apalagi sampai dibilang “Anak kemarin sore kok begitu”. Sesi pelatihan ini ditutup dengan refleksi dan pemberian challenge untuk peserta pelatihan. Binar mata seorang guru yang merdeka belajar pun mulai terpancar dari para peserta pelatihan GMB ini. Tetap kobarkan semangat merdeka belajar kepada sesama pendidik dan menjadi teladan sepanjang hayat bagi para murid. Mengajar dengan sepenuh hati, bukan lagi tergoda oleh sertifikasi maupun nilai-nilai kompetensi. Saya Guru Merdeka Belajar. Semarang, 2 Mei 2019Komunitas Guru Belajar Semarang.

Kerja Barengan untuk Pengembangan Murid Penyandang Disabilitas

“Saya sangat senang sekali dengan program ini. Bahwa benar seorang guru harus belajar dan belajar terus, karena saya ingin sekali mengoptimalkan kembali potensi yang dimiliki oleh anak, biar anak-anak itu bisa.” ungkap Septi Mardianti seorang guru dari SLBN Kota Tegal yang mengikuti kegiatan Sosialisasi Program Pengembangan Murid Disabilitas oleh Kampus Guru Cikal, Jumat 3 April 2019 di Gedung B Aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah yang dihadiri 120 Kepala Sekolah SMA, SMK, MA Inklusi serta SLB di Jawa Tengah Kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan awal dari serangkaian kegiatan dalam program Pengembangan Murid Disabilitas yang dilakukan oleh Kampus Guru Cikal. Pendanaan dari program ini didapatkan dari donasi yang digalang melalui lari ultra marathon yang diadakan NusantaRun pada 7-9 Desember 2018 lalu. Upaya penggalangan dana oleh para pelari tersebut berhasil mengumpulkan dana sejumlah 2,65 miliar. Hasil donasi tersebut yang digunakan untuk membiayai Program Pengembangan Murid Penyandang Disabilitas di Jawa Tengah dan DIY. Ada 3 subjek yang menjadi sasaran dalam program ini, yaitu murid penyandang disabilitas, guru BK dan orangtua. Murid penyandang disabilitas selain mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, juga mendapat pelatihan keterampilan belajar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Guru BK mendapatkan pelatihan pendidikan inklusi dan pelatihan bimbingan karier. Harapannya dari pelatihan tersebut guru BK memiliki keterampilan dalam mendampingi murid penyandang disabilitas untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Orangtua juga menjadi sasaran program karena dukungan orangtua penting bagi keberhasilan pendidikan murid penyandang disabilitas. Dalam sosialisasi program pengembangan murid disabilitas, Bukik Setiawan selaku ketua Kampus Guru Cikal menyatakan bahwa ekosistem pendidikan kita membutuhkan murid penyandang disabilitas yang melanjutkan pendidikan tinggi sebagai kisah sukses agar semakin banyak dukungan bagi pendidikan inklusi. “Layaknya seorang petani yang menanam bibit tanaman dengan metode yang ia gunakan, maka jika berhasil akan bisa ditiru oleh petani lainnya. Program ini akan berjalan jika ada keterlibatan banyak pihak, baik dinas, sekolah, guru, dan juga masyarakat” ujar Bukik dalam acara tersebut. Sejalan dengan Bukik Setiawan, wakil gubernur Jawa Tengah Taj Yasin yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa perlu jangkauan yang lebih luas untuk pendidikan inklusi, jika pemerintah provinsi saja jangkauannya kecil. Program yang digagas NusantaRun merupakan dukungan nyata dari masyarakat dalam mendukung cita-cita pendidikan untuk semua.