Nobar Guru Belajar Lamongan

Nonton bareng atau umumnya dikenal dengan istilah nobar, apakah nonton bareng itu? Nobar sejenis kegiatan menyaksikan suatu pertunjukan yang bisa jadi menarik ataupun tidak menarik, bergantung dari bagaimana kita menikmatinya. Nobar ala kami di Komunitas Guru Belajar Lamongan adalah menyaksikan video tentang Merdeka Belajar oleh Ibu Najelaa Shihab. Nobar yang kami selenggarakan tidak seperti biasanya, karena di tengah pandemi Covid-19 maka kegiatan tersebut kami laksanakan secara virtual.  Meskipun demikian saya tetap siap mengadakan nobar dan siap menjadi penggerak komunitas guru belajar. Nobar yang kami selenggarakan di MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan baru yang pertama kalinya, tapi kami cukup senang karena antusias teman-teman guru sangat luar bisa. Sehingga pesertanya mecapai kurang lebih limapuluh orang.  Saya, Azmil Futihatur Rizqiyyah, dari MI Ma’arif NU Sunan Drajat Lamongan. Pada hari Kamis, tepatnya tanggal 29 Juli 2021, jam 10.00, saya mengadakan nobar guru merdeka belajar bersama teman-teman penggerak KGB Lamongan. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi KGB dan dilanjutkan nobar. Kami mengadakan nobar, bertujuan untuk mensosialisasikan Komunitas Guru Belajar, agar kita sebagai pendidik maupun praktisi pendidikan mempunyai semangat yang lebih untuk terus belajar. Belajar bagaimana memahami pendidikan yang terus menerus berubah seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi. Sebagai guru pada khususnya, kegiatan guru belajar di Lamongan masih jarang sekali peminatnya, kalaupun ada tentu kami berasal dari berbagai daerah yang menyebar di kabupaten Lamongan. Acara dipandu oleh saudari Sri Ida Mulyani yang menghantarkan acara menjadi lebih semarak. Acara diawali dengan sosialisasi dan sharing pengenalan KGB oleh Bu Anis Choirun Niswah selaku ketua KGB Lamongan. “Terimaksih atas partisipasi dari guru-guru di MI Sunan Drajat yang antusias dalam mengikuti kegiatan ini, semoga bisa bergerak dan menjadikan kualitas pembelajaran lebih baik”, ungkap beliau.  Bu Ida sapaan dari penggerak yang satu ini mengatakan bahwa nobar adalah suatu kegiatan nonton bareng sebagai syarat menjadi penggerak guru belajar. Tidak sulit sebenarnya menjadi penggerak, yang penting mau belajar dan bersama-sama belajar.  Baca Juga: Jurus Jitu Lulus Asesmen Nasional Acara kedua yaitu sosialisasi praktik baik oleh Pak Alif Zulfikar dari KGB Lamongan. Beliau menceritakan bagaimana nyamannya belajar di grup guru belajar. Bagaimana mengikuti diklat gratis yang hampir setiap hari dan bagaimana mengikuti diklat online jarak jauh. Meskipun jarak jauh, ilmu yang didapatkan tetap dengan kualitas terbaik, hal ini dikarenakan para tentor yang ilmunya tak pelit untuk dibagi-bagi dengan tujuan semuanya mendapatkan manfaat terbaik. “Setelah mengikuti nobar ini mengatakan bahwa garis besar dari komunitas ini adalah menyadarkan guru akan tugas utamanya, kemudian adanya momen-momen seperti KGB ini sangat baik untuk guru-guru karena bisa sharing dan hearing, berdiskusi, berbagi cerita, berbagi solusi, menambah tali silaturrahim demi terlaksananya pendidikan yang lebih baik”. Demikian menurut Pak Alif. Ust. Ubaidillah (guru MI Sunan Drajat) secara virtual pun mengutarakan kesenangannya mengikuti kegiatan nobar ini. “Dengan mengikuti kegiatan nobar guru belajar, saya bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang dunia kependidikan berdasarkan kebutuhan siswa, metode dan cara mengajar yang baik bagi siswa, serta teknik belajar yang benar.  Sebaik apapun persiapan yang kami lakukan tetap saja kendala teknis terjadi yaitu koneksi sinyal yang tidak begitu baik, sehingga kegiatan kami kurang bisa berjalan maksimal. Meskipun demikian keinginan untuk melakukan kegiatan nobar kembali selalui ada, semoga pandemi segera berakhir dan bisa melaksanakan kegiatan secara tatap muka agar lebih maksimal. Karena kita sebagai guru harus memaksa diri untuk belajar agar dapat memenuhi kebutuhan murid belajar. (Azmil F. Rizqiyyah, KGB Lamongan)

Gaya Belajar Murid & Merdeka Belajar

Rabu 10 Maret 2021 pukul 10.00 WIB, adalah hari dimana Komunitas Guru Belajar (KGB) Pesisir Selatan  khususnya di Kecamatan Ranah Pesisir yang bertempat d UPT SDN 19 Padang Sirih. Kegiatan ini memiliki aktivitas berupa nonton bareng Guru Merdeka Belajar dan belajar mengenai “Memahami Gaya Belajar Murid”. Kegiatan nobar ini dimoderatori oleh kepala sekolah saya Rosmaini dan alhamdulilah di koordinatori oleh pengawas ibu Hafni Zahara dan di akhir nanti ada pemaparan dari penggerak KBG Pessel  Nofri Mayasril. Perkenalkan saya Eka Putri Rosdiani salah satu calon penggerak KGB, dan saya salah satu penerima beasiswa Guru Merdeka Belajar angkatan 1, dalam acara nobar kali ini saya sebagai pemandu acara nobar mengenai guru merdeka belajar dan sesi belajar mengenai memahami gaya belajar murid di akhir acara nobar ini. Kegiatan ini sebenarnya direncanakan diadakan tahun 2020, tapi karena berhubung keadaan dan situasi yang tidak memungkinkan karena adanya Covid 19 makanya kegiatan ini tertunda selama setahun. Alhamdulillah kegiatan ini dapat dilaksanakan hari ini dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan dan dengan peserta yang hanya 14 orang saja untuk menghindari kerumunan. Acara ini yang semula dijadwalkan jam 10.00 WIB tertunda sekitar 15 menit karena ada kesalahan beberapa peralatan yang tidak pada semestinya. Akhirnya acara ini dimulai dengan dibuka oleh moderator kepala sekolah saya sendiri kemudian beliau mempersilakan kepada saya untuk memulai acaranya. Di awal acara saya memberikan kata sambutan dan menjelaskan sedikit tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini. Kemudian saya memaparkan bahwa acara hari ini pengambilan absen secara online dan linknya dibagikan oleh bapak Nofril Mayasril. Para peserta merasa terkejut dan banyak yang bilang tidak bisa. Kemudian bapak Nofril Mayasril membantu saya memberikan penjelasan kepada peserta bagaimana caranya pengambilan absen secara online. Dalam pengambilan absen sedikit mengalami kesulitan karena ada beberapa faktor salah satunya karena jaringan di tempat pelaksanaan kurang lancar. Tapi alhamdulillah akhirnya dengan kerjasama dan penjelasan serta bimbingan dari saya dan Bapak Nofril Mayasril akhirnya peserta bisa mengisi absen online. Kegiatan dilanjutkan dengan nobar video dari Najelaa Shihab. Sebelum pemutaran video bapak Nofri memberikan pertanyaan kepada peserta “apa yang bapak ibu ketahui tentang merdeka belajar?” Para peserta hanya diam dan tidak ada tanggapan. Akhirnya bapak Nofri memberikan penjelasan bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut terdapat dalam video berikut.  Peserta mengikuti dengan tenang dan mendengarkan dengan seksama video tersebut dan ada beberapa guru peserta yang saya perhatikan mencatat hal hal penting yang terdapat dalam penyampaian video tersebut. Kegiatan nonton bareng pun selesai, kemudian bapak Nofril Mayasril langsung memberikan  penjelasan bahwa peserta diminta untuk menuliskan refleksi dari video yang telah ditonton dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut pada kertas yang telah dibagikan.  Para peserta menjawab pertanyaan tersebut sambil dipandu oleh Nofri dan dijawab pada kertas yang telah diberikan. Kemudian peserta menjawab pertanyaan tersebut sambil ada beberapa guru mengajukan pertanyaan dan meminta penjelasan dari pertanyaan tersebut. Seperti salah seorang peserta bertanya ”Apakah semua pertanyaan tersebut harus dijawab? Dan apa kami perlu ikut KGB untuk pengembangan diri? Pertanyaan tersebut dijawab oleh bapak Nofri dengan senyum dan santai. Bahwa dalam menjawab pertanyaan dipersilakan semuanya, tapi kalau bapak ibu tidak sanggup boleh semampunya saja. Dan untuk pengembangan diri sebenarnya boleh dimana dan bagaimananya. Tapi KGB merupakan sarana untuk berbagi dan bekerjasama untuk memberikan praktik baik dan pembelajaran yang bermakna bagi murid. Akhirnya refleksi pun selesai dan peserta diminta untuk menempelkan hasil refleksi yang ditulis ke papan tulis. Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Acara refleksi pun selesai kemudian pak Nofri memberikan sedikit penjelasan mengenai KGB terutama KGB Pesisir selatan. Kemudian Pak Nofri mempersilakan kepada pengawas sebagai koordiantor acara untuk memberikan sedikit motivasi kepada para peserta nobar kali ini. Dalam penjelasannya beliau menyampaikan merasa bangga dan senang dengan adanya acara ini dapat menambah ilmu dan motivasi kepada guru guru peserta dan beliau memberikan motivasi yang bagus kepada para peserta. Setelah acara Nobar merdeka belajar dan refleksi selesai acara dilanjutkan dengan pemaparan materi “Memahami gaya belajar murid”. Sesi dibawakan dengan cukup menarik oleh bapak Nofri. Hal ini terlihat dari antusiasnya para peserta mendengarkan materi yang disampaikan dan sesekali dalam penyampaian materi ada tanya jawab antara peserta dan bapak Nofri. Dan dalam penyampaian materi ini ada beberapa kali antara bapak Nofri dan peserta bercanda dan tertawa membahas banyaknya macam gaya dan tabiat murid yang dialami di lapangan.  Acara diakhiri dengan beberapa kesimpulan, komitmen dan kesepakatan bahwa kita para guru akan berusaha memberikan yang terbaik kepada murid, memberikan pembelajaran yang merdeka dan bermakna bagi murid. Para peserta bisa bergabung di KGB khususnya KGB Pesisir Selatan untuk saling berbagi ilmu, sama sama belajar dan berbagi praktik baik untuk kemajuan pendidikan dimasa yang akan datang. Acara perdana saya di KGB ini sangat menantang bagi saya, dan sangat besar manfaatnya bagi saya. Sangat memotivasi saya dalam menambah ilmu, saling berbagi dengan teman, dan juga sebagai wadah dan tempat komunikasi antar guru dalam berbagi ilmu dan permasalahan yang kita temui sebagai guru di lapangan tempat kita mengajar di sekolah masing masing. Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan jika kita punya komitmen dan niat yang tulus terhadap tujuan. Ayo kita sebagai guru benahi diri kita, jadilah guru yang merdeka, berilmu dan melahirkan penerus bangsa yang bermartabat dan madani dan tetap fokus pada tujuan memajukan kehidupan bangsa. Semua yang dilaksanakan harus dengan komitmen dengan tujuan dan niatkan hati untuk mencapai tujuan. Semua tahap yang dilalui adalah proses tidak instan untuk mencapai tujuan.

Belajar tentang Merdeka Belajar

Awal tahun ajaran baru 2020/2021 di masa pandemi keadaan pendidikan masih belum stabil seperti hari-hari biasanya. Guru-guru masih berkutat dengan kegiatan anak di rumah yang semakin hari semakin bosan dan tertekan karena kurangnya inovasi. Belajar untuk menuju Merdeka Belajar semakin terasa dibutuhkan Pada bulan juli ada ajakan dari ibu KASI Paud kabupaten Lamongan untuk menghadiri acara TPD (Temu Pendidik Daerah) yang dikemas dalam kegiatan Mudik KGB Spesial PAUD yang diadakan oleh teman-teman guru dari KGBN Lamongan. Saya tertarik dengan judul yang sangat spesial ini, seperti berjodoh saya menerima tantangan dari teman-teman KGB untuk menjadi moderator di kegiatan tersebut meski awalnya saya tidak pernah tahu tentang kegiatan KGB. Dari sana saya bertemu dengan orang-orang yang seperjuangan memimpikan merdeka belajar bagi murid, guru dan juga orang tua. Di kegiatan MUDIK ini saya mendapat sekali banyak ilmu dan pengalaman dalam mengolah pembelajaran di masa pandemi ini. Satu hal yang saya ingat dan terapkan sampai saat ini, bahwa dalam masa PJJ ini kita harus bisa menjadi guru yang paham dan mengerti akan kebutuhan anak dan juga orang tua di rumah. Ditemu pendidik daerah ini narasumber memberikan materi yang sangat berharga yaitu Mengenal Strategi 5M  saat masa PJJ. Dijelaskan oleh guru Andri dari KGB Depok juga Guru Rosa dari KGB Semarang pentingnya kita memanusiakan hubungan dengan orang tua, anak dan juga masyarakat agar tercapai tujuan pembelajaran yang merdeka belajar. Dari sana, berlanjut saya bergabung dengan KGB Lamongan dan mengadakan nobar guru merdeka belajar di sekolah saya. Meski antusias teman-teman tidak begitu banyak karena masih dalam masa pandemi, tapi semangat teman-teman dari KGB sangat luar biasa. Dilanjutkan dengan nonton bareng video penjelasan tentang merdeka belajar oleh ibu Najelaa Shihab. Banyak cerita-cerita menarik dan inspiratif dari teman-teman ketika selesai menonton video yang mana bu Najelaa Shihab memberikan semangat yang luar biasa untuk teman-teman dalam mewujudkan merdeka belajar. Setelah menonton video tersebut saya jadi tersadar, bahwa selama ini saya jauh sekali dari kata guru merdeka belajar. Seperti hal nya yang disampaikan ibu Najelaa Shihab “Guru merdeka belajar adalah guru yang mempunyai komitmen, guru yang mandiri dan guru yang selalu berefleksi”. Dan inilah yang menjadi tantangan untuk kita semua.  Baca Juga: Apa Itu Merdeka Belajar? Pada sesi selanjutnya diisi dengan sesi diskusi tentang pengalaman selama menjadi guru, yang dipandu langsung oleh teman-teman guru dari  KGB N Lamongan. Menurut Ibu Suweni dari TK Dharma Wanita Desa Brumbun beliau menyampaikan keinginannya untuk totalitas meluangkan waktu pada pembelajaran anak-anak, beliau juga berpendapat selama ini terbebani oleh tugas-tugas administrasi, UPK, UKG dll, ini juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Najelaa Shihab tentang komitmen bahwa tantangan kita saat ini adalah bagaimana membedakan cara dan juga tujuan, kita sering terjebak dalam tugas-tugas administratif, kita terjebak dalam ketentuan-ketentuan birokratis hingga ujian, akreditasi, seleksi, dan nilai yang sebetulnya semua hanya cara kemudian menjadi  tujuan dan prioritas utama, bahkan lebih tinggi dari prioritas tujuan utama pendidikan itu sendiri.  Menurut ibu Ma’rufah dari TK Muslimat Maduran menyatakan bahwa menjadi guru merdeka belajar sangat mudah mengucapkan, namun kesulitan dalam memulainya. Ini juga sama seperti yang disampaikan oleh ibu Najelaa Shihab bahwa guru merdeka belajar harus bisa komitmen, mandiri dan refleksi, tapi susahnya sangat minta ampun. Padahal tujuannya untuk anak-anak bisa lebih percaya akan dirinya sendiri, memiliki cita-cita melampaui batas ruang kelas menembus tingginya gedung sekolah. Dilanjut oleh ibu Astutik dari TK PGRI dengan adanya merdeka belajar dapat memberikan tingkat eksplorasi yang luas untuk pembelajaran anak-anak.  Kita seringkali terjebak dalam miskonsepsi belajar, sebagian dari kita hanya membuat alasan untuk berubah, seringkali kita tidak mau bergerak dengan alasan murid tidak mengerti, orang tua akan menentang dan masyarakat belum paham padahal sebenarnya itu adalah ketakutan dari diri kita sendiri untuk menuju perubahan. Banyak guru yang masih beranggapan bahwa menimba ilmu itu harus dari pakar atau ahli pendidikan. Disini saya mengajak teman-teman guru untuk menjadi guru belajar dimana kita bisa belajar dari siapa saja dan kapan saja karena kita belajar untuk kebutuhan alamiah kita. Seperti yang disampaikan oleh teman-teman bahwa mereka bangga ketika belajar dari pakar atau ahli pendidikan. Dengan ini mereka menyadari sebenarnya narasumber yang lebih baik adalah guru-guru lain yang belajar dan mempraktikan serta guru yang belajar dari banyak kesalahan kegagalan sebelum mereka berhasil. Saya sangat bersyukur bertemu dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara ini, dimana saya dipertemukan dengan guru-guru yang ingin bergerak bersama untuk memprioritaskan pendidikan bukan hanya menjadi kepenting saja. KGB ini adalah wadah yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Saya bertekad untuk menjadi guru merdeka belajar dan mematahkan miskonsepsi selama ini yang saya lakukan. Saya juga akan turut berkontribusi dalam komunitas ini karena kompetensi tidak harus dimiliki sendiri tapi kita sama-sama belajar berbagi ilmu, berbagi praktik baik dan berbagi pengalaman dari siapa saja dan untuk siapa saja selama dalam peningkatan mutu pendidikan.

Kemerdekaan Belajar Bukan Diberikan Tetapi Kita Gerakkan

“Yang kita inginkan adalah anak-anak yang punya aspirasi tinggi, yang punya cita cita melampaui langit, sebetulnya. Melampaui batas ruang kelas, melampaui batas dunianya. Dan ini hanya akan terjadi pada saat anak-anak punya kemerdekaan belajar. Tapi kemerdekaan murid-murid hanya akan terjadi pada saat kita sebagai pendidik juga sebetulnya  memiliki kemerdekaan”. Penggalan kalimat di atas adalah pernyataan awal penyemangat dari ibu Najelaa Shihab lewat video nonton bareng atau nobar yang sebelumnya diunduh di sebuah link yang tertulis pada  buku panduan nonton bareng video Kampus Guru Cikal dan Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN). Dalam pemaparan Inisiator Guru Merdeka Belajar ini, menyampaikan pesan tersirat sarat makna yang meminta guru untuk serius menjadi guru merdeka belajar.  “Apakah Ibu dan Bapak Guru sudah merasa merdeka?” ungkap ibu Elaa, panggilan akrab ibu Najelaa Shihab dengan nada tanya. Setelah itu ia lanjutkan lagi dengan narasi yang sangat menyentuh empati diri kita sebagai guru, bahwa kalau tidak merasa merdeka tidak perlu ada datang dan belajar.  Pertanyaan dan pernyataan ibu Elaa tersebut, bukan tanpa sebab atau bukan tanpa alasan. Semua sudah melewati fase realitas perjalanan dan pandangan mata di kehidupan guru dengan beragam cara dan kemampuan guru di sekitarnya. Tentunya dalam memaknai diri untuk maju dan paham akan tugas dan tanggung jawabnya sejak mengemban amanah sebagai guru.  Asumsi pemahaman tentang guru merdeka belajar ini menjadi titik fokus para guru di KGB Sinjai dengan digelar nonton bareng hari Ahad, 25 Oktober 2020 lalu. Mengingat situasi masih dalam masa pandemi Covid 19, kegiatan nobar ini digelar secara daring melalui aplikasi Microsoft Teams yang dimulai pukul 10.00 Wita.  Acara ini dipandu langsung guru Arni Idawati dengan tim teknis daring via Teams guru Takdir Kahar dan guru Hj Yuliani, ketiga guru ini adalah Penggerak KGB Sinjai. Kegiatan ini diikuti 35 peserta dari berbagai tingkatan sekolah seperti guru sekolah dasar, guru sekolah menengah pertama, dan guru sekolah menengah atas. Bukan hanya itu, kegiatan nobar guru merdeka belajar ini juga diikuti  dua  pengawas sekolah dalam lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Memaknai Merdeka Belajar Sebelum nobar Guru Merdeka Belajar diputar via Microsoft Teams, Moderator acara yang dipandu guru Arni Idawati memulai dengan menyapa semua peserta Nobar yang sebelumnya sudah mendaftar via link Microsoft Forms serta sudah bergabung dalam grup WhatsApp Nobar MGMB KGB Sinjai. Melihat semangat peserta yang begitu tinggi untuk segera melihat paparan video konsep Guru Merdeka Belajar dari Ibu Najelaa Shihab, maka tak berlama-lama di pembukaan acara, langsung moderator melempar pertanyaan reflektif ke peserta nobar, bahwa apa yang mereka pahami tentang Merdeka Belajar? Tak pelak saja, tidak sampai satu menit setelah pertanyaan di lempar langsung disambut sejumlah analogi peserta tentang pemahaman mereka tentang guru merdeka belajar. Seperti pernyataan guru Anshar dari SMAN 12 Sinjai, bahwa merdeka belajar itu ketika guru memiliki kemampuan dan semangat untuk belajar. Hal sama juga diungkapkan  guru Fariati dari SMAN 10 Sinjai, bahwa merdeka belajar itu adalah merdeka dalam belajar kepada siapapun dan merdeka dalam mengajar dengan kewenangan guru menentukan sendiri metode pembelajaran tanpa keluar dari tujuan pembelajaran. Ada juga pernyataan mengejutkan dari guru Rosdiana dari SDN 1 Balangnipa Sinjai. Bahwa guru merdeka belajar itu ketika sang guru mampu membuat perubahan kelas menjadi kelas yang menyenangkan. Bukan hanya itu, sebagai guru harus yakin bahwa dirinya adalah guru yang memiliki sisi lain yang luar biasa untuk selalu belajar dan bermanfaat bagi orang lain.  Senada dengan guru Hj Hasniar dari SMAN 3 Sinjai memberi sebuah gambaran, bahwa hakikat guru merdeka memiliki ciri-ciri  yaitu punya tujuan dan komitmen pada tujuan, guru harus memiliki sikap kemandirian, serta  selalu melakukan refleksi untuk  mencari sisi masukan dan penguatan dari pembelajaran yang selesai dilaksanakan. Pernyataan penguatan tentang apa itu merdeka belajar juga disampaikan pak Madalle Aqil, koordinator pengawas pendidikan untuk wilayah Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Selayar Provinsi Sulawesi Selatan.  Dijelaskan bahwa guru merdeka itu adalah guru yang selalu belajar sepanjang hayat dengan memiliki tiga hakikat dasar sebagai guru. Pertama, guru merdeka belajar harus memiliki sifat dan sikap keikhlasan. Artinya, aktivitas guru yang mewarnai dalam kegiatan pembelajarannya di ruang-ruang kelas,  siap menerima segala tantangan dan terpenting selalu melakukan perbaikan. Kedua, guru merdeka belajar mampu mempraktikkan aksi atau tindakan. Artinya, segala tindakan yang dilakukan  adalah nyata karena sesuai dengan yang dibutuhkan  saat ini. Ketika salah maka dicoba dan dilakukan lagi atau tidak mudah putus asa. Ketiga, guru merdeka belajar terus belajar. Artinya, bukan berarti ketika sudah selesai mengajar, maka dianggap tujuan juga sudah tercapai. Tapi guru harus belajar dan berani melakukan refleksi dari apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Merebut Emansipasi Belajar Setiap alur narasi ibu Najelaa Shihab selalu ada ledakan makna dalam pemaparan tentang guru merdeka belajar. Sehingga praktis  kalimat demi kalimat yang disampaikan semuanya seperti kalimat pokok atau kalimat utama yang tidak boleh dibiarkan berlalu. Rugi rasanya ketika terlewatkan satu kata, lebih-lebih satu kalimat atau beberapa kalimat.  Dalam penjelasannya memantik peserta dengan melempar sebuah pernyataan mengejutkan. Bahwa ketika sepakat dengan konsep pendidikan di negara tercinta Indonesia adalah demokrasi, maka ia berani melisensi tentang keberadaan guru-guru yang bergabung dalam komunitas guru belajar sudah berada di tempat atau forum yang tepat.  “Anda berada di forum  yang tepat, karena di Komunitas Guru Belajar sangat percaya bahwa proses kemerdekaan itu sebetulnya bukan diberikan, tapi sesuatu yang kita gerakkan,” ungkap ibu Najelaa. Artinya segala kegiatan guru adalah sebuah proses sama-sama belajar seperti  proses emansipasi tidak dikasih atau tidak diberikan tetapi harus direbut, kemerdekaan belajar adalah sesuatu yang kita gerakkan. Tentunya guru harus memiliki komitmen, kemandirian, serta selalu melakukan refleksi. Penjelasan lain yang paling menyentuh adalah atas tindakan guru dalam ruang-ruang pembelajaran di sekolah untuk berani melawan miskonsepsi. Seperti anggapan yang sering muncul bahwa guru mau belajar kalau ada insentif atau uang serta ada sertifikatnya, padahal belajar adalah kebutuhan alamiah dari setiap guru. Anggapan lain seperti guru baru mau  belajar kalau dari sumber ahli atau dari pakar pendidikan. Ditemu pendidik sudah membuktikan, jika sumber belajar paling efektif adalah sesama guru yang sudah banyak pengalaman dan belajar melakukan perbaikan dari setiap ia di posisi kegagalan. Penjelasan lain tentang miskonsepsi adalah  belajar cukup terbatas ‘How To’ tidak mau ribet atau pusing dalam mengajar, padahal belajar itu dengan tujuan yang dapat  menyesuaikan diri dengan … Read more

Kuota Semangat Belajar yang Tidak Habis-Habis

Semangat belajar dan kerja keras ibu pengawas kami memang berbeda dari pengawas yang lain, kalau diibaratkan kuota internet, kuota semangat belajar beliau tidak pernah habis. Walau seorang perempuan yang tidak muda lagi namun tidak menghalangi  beliau berkarya dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan. Selalu ingin mencoba hal yang baru dan menerima tantangan. Di saat melakukan supervisi sekolah dan guru, jangan harap kedekatan hubungan dengan beliau akan memuluskan pemeriksaan, tidak ada keistimewaan dalam hubungan disaat bekerja, semua rata dan adil. Masyaallah prinsip yang patut diacungi jempol. Melihat tidak habis-habisnya kuota semangat belajar belajar bu Makhdalena, nama pengawas kami, timbul keinginan saya untuk mengajak beliau untuk ikut bergabung di KGB. Dengan ikutnya beliau jadi penggerak akan memudahkan kami bergerak menyebarkan semangat merdeka belajar kepada guru-guru Lunang.  Disamping itu bu Makhdalena  selaku pengawas dan Kordikcam Lunang akan memiliki ruang yang lebih luas lagi untuk bergerak dan bertindak menyampaikan guru merdeka belajar dibandingkan dengan kami yang harus minta izin dulu jika ingin mengadakan kegiatan. Karena haus akan ilmu tanpa pikir panjang ibu Makhdalena  menerima tawaran yang saya berikan. Beliau minta kapan waktunya akan ikut nobar sesuai syarat awal sebagai penggerak.  Karena pada waktu itu kami akan melakukan ujian akhirnya semester tahun ajaran 2019/2020,  maka kami sepakat setelah  libur semester diadakan dikarenakan ibu Makhdalena akan ikut pelatihan ke LPMP Padang.  Waktu terus berlalu namun kegiatan nobar untuk bu Makhdalena juga belum terlaksana, terlalu sulit menghubungi dan mengatur waktu dengan beliau. Disaat  beliau bisa  untuk nobar namun saya sebagai reporter yang tidak bisa atau bu Rini Suryati sebagai koordinator  sekaligus narasumber tidak  bisa. Saya dan Bu Rini sepakat saat nobar bu Kordikcam kami harus lengkap sebab kami akan mengadakan nobar di hadapan seluruh kepala sekolah SD Lunang. Sehingga memudahkan kami dalam menarik  kepala sekolah untuk ikut aktif menyebarkan merdeka belajar di sekolahnya. Sayangnya, rencana tinggal rencana kegiatan nobar tidak kunjung diadakan untuk bu Makhdalena, sampai akhir datang wabah Corona melanda daerah kami. Lockdown, dilarang mengadakan acara, dilarang mengunjungi keramaian, di rumah saja dan aturan protocol kesehatan lainnya yang harus kami patuhi demi keamanan dan keselamatan. Di tengah pandemi yang melanda negeri kami guru penggerak Pesisir Selatan tetap semangat walau dari rumah, seolah kuota semangat belajar mengajar sangat banyak. Dengan menggunakan RPP PJJ yang di sediakan KGC, kami bisa mengajar dari Rumah melalui daring. Lain dari yang lain, sebagian besar guru-guru memberikan tugas kepada murid secara luring antar jemput tugas ke sekolah.  Melihat gebrakan kami guru penggerak berbeda dengan yang lain, sebagai pengawas dan Kordikcam Lunang  beliau merasa bangga. Bahkan minta digabungkan ke grup WA Paguyuban kelas 3, kelas yang  saya among untuk melihat bagaimana penerapan  belajar secara daring. Rasa penasaran bu Makhdalena semakin menjadi-jadi terhadap KGB, waktu kami mengadakan pertemuan penggerak di rumah bu Rini Suryati, beliau hadir  meskipun bukan  terdaftar sebagai penggerak. Beliau ikut nonton video Nobar bersama Bu Najelaa Shihab. Akhirnya waktu itu tiba juga, disaat Pandemic mulai berkurang di daerah kami, kami sudah diizinkan ke sekolah dan mengadakan pertemuan di kecamatan untuk membahas pembuatan soal ujian tengah semester  dengan mengikuti protocol kesehatan.  Hari Jumat tanggal   25 September 2020, kami mengadakan pertemuan guru kelas rendah 4-6 di kecamatan. Kesempatan ini tidak kami sia-siakan,  disaat menjelang kegiatan dimulai kami minta bu Mahkdalena menyampaikan sedikit informasi bahwa kita akan mengadakan nobar guru merdeka belajar. Saat video merdeka belajar  diputarkan oleh bu Rini Suryati, semua peserta focus menontonnya. Ada yang tertawa melihat gambar telunjuk anak sampai menembus atap rumah. Sebagian peserta ada yang berkata mungkinkah apa yang disampaikan oleh bu Najelaa Shihab itu bisa kita laksanakan di sini? Ada sebagian peserta kagum dengan terobosan yang disampaikan bu Najelaa Shihab.  Selesai video diputar, Bu Rini Suryati selaku coordinator tampil ke depan memandu diskusi. Diskusi diawali dengan pertanyaan “ diantara miskonsepsi tadi, mana yang paling menggambarkan Anda”?  dengan tertawa peserta menjawab uang saku, sertifikat dan menginap di hotel. Pertanyaan kedua pun bergulir” Apakah Anda ingin menjadi guru merdeka belajar”?  sebagian besar peserta menjawab ingin, apa alasan ibu bapak sambung bu Rini? Alasanya beragam tapi intinya ingin mengikuti jaman. Pertanyaan ketiga “ Sebagai guru merdeka belajar apa perubahan yang ingin anda lakukan”? ada yang menjawab, belajar lagi, bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, ingin merubah sikap dan perlakuan kepada murid dan sebagainya. Mengingat waktu bu Rini mengakhiri diskusi tentang guru merdeka belajar. Baca Juga: Sekolah Lawan Corona, Sebuah Inisiasi untuk Membantu Pengajaran Jarak Jauh Acara dilanjutkan oleh bu Makhdalena selaku pengawas SD dan Kordikcam Lunang, diawali cerita beliau yang suka dengan gebrakan KGB dan manfaat yang dapat kita peroleh jika mengikuti perkembangan dunia dan pelaku pendidikan. Tak henti-hentinya beliau mensuport peserta untuk ikut gabung KGBD Pesisir Selatan kapan perlu jadi penggerak. Sungguh saya terharu mendengar semangat beliau dalam memperkenalkan KGB pada peserta. Semoga dengan bergabungnya bu Makhdalena sebagai penggerak Pesisir Selatan gerakan guru merdeka belajar dapat berkembang di Lunang. Acara demi acara telah selesai dilaksanakan dengan lancar, tak terasa pukul 12.00 WIB.  Saatnya istirahat sholat dan makan. Karena tidak ada kegiatan lagi maka kegiatan ditutup oleh moderator.  Di daerah kami  kondisi  wabah Corona masih belum pulih, selesai acara kami langsung pulang tanpa adanya poto bersama. Alhamdulilah sekali mengayuh sampan dua tiga pulau terlampaui, sekali mengadakan kegiatan nobar guru merdeka belajar dapat selesai. Guru semangat belajar guru merdeka belajar, merdeka. Salam Merdeka Belajar

Sekolah Lawan Corona Bantaeng : Program Pengembangan Guru di Masa Pandemi

Sekolah Lawan Corona telah berjalan hampir 1 bulan di Kabupaten Bantaeng, guru dan kepala sekolah telah mengikuti kurikulum dasar Guru Merdeka Belajar yang terdiri dari berbagai 5 level. Program diikuti guru secara otomatisasi di platform Sekolah.mu. Para peserta dari 16 sekolah ditemani oleh rekan-rekan guru dari KGB Bantaeng sebagai pendamping. Seminggu setelah kegiatan peluncuran program Sekolah Lawan Corona pada 18 September 2020, peserta mulai mengikuti program dari pengenalan platform yang digunakan dan kegiatan nonton bareng Guru Merdeka Belajar. Pada saat kegiatan nonton bareng, peserta diajak untuk berefleksi sebagai guru. “Melihat video guru Wanti, saya melihat guru Wati adalah seorang guru yang mempunyai komitmen dan dedikasi yang tinggi untuk membuat perubahan.” tutur guru Dharmawati, seorang peserta guru dari SDN Inpres Loka. Tidak hanya terinspirasi dengan perjuangan guru Wanti, saat kegiatan nonton bareng banyak guru yang merasa diingatkan dengan miskonsepsi guru belajar. Ada beberapa miskonsepsi yang sering guru lakukan selama ini. Misalnya Guru Amir dari SD Inpres Jatia, yang selama ini masih terjebak pada miskonsepsi belajar perlu insentif eksternal (sertifikat, uang transport), dan belajar harus dari ahli. Dari kegiatan nonton bareng Guru Merdeka Belajar ini juga, Guru dan Kepala Sekolah peserta program Sekolah Lawan Corona mendapatkan inspirasi tentang 3 elemen pada merdeka belajar yaitu Komitmen pada tujuan, mandiri terhadap cara, dan refleksi. Banyak yang menyetujui pendapat tersebut. Misalnya guru Ramli dari SDN Borong Tarampang setuju tentang elemen-elemen merdeka belajar karena belajar tanpa tujuan tidak ada arah yang akan kita capai dengan adanya tujuan yang pasti kita dapat merefleksikan kegiatan berikutnya dan dapat mengetahui kekurangan yang kita lakukan sebelumnya. Setelah kegiatan nonton bareng dan pengenalan platform, para peserta langsung dihadapkan pada level-level program otomatisasi. Tidak mudah melaksanakan program secara daring, ada beberapa kendala yang dihadapi peserta. Dari masalah sinyal, hingga kesulitan mengakses program. Namun peserta menyerah dengan adanya kendala-kendala tersebut. Para peserta mencari cara agar tetap bisa menyelesaikan program hingga level 5, dan selanjutnya mengikuti sesi mentoring. Komitmen peserta dibantu oleh pendamping membuat peserta dari 16 sekolah banyak yang telah menyelesaikan program hingga level 5.  “Dari program Sekolah Lawan Corona ini banyak manfaat yang didapatkan guru-guru di Bantaeng : Guru bisa bertambah wawasannya tentang ilmu pedagogi, kompetensi guru meningkat, guru bisa menjadi guru merdeka belajar dan juga sekolah bisa mengembangkan diri menjadi Sekolah Merdeka Belajar.” tutur Drs. Muhammad Haris, M.Si selaku kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng. Selain itu, juga banyak peserta yang merasa terbantu dengan adanya program Sekolah Lawan Corona di Bantaeng. “Alhamdulilah setelah mengikuti program SLC kesulitan-kesulitan dalam melakukan pembelajaran dapat teratasi termasuk cara membuat RPP, saya juga mulai membuat kesepakatan dalam kelas.” tutur guru Syariffudin dari SDN 38 Janna Jannaya. Setelah melaksanakan program otomatisasi, peserta akan mengikuti program mentoring dan kurikulum kedua yaitu Sekolah Merdeka Belajar. Ingin sekolah Bapak Ibu mengikuti program Sekolah Lawan Corona juga?Yuk daftar! klik tombol di bawah ini:

Menjadi Guru Merdeka Belajar

Apa yang terlintas di benak, saat kita mendengar istilah guru merdeka belajar? Mengapa harus menjadi guru merdeka belajar? Murid memiliki potensi yang luar biasa. Setiap murid memiliki cita-cita setinggi langit. Akan tetapi murid tidak bisa mengoptimalkan potensinya jika guru tidak memberikan pembelajaran yang bermakna untuk mereka. Potensi tersebut akan sulit berkembang jika siswa tidak memiliki kemerdekaan belajar.  Namun kemerdekaan belajar murid hanya bisa terjadi jika kita sebagai pendidik memiliki kemerdekaan dalam belajar. Sudahkah kita berefleksi terhadap diri sendiri, “Sudahkah aku menjadi guru yang merdeka?”. Untuk mendukung tujuan di atas, tim pengurus Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Daerah Sidoarjo mengajak guru-guru Sidoarjo untuk bergabung belajar bersama menjadi guru merdeka belajar, untuk mengikuti kegiatan webinar bertajuk nonton bareng. Pada masa pandemi saat ini, kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui dari melalui aplikasi Zoom yang dilaksanakan pada tanggal pada tanggal 13 September 2020, pukul 19:00 WIB. Acara dibuka oleh MC yang super cool oleh Pak Hose dan Bu Mega dari pengurus KGBN daerah Sidoarjo dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pak Hose dan Bu Mega menyapa para peserta dengan penuh semangat. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta. Menginjak ke acara inti, acara yang paling ditunggu-tunggu yaitu Nonton Bareng (Nobar) guru merdeka belajar. Sebelum Nobar dimulai, Moderator memberikan pertanyaan reflektif. Untuk apa hal tersebut diberikan di awal? Agar peserta bisa menghayati apakah selama ini sudah menjadi guru yang merdeka apa belum. Dengan adanya pertanyaan reflektif peserta diharapkan dapat lebih menghayati makna merdeka belajar. Acara sempat terganggu karena ada masalah teknis jaringan internet. Alhamdulillah masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan baik, bu Inka dan bu Nisrin selaku moderator langsung sigap mengendalikan acara.    Pembicara dalam video tersebut adalah ibu Najelaa Shihab atau yang akrab dipanggil bu Elaa. Beliau adalah pemerhati dan pakar pendidikan yang aktif baik dari forum-forum dalam lingkup nasional maupun internasional. Beliau merupakan pendiri Sekolah Cikal, yang mana lembaga tersebut telah membuat serangkaian program pelatihan guru yang bertemakan Merdeka Belajar. Pelatihannya pun sudah dilakukan sejak 2015 hingga saat ini. “Pendidikan adalah belajar, bergerak, dan bermakna, pendidik adalah kita, semua murid semua guru”, (Najelaa Shihab). Atas gagasan itulah beliau bergerak cepat, membuat gerakan bersama dengan guru untuk pendidikan Indonesia yang merdeka dengan menginisiasi berdirinya Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN). Dalam Nonton Bareng (Nobar) video merdeka belajar, Bu Elaa juga menyampaikan adanya miskonsepsi guru dalam belajar, untuk itu itu kita perlu melawan miskonsepsi tentang proses guru merdeka belajar, miskonsepsi tersebut yaitu:  Belajar perlu insentif eksternal X belajar adalah kebutuhan alamiah. Belajar tidak menunggu adanya insentif dulu atau menunggu janji jabatan baru mau belajar. Belajar harus dari ahli X belajar dari sesama guru. Banyak yang bilang belajar itu harus dari seorang ahli, pengisi materi harus memiliki jabatan di atas guru. Di Komunitas Guru Belajar dibuktikan, bahwa belajar yang paling efektif adalah belajar dari guru sendiri yang saling berbagi praktik baik dalam pembelajaran. Belajar cukup terbatas “how to” X belajar dengan tujuan dalam konteks. Banyak yang tidak mau ribet dalam mengajar.  Guru yang profesional harusnya bisa menyesuaikan diri dengan konteks di lapangan seperti apa. Kompetensi bersifat individual X kompetensi tumbuh bersama lingkungan. Masalah Pendidikan di lapangan sangat kompleks, tidak cukup jika hanya meningkatkan kompetensi secara individual. Guru juga perlu sebuah ekosistem atau lingkungan yang mendukung.  Setelah selesai pemutaran video, Moderator membuka sesi diskusi dari pertanyaan yang sudah diberikan di awal sebelumnya. Pertanyaan (1) diantara semua miskonsepsi tadi, mana yang paling menggambarkan diri anda? Salah satu peserta memberikan pendapat yang cukup menarik. Menurut pak Imam Muddin, “Saya menggambarkan diri saya sendiri sebagai seorang guru yang masih tertatih tatih dan masih terbelenggu cara-cara lama dan tersibukkan administrasi, saya belajar masih diburu waktu, diburu harus selesai menyampaikan materi dalam target sebentar”. Peserta lainnya juga memberikan tanggapan. Menurut bu Sari Novita, “Selama ini, saya ngajar ya seperti itu, menyodorkan ilmu, memberi soal, menilai, mengisi rapot”. Pak Imam Mudin dan bu Sari Novita menyampaikan bahwa selama ini mereka belum merasa menjadi guru yang belum merdeka, waktu beliau mengajar banyak dihabiskan untuk mengejar target materi, menyiapkan ujian dan tuntutan administrasi.  Pertanyaan (2)  Sebagai guru merdeka belajar, perubahan apa yang ingin anda lakukan di kelas? Beberapa peserta memberikan tanggapan yang sangat reflektif. Menurut bu Sri Supartini “Menjadi teman bagi murid saya, sehingga mereka nyaman untuk belajar”. Bu Siti Agustini juga menanggapi, “Semua guru harus selalu belajar menjadi guru profesional yang bisa beradaptasi dengan anak didik dan dapat mengantarkannya mencapai kesuksesan”. Bu Sri Supartini dan bu Siti Agustini sepakat bahwa untuk melakukan perubahan dalam kelas guru harus bisa menjadi teman yang baik buat siswa dan untuk menjadi guru yang profesional guru harus bisa adaptif atau menyesuaikan diri terhadap perubahan.  Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Pertanyaan terakhir yaitu sebagai guru merdeka belajar, pengembangan diri apa yang ingin anda lakukan bersama Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Daerah Sidoarjo? Banyak peserta yang antusias untuk tergabung dalam KGBN daerah Sidoarjo, untuk bisa mengembangkan diri menjadi guru merdeka belajar. Menurut bu Ni Nyoman Sri Widanti, “saya ingin ikut segala bentuk pengembangan diri yang diberikan KGBN khususnya di Sidoarjo, praktek di lembaga, dan mengajak teman-teman guru lain untuk ikut belajar bersama”. Peserta yang lainnya juga tidak mau kalah dalam memberikan tanggapan. Menurut bu Nani, “terlalu banyak aplikasi untuk merdeka belajar, tapi tidak dipakai, jadi mencoba secara perlahan melakukannya sendiri sambil belajar di KGB, bertemu kawan-kawan yang seide, menjadi lebih semangat untuk mentransfer ilmu pada teman-teman”.  Menjadi guru yang merdeka belajar, guru butuh lebih banyak waktu untuk memahami siswa, merancang pembelajaran yang adaptif sesuai dengan karakteristik siswa, butuh dukungan oleh ekosistem yang baik. Akan tetapi hal tersebut terhambat karena adanya miskonsepsi Dari sekian peserta yang mengikuti kegiatan nonton bareng, mereka menjadi terdorong untuk menjadi guru yang merdeka dan ingin ikut bergerak untuk membangun ekosistem belajar bersama Komunitas Guru Belajar Nusantara Daerah Sidoarjo dan ingin mengajak teman guru untuk tergerak. Acara kemudian diserahkan moderator ke MC untuk menutup acara. Sebelum penutupan acara, pak Hose dan bu Mega selaku MC meminta peserta mengaktifkan kamera untuk sesi foto bersama. Seluruh peserta dan panitia acara memakai dresscode merah, pilihan tema warna merah dipilih karena mewakili makna merdeka. Acara kemudian ditutup dengan doa dengan penuh … Read more

Belajar dari Video Guru Merdeka Belajar

Rangkaian acara graduation RPP Merdeka Belajar KGBN Sidoarjo terdiri dari 4 sesi, dimulai dari webinar praktik baik literasi yang dibawakan oleh Bapak Wahyu Hidayat, M.Pd,  dilanjutkan review buku antologi praktik baik pembelajaran oleh Ibu Devi Aryani, M.Psi dan Nobar (nonton bareng) video guru merdeka belajar yang dipandu oleh Inka Valentine Haris (saya sendiri).  Video guru merdeka belajar digagas oleh komunitas guru belajar nusantara dan kampus guru cikal dalam rangka menyambut Hardiknas. Dalam kegiatan ini, nonton bareng video guru merdeka belajar sengaja dihadirkan sebagai pelengkap program bantu kuatkan guru dan memiliki tujuan sebagai berikut,    Ciri guru merdeka belajar adalah komitmen pada tujuan, mandiri terhadap cara belajar dan selalu melakukan refleksi. Bebas dari tekanan, bebas dari tuntutan, inisiatif dari dalam hati merupakan kunci mendasar untuk mencapai tujuan pengembangan guru.  Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Nonton Bareng video Merdeka belajar hadir dimanfaatkan bagi para pendidik untuk berefleksi terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mendidik murid. Guru berdiskusi mengenai bagaimana pembelajaran yang selama ini disajikan kepada murid. Kajian mengenai kebemaknaan belajar murid, seberapa dekat hubungan yang terjalin dengan murid, bagaimana guru menyikapi masalah dan tantangan yang ada. Seperti pernyataan guru Ni Nyoman Sri Widanti “menjadi guru yang merdeka adalah suatu kebahagiaan demikian pula dalam pembelajaran. merdeka yang bermartabat merdeka yang inspiratif dan merdeka yang inovatif adalah cita-cita guru”.  Keseruan acara nobar terletak pada sesi refleksi, beberapa guru berbagi kisah, pengalaman dan solusi dengan penuh semangat. Kisah Guru Nani menjadi perhatian peserta saat itu, Ibu Nani menceritakan bahwa, Selama ini saya menjadi guru memberi materi, tugas, menilai tugas murid, mengisi rapot. semakin lama belajar bukan hanya memberi materi, tetapi belajar memahami karakter masing-masing murid agar bisa lebih mudah mentransfer ilmu. Lalu, semakin berfikir bukan hanya materi pelajaran yg harus diberikan. tetapi juga memberikan motivasi secara spiritual pada anak-anak agar pondasi agama dan karakter mereka menjadi lebih baik. Kekurangan yang terasa adalah tidak menemukan rekan yang sepemahaman. terlalu banyak aplikasi untuk merdeka belajar, tapi tidak dipakai. Jadi mencoba secara perlahan melakukannya sendiri sambil belajar di KGBN Sidoarjo, bertemu kawan-kawan yang seide. Sehingga menjadi lebih semangat untuk mentransfer ilmu pada teman-teman dan pastinya ingin menjadi agen perubahan walaupun sulit tapi tetap semangat. Ibu Ildia Ayu-SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo-juga membagikan pengalamannya. “Dahulu kala, saya terjebak dengan segala sesuatu printilan yang bersifat administratif, sehingga lupa untuk mengupgrade dan memerdekakan diri dalam dunia pendidikan.” Setuju sekali, karena semua komponen tersebut (komitmen, tanggung jawab, dan selalu berefleksi) adalah wujud upaya untuk kemerdekaan belajar bagi guru. “Tentu saja saya ingin menjadi guru yang merdeka, sehingga bisa memfasilitasi kemerdekaan belajar para murid. Insyaallah saya masih ingin terus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan KGBN Sidoarjo, terutama yang sejalan dengan minat saya.” Dari pengalaman Guru Nani dan guru lain yang hadir dalam acara, kami membuat kesimpulan bahwa guru harus memiliki komitmen kemandirian, kebutuhan murid dan orang tua, situasi yang ada di lingkungan tempat tinggal murid. Penilaian keberhasilan pembelajaran yang kita lakukan dapat diperoleh dari hasil refleksi, maka guru merdeka belajar harus berani meminta refleksi dari murid. Menilai antar teman guru dan menilai diri sendiri secara objektif juga penting dilakukan.  Terima kasih Kampus guru cikal yang telah menggerakkan para guru se-nusantara untuk menjadi guru pembelajar sepanjang hayat. Salam Guru Merdeka Belajar, Salam panjang umur perjuangan.

Pengertian Merdeka Belajar

Apakah pengertian merdeka belajar itu guru bebas dari aturan administrasi yang menumpuk dan menyesakkan. Apakah pengertian merdeka belajar itu guru sesuka hati mau mengajar atau tidak. Merdeka belajar itu siswa bebas dari tugas dan PR, Merdeka Belajar itu siswa belajar dan paham pembelajaran secara mandiri. Apakah pengertian Merdeka Belajar itu demikian? Sabtu, 05 September 2020 berlokasi di Prestige Bilingual School diselenggarakan kegiatan Nobar (nonton bareng) Merdeka Belajar. Sesuai dengan protokol kesehatan, kegiatan ini dihadiri kurang dari 20 orang guru yang merupakan perwakilan guru dari Prestige Bilingual School, SDIT Ar-Raudah, dan SMA Muhammadiyah 19. Selain itu, acara Nobar ini juga dihadiri oleh perwakilan KGB (kelompok guru belajar) Binjai, yaitu Bu Ega, Pak Surya, dan Pak Arif. Kegiatan Nobar dibuka oleh koordinator, Bu Niar, Kepala SDIT AR-Raudah dan dilanjutkan oleh moderator, Bu Ade selaku Kepala Prestige Bilingual School. Moderator memulai dengan sebuah pertanyaan,” Apa yang Anda pahami tentang Merdeka Belajar?” Ms. Ina, salah satu guru Prestige Bilingual School menjawab,”Pengertian Merdeka Belajar adalah bebas berekspresi, dimana guru dan siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan pemikirannya, dimana guru bukanlah sumber utama dalam pembelajaran, siswa bukanlah kertas kosong.” Bunda Ulfa, salah satu guru dari SD IT Ar-Raudah mengatakan bahwa, Merdeka Belajar adalah bagaimana guru, siswa, dan serta orangtua saling belajar untuk bersinergi dalam proses pembelajaran.” Hal ini ditambahkan lagi oleh Pak Adam, salah satu guru dari SD IT Ar-Raudah. Pak Adam menambahkan bahwa yang dikatakan dengan Merdeka Belajar adalah kontekstual, dimana pembelajaran tidaklah terpatok pada dinas  ataupun kurikulum yang kaku semata, namun tetap mencapai esensi dari pembelajaran itu sendiri. Kegiatan dilanjutkan ke acara inti yaitu Nobar video Merdeka Belajar oleh Najelaa Shihab. Dalam video, Najelaa Shihab selaku Pendiri Kampus Cikal dan Inisiator Kegiatan Guru Belajar memaparkan apa itu Merdeka Belajar. Najelaa Shihab memulai pemaparannya dengan menggambarkan bahwa, sebagian besar anak- anak Indonesia hanya memiliki dunia seluas ruang kelas sekolahnya, mereka  hanya memiliki impian setinggi tunjukan tangan ketika menjawab pertanyaan guru, sedangkan yang kita harapkan adalah anak- anak yang memiliki impian dan cita-cita setinggi langit, melampaui ruang kelas melampaui dunianya. Hal tersebut akan terjadi apabila murid memiliki kemerdekaan belajar, dan murid yang merdeka belajar akan muncul apabila para pendidik juga memiliki kemerdekaan. Lebih lanjut dalam video tersebut Najelaa Shihab juga memaparkan bahwa proses untuk meraih Merdeka Belajar bukanlah hal yang mudah namun pasti bisa diraih apabila para pendidiknya telah merdeka. Dalam video tersebut juga dijelaskan, dalam Komunitas Guru Belajar, Pendidik yang merdeka adalah pendidik yang memahami dan terus melaksanakan 3 esensi dalam pendidikan yaitu komitmen pada tujuan, mandiri, serta refleksi. Selama ini kebanyakan dari pendidik dan pemangku kebijakan hanya fokus terhadap esensi yang kedua, yaitu mandiri. Fokus terhadap cara bagaimana anak- anak bisa paham, bagaimana cara guru bisa menyelesaikan buku, bagaimana sekolah tetap meraih akreditasi sempurna dari dinas dan lain sebagainya tanpa melirik esensi lain yaitu tujuan pendidikan itu sendiri dan serta refleksi terkait cara ataupun proses yang telah terlaksana.  Dalam video Merdeka Belajar yang dipaparkan oleh Najelaa Shihab juga memaparkan tentang miskonsepsi guru belajar. Dikutip dari ucapan Najelaa pada video tersebut, “banyak yang bilang pendidikan itu penting namun tidak menjadikannya prioritas.” Ada beberapa miskonsepsi tentang belajar yang dipahami banyak orang dan terjadi di sekitar masyarakat yang dipaparkan di dalam video; Guru Belajar perlu insentif eksternal, namun kenyataanya guru belajar merupakan kebutuhan alamiah. Guru hanya bisa belajar dari para ahli, namun nyatanya pembelajaran paling ampuh adalah apabila guru belajar dari sesama rekan guru.     Guru cukup belajar cara “how to”, namun nyatanya guru perlu belajar tujuan dalam konteks “why”. Guru diburu target yang dipaksakan, padahal nyatanya guru perlu waktu untuk belajar. Kompetensi bersifat individu sehingga banyak yang mejadikan guru kunci pendidikan dimana guru adalah input yang harus menghasilkan output yang bagus, nyatanya  kompetensi tumbuh bersama lingkungan. Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Menutup pemaparannya dalam video, Najelaa juga menyebutkan tentang mimpi komunitas guru belajar yaitu membalikkan piramida pendidikan dimana kebijakan pendidikan yang awalnya berpusat dari pemerintah pusat, turun ke daerah, kepala sekolah, lalu guru menjadi berawal dari pemikiran dan praktik baik yang dilakukan guru menuju kepada penetapan kebijakan pendidikan di pusat. “Tidak ada pendidik yang ahli, semuanya perlu dan terus perlu belajar. Pendidik itu beragam, sehingga perlu terkoneksi satu sama lain berbagi pengetahuan dan juga emosi untuk mewujudkan tujuan pendidikan bersama. Tidak perlu menunggu siapapun untuk Merdeka Belajar, mulai dari kita” tutup Najelaa dalam video Merdeka Belajar. Setelah Nobar, Bu Ade selaku moderator mengajak para pendidik melakukan refleksi terhadap video Merdeka Belajar yang telah disaksikan bersama dengan menanyakan beberapa pertanyaan di antaranya tentang miskonsepsi guru belajar, ciri guru merdeka, dan juga praktik merdeka belajar yang sudah dilakukan oleh para pendidik yang hadir pada acara Nobar tersebut. Para pendidik yang hadir sangat antusias untuk membagikan pemikiran dan pengalaman belajar mereka. Ms. Elly (salah satu guru Prestige Bilingual School) mengatakan,” saya sangat setuju dengan guru lebih efektif belajar dari sesama guru, karena tidak semua ahli adalah guru yang turun langsung di dunia mengajar, namun jika belajar dengan sesama guru pastilah akan dapat berbagi cerita dan praktik baik selama mengajar dan belajar”. Hal itu dudukung oleh Bu Niar (kepala Sekolah SDIT Ar-Raudah), beliau mengatakan,”selama PJJ guru belajar menguasai teknologi untuk mendukung terlaksananya PJJ dengan belajar membuat video pembelajaran serta menggunakan aplikasi- aplikasi yang memang baru untuk sebagian guru dan itu dipelajari oleh sesama guru. Inilah guru yang merdeka, mengajar dan selalu siap belajar” Selain kegiatan Nobar, acara ini juga diisi pendalaman materi tentang apa itu Merdeka Belajar dan Komunitas Guru Belajar oleh KGB Binjai. “Tugas guru bukanlah sekedar menanam benih, sekedar menyampaikan apa yang ia tahu, namun lebih dari itu. Guru menumbuhi benih, menyiram, memberi pupuk, serta merawat benih tersebut sehingga menjadi tanaman yang tumbuh dan berbuah” ujar Pak Surya, penggerak KGB Binjai yang juga tergabung sebagai Pelatih Kampus Guru Cikal. “Merdeka Belajar bukanlah bebas namun harus komitmen pada tujuan” ujar Bu Ega salah satu koordinator KGB Binjai. Beliau juga mengajak para pendidik yang hadir untuk selalu melibatkan murid dalam setiap proses pembelajaran serta memanusiakan hubungan, karena guru bukanlah pemimpin yang selalu benar dan berada paling depan, namun guru adalah coach atau pembimbing yang selalu siap mendengar aspirasi … Read more

Nobar Video Guru Merdeka Belajar Najelaa Shihab

Saya menghadiri TPD yang mengadakan acara Nonton Bareng Video Guru Merdeka Belajar Najelaa Shihab, yang bertempat di aula Dinas Pendidikan Kabupaten Sijunjung. TPD tersebut berlangsung dari pukul 10.00 – 12.00 dan dihadiri oleh lebih kurang 15 peserta yang terdiri dari guru-guru yang mengajar di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMK. Kegiatan ini dimoderatori oleh ibu Novi Edmawati selaku ketua KGB Sijunjung dan dipandu oleh dua guru penggerak KGB Sijunjung, yaitu ibu Desy Delarosa selaku narasumber untuk topik Merdeka Belajar dan ibu Sri Hastuti selaku narasumber untuk topik Miskonsepsi Belajar. Tahun 2020 menorehkan sejarah baru bagi dunia. Munculnya virus Corona ( Covid-19 ) membuat perubahan yang sangat besar dalam tatanan kehidupan masyarakat. Sebagai seorang guru, saya sangat merasakan efek dari hadirnya virus ini. Mulai dari diliburkannya sekolah sampai pada pengenalan pembelajaran dengan metode daring, yang sepertinya akan terus digunakan sesuai kondisi zaman saat ini. Tetapi, salah satu kejadian yang sangat berkesan bagi saya selama masa pamdemi ini adalah untuk pertama kalinya saya kenal dengan KGB Sijunjung. Dan semua itu bermula saat saya ikut ambil bagian dalam pembuatan RPP PJJ yang diadakan oleh KGBN dan KGC. Ini adalah TPD pertama yang diadakan setelah hampir 4 bulan diberlakukannya PSBB di kabupaten Sijunjung dengan tetap mematuhi protokoler kesehatan. Kegiatan ini diawali pembukaan oleh ketua KGB dan dilanjutkan dengan menggenalkan diri masing masing peserta sambil sedikit menceritakan awal bergabung dengan KGB. Banyak sekali cerita-cerita inspiratif yang mengalir dalam waktu yang sesingkat itu. Kegiatan selanjutnya adalah nonton bareng video Guru Merdeka Belajar. Semua guru yang hadir, khususnya guru guru yang baru bergabung dalam KGB sangat fokus dalam memperhatikan setiap slide dan penjelasan Merdeka Belajar dari ibu Najelaa Shihab pada video tersebut. “ Yang kita inginkan adalah anak-anak yang punya aspirasi tinggi, yang punya cita cita melampaui langit, sebetulnya. Melampaui batas kelas, melapaui batas dunianya. Dan ini hanya akan terjadi pada saat anak-anak memiliki kemerdekaan belajar. Dan kemerdekaan murid-murid hanya akan terjadi pada saat kita sebagai pendidik juga memiliki kemerdekaan.“. “Apakah Ibu dan Bapak Guru merasa merdeka?”.  Pernyataan dan pertanyaan yang diucapkan oleh ibu Najelaa Shihab pada menit menit awal video membuat saya tersentak. “Dalam Komunitas Guru Belajar, kita percaya pendidik yang merdeka itu punya komitmen, memiliki kemandirian dan selalu refleksi. Dan ini susahnya minta ampun.” Lanjut beliau. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan beliau mengenai “Miskonsepsi Belajar” yang terasa menjadi teguran bagi para guru yang menonton pada saat itu. Setelah menonton video tersebut, saya menjadi tersadar bahwa selama ini saya belum merdeka. Padahal guru yang merdeka belajarlah yang sangat dibutuhkan oleh murid murid untuk bisa merdeka belajar juga. Begitu juga dengan Miskonsepsi Belajar yang saya lakukan selama menjadi guru. Pada sesi diskusi, ibu Sri Hastuti menjelaskan bahwa banyak pendidik yang melakukan Miskonsepsi Belajar. Hanya mau belajar bila ada insentif, hanya mau belajar dari para ahli saja, Belajar cukup terbatas “How to”, belajar diburu target yang dipaksakan, Kompetensi bersifat individual. Miskonsepsi yang paling sering saya lakukan adalah Belajar diburu target yang dipaksakan. Bahkan dalam mengajarpun yang lebih saya dulukan adalah mengejar target untuk menyelesaikan semua KD dalam pelajaran saya. Tanpa mempertimbangkan apakah murid nyaman atau tidak. Para guru yang lain pun turut menyampaikan miskonsepsi belajar yang sering mereka lakukan. Misalnya ibu Hilda, salah satu guru yang baru bergabung di KGB, menyampaikan bahwa miskonsepsi yang beliau lakukan adalah Belajar hanya dari ahli saja. Menurut beliau ada kebanggaan bila menghadiri pelatihan yang narasumbernya seorang professor dari universitas terkenal. Dan akhirnya beliau menyadari bahwa narasumber terbaik justru adalah guru guru di sekitar kita yang belajar dari banyak kegagalan sebelum akhirnya berhasil. Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Saya sangat bersyukur dan bahagia, dipertemukan dengan komunitas ini. Dipertemukan dengan gurur-guru penggerak yang sangat luar biasa dan menginspirasi. Guru-guru penggerak yang merubah cara pandang saya melihat murid, melihat proses belajar, dan yang bersedia membagi praktik baik pengajaran. Masa pandemic ini membawa berkah tersendiri bagi saya. Saya akan berusaha keras untuk mematahkan miskonsepsi yang selama ini saya lakukan. Saya bertekad untuk menjadi guru yang merdeka belajar. Dan saya yakin, KGB ini adalah wadah yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Saya akan turut memberikan kontribusi bagi komunitas ini karena disini kompetensi tidak bersifat individual. Kita akan sama-sama belajar, saling berbagi ilmu, sama sama menjadi guru yang memerdekakan murid-murid. Teruslah bergerak bagi pendidikan, Komunitas Guru Belajar Indonesia!! Anda masih penasaran tentang apa itu merdeka belajar? Yuk ikuti pelatihan Guru Merdeka Belajar