Penerapan Asesmen Sumatif di PAUD, Bagaimana?

Apakah Bapak dan Ibu pernah bingung dalam mendesain asesmen yang pas untuk diberikan ke murid? Atau bapak dan ibu guru pernah mendengar miskonsepsi jika asesmen cenderung dilakukan hanya untuk mengukur hasil belajar murid? Mendesain pembelajaran di awal tahun pelajaran merupakan sebuah hal yang biasa dilakukan oleh bapak dan ibu guru. Desain pembelajaran tersebut juga harus dilengkapi dengan asesmen baik asesmen formatif maupun asemen sumatif.  Ternyata Asesmen bukanlah sekadar untuk mengetahui pencapaian hasil belajar murid. Asesmen dapat meningkatkan kemampuan murid dalam proses belajar mengidentifikasi murid yang membutuhkan bantuan. Hal penting lainnya tentang asesmen bagi guru ialah untuk mengecek pemahaman dan pencapaian murid serta merencanakan dan merancang personalisasi pembelajaran dalam proses belajar. Pentingnya asesmen ini bukan hanya diperlukan oleh murid jenjang dasar sampai menengah, tetapi juga di jenjang anak usia dini. Di jenjang pendidikan usia dini, murid-murid perlu mendapatkan asesmen dalam aspek tumbuh kembangnya. Aspek tersebut meliputi perkembangan motorik, sosial emosi, bahasa, kognisi, moral, agama, dan seni. Lalu, bagaimana esensi “penting” dalam penerapan asesmen sumatif di jenjang usia dini? Berikut kita akan bahas cerita Ibu Anik Puspowati dari KGB Semarang yang mengajar di Fatiha Edu tentang pentingya penerapan asesmen sumatif di PAUD. Awalnya sebagai seorang guru yang mengajar anak-anak usia dini, Ibu Anik merasa bahwa dirinya memerlukan data untuk mengetahui capaian perkembangan murid-muridnya, sekaligus sebagai bahan refleksi dalam mengelola pembelajaran di kelasnya, tentang apa yang perlu beliau evaluasi dan apa yang sudah baik dari perencanaan pembelajaran yang sudah beliau tentukan. Menurut Ibu Anik, jika beliau tidak memiliki data maka tidak akan mampu menganalisis ketercapaian tujuan belajar murid-muridnya. Tanpa data, beliau juga tidak mempunyai bukti untuk melaporkan perkembangan murid-muridnya saat pertemuan dengan orang tua nanti. Oleh karena itu, beliau berinisiatif untuk menentukan metode yang saya butuhkan untuk mengumpulkan informasi. Baca juga Asesmen Nasional 2021, Siap(a) Berubah? Beliau pun memilih untuk mencoba melakukan teknik observasi dan mendokumentasikan kegiatan atau percakapan maupun perilaku murid, baik saat bermain sendiri maupun ketika dalam kelompok kecil atau kelompok besar, serta melalui catatan anekdot. Beliau juga mencoba dengan berinteraksi ringan dengan murid-muridnya, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, lalu mencatat semua respons mereka. Tidak lupa, Ibu Anik juga menggunakan ceklis untuk mencatat perkembangan spesifik, misalnya keterampilan motorik muridnya, sosial emosi, dan sebagainya. Berikutnya, beliau juga mengumpulkan hasil karya murid-muridnya, baik itu gambar, prakarya, atau penugasan lainnya. Dan terakhir, beliau juga intens bertanya kepada orang tua/wali murid terkait perkembangan anak mereka di rumah. Yang mana ada kalanya perilaku murid muncul di rumah tetapi tidak muncul di sekolah. Beliau juga mencari tahu dan mencatat keterangan dari guru-guru sebelumnya.  Ketika sudah memiliki begitu banyak data dari setiap murid, lantas Ibu Anik berpikir tentang  bagaimana membuat asesmen sumatif dari sekian banyak data yang beliau peroleh? Perlukah merencanakan asesmen tersendiri untuk kebutuhan penilaian akhir tema dan akhir semester? Jika iya, beliau merasa pasti akan kewalahan dalam mengelolanya. Akhirnya, Ibu Anik  mengumpulkan semua data yang ada, lalu menentukan mana yang akan dijadikan basis data untuk asesmen formatif dan mana yang dijadikan penilaian sumatif. Oleh beliau semua data tersebut dikelola dengan dikumpulkan dalam portofolio berdasarkan tanggal dan identitas murid. Hasil dari kumpulan data tersebut berupa foto hasil karya murid, rekaman suara, video kegiatan, dan sebagainya. Ibu Anik menyimpan seluruh data pertumbuhan dan perkembangan murid di dalam satu folder penilaian dan menyiapkan satu folder untuk setiap anak dalam Google Drive sehingga memudahkan beliau ketika mencarinya. Ibu Anik melakukan pengolahan data secara berkala, mingguan dan bulanan dengan menggunakan skala. Beliau menetapkan empat skala capaian perkembangan murid, yaitu BB (belum berkembang), MB (mulai berkembang), BSH (berkembang sesuai harapan), dan BSB (berkembang sangat baik). Beliau memasukkan semua data yang terkumpul setiap minggunya ke dalam format bulanan. Untuk menentukan capaian akhir setiap bulan, beliau melihat capaian tertinggi yang dicapai sepanjang bulan itu. Ketika Ibu Anik ingin mendapatkan hasil penilaian satu semester, maka memasukkan capaian akhir bulan di format bulanan untuk setiap bulan dalam satu semester ke format penilaian akhir semester. Untuk menentukan capaian akhir semester, beliau memilih capaian tertinggi yang telah dicapai murid pada setiap akhir bulan. Hasil capaian ini menjadi dasar untuk pembuatan laporan perkembangan anak pada semester tersebut. Ibu Anik biasanya menyampaikan laporan ini dengan dilakukan secara tatap muka sehingga tercipta hubungan dan informasi timbal balik antara guru dengan orang tua. Namun, dikarenakan dalam masa pandemi ini penyampaian laporan perkembangan, beliau lakukan melalui media daring dalam bentuk PDF (lewat e-mail atau WhatsApp orang tua). Laporan Perkembangan Anak biasanya beliau tulis langsung dalam bentuk narasi, sehingga dapat membaca laporan tersebut tidak hanya berupa data melainkan sebuah cerita singkat. Ketika waktu menyampaikan Laporan Perkembangan Anak, Ibu Anik juga menyampaikan keadaan murid, yaitu saat murid belajar secara fisik, sosial, dan emosional di sekolah. Selanjutnya, beliau melaporkan hal berupa kemampuan atau kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai murid. Kemudian yang terakhir, beliau menyampaikan apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan mengembangkan murid lebih lanjut. Waktu penyampaian Laporan Perkembangan Anak kepada orang tua dilakukan satu semester sekali, pada setiap akhir semester tahun pelajaran. Ibu Anik merasa jika strategi dalam mengelola asesmen ini membantunya dalam banyak hal, termasuk dalam mengelola waktu dan energi. Beliau belajar bahwa sebagai guru kita perlu untuk benar-benar memahami murid dan mampu membuat analisa dari data yang ada supaya tidak salah dalam menilai perkembangan murid. Bagi beliau, seorang guru memerlukan semua informasi tentang tingkat pencapaian dan perkembangan hasil belajar murid secara nyata yang bersumber pada data otentik dan berdasarkan fakta. Selanjutnya, guru membutuhkan strategi untuk mengelola dan menganalisanya supaya akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. Terakhir, Ibu Anik mengatakan jika hal yang jauh lebih penting adalah refleksi terhadap apa yang kita lakukan sebagai guru dalam melihat hasil belajar murid-murid, lalu menggunakan refleksi tersebut untuk mendesain pembelajaran yang lebih baik kedepannya. Bagaimana Bapak dan Ibu Guru, Apakah cerita tersebut memberikan insight tentang pentingnya asesmen sumatif di jenjang usia dini? Temukan lebih banyak cerita menarik guru-guru lainnya dengan mengikuti Temu Pendidik Nusantara VIII pada 19-21 November 2021 dengan tema merayakan asesmen, mendesain ekosistem merdeka belajar. Dapatkan inspirasi pembelajaran lainnya dari #1000 Pembicara. Mari #BelajarDiTPNVIII!  Klik https://tpn.gurubelajar.org Sumber Buku: Surat Kabar Guru Belajar  Edisi IV Tahun Keenam

Guru Belajar Membahas Persoalan Guru

Komunitas Guru Belajar (KGB) bagi sebagian guru mungkin belum terlalu akrab di telinga. Namun ada juga yang sudah sangat akrab dan mungkin sudah mengikuti kegiatan-kegiatannya setiap hari. KGB adalah sebuah wadah bagi guru untuk membahas segala keresahan permasalahan yang dihadapi dalam menghadapi murid. Di dalam KGB antara guru yang satu dengan yang lain dapat berkolaborasi dan saling bersinergi untuk bertukar pengalaman dalam memperbaiki kualitas mengajarnya. Adanya pandemi Covid 19 telah sedikit banyak menghalangi komunitas ini untuk saling bertemu, namun begitu kecanggihan teknologi sudah bisa mengatasinya. Dengan protokol kesehatan kegiatan Nobar (Nonton Bareng) tetap dapat dilaksanakan di Semarang. Peserta Nobar adalah peserta workshop persiapan pembelajaran daring di masa pandemi covid 19 dengan jumlah peserta 40 orang dan di antaranya adalah peserta pelatihan Sekolah Lawan Corona Angkatan 1 Jawa Tengah. Bertempat di aula Korwilcam Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang pada hari Selasa, 14 Juli 2020. Apa yang dimaksud Guru Merdeka Belajar? Sebelum menonton video Nobar, kami membahas pendapat kami tentang Guru Merdeka Belajar. “Guru yang bebas dalam merancang segala aktivitas untuk murid dan bebas dalam menentukan kriteria untuk keberhasilan murid.” Tutur Ibu Ayu, SDN Bergaslor 01. Sedangkan menurut Bapak Irkham, SDN Karangjati 03 “Guru merdeka belajar adalah guru yang tidak dituntut dengan segala administrasi kelas yang banyak sekali.” Kemudian kami menonton video penjelasan dari ibu Najelaa Shihab, Kampus Guru Cikal. Ibu Elaa memaparkan tentang pendidikan dan murid, ciri guru serta tiga dimensi Merdeka Belajar. Baca Juga Merdeka Belajar Bukan Jargon Aktivitas kami dilanjutkan untuk membahas pertanyaan “Bapak/ ibu guru setelah melihat tayangan, kita sebagai guru termasuk dalam tipe guru yang mana?” Bapak Zein, Ketua KKG PAI Kec. Bergas memaparkan pendapatnya “Saya mungkin termasuk yang baru punya komitmen, refleksi jarang sekali saya laksanakan, rata-rata kita sudah terlalu tergesa-gesa dengan waktu dan tidak memberi kesempatan kepada murid untuk sekedar berkeluh kesah tentang sesuatu yang sedang dihadapinya. Setelah ini saya akan banyak melakukan kegiatan refleksi untuk menggali lebih tentang profil murid saya sehingga pembelajaran saya bisa maksimal.” Sedangkan Bapak Achmad Eko, Ketua KKG Kelas 6 Kec. Bergas menceritakan pendapatnya “Selama ini guru kurang berkreatifitas dalam mengembangkan pengajarannya, guru hanya mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, namun mengingat kondisi seperti pandemi seperti ini akan agak susah untuk sesuai dengan target kurikulum. Sekaranglah mungkin saatnya guru harus benar-benar merasakan yang namanya merdeka belajar demi menciptakan kreatifitas dalam mengajar. Satu lagi saya baru tahu kalau istilah merdeka belajar berawal dari video yang saya lihat tadi.” Setelah Nobar dan refleksi, para guru menyadari bahwa tiga hal dalam merdeka belajar komitmen, mandiri dan refleksi adalah sebuah tiga kata yang memiliki makna yang dalam dan akan dilaksanakan sebagai wujud dari guru merdeka belajar. Anda masih penasaran tentang apa itu merdeka belajar? Yuk ikuti pelatihan Guru Merdeka Belajar

Pelatihan Guru – Praktik Baik Pengajaran dengan Video di Semarang bersama Nusantarun

Wah apa ini Praktik Baik Pengajaran dengan video? Kita tidak punya keterampilan untuk video dan mengeditnya! Guru-guru terlihat kebingungan dan sedikit khawatir ketika akan mulai pelatihan di hari ke 2. Walaupun merasa ragu akan bisa mengikuti  pelatihan, guru-guru tetap semangat untuk belajar lebih banyak. Sebelum memulai pelatihan, guru-guru diminta untuk membuat lingkaran berdasarkan urutan abjad dari judul film yang mereka sukai. Selesai membuat lingkaran, pak Rizqy meminta guru-guru berpasangan dengan teman di sebelah kanan atau kirinya. Dan guru-guru diminta untuk saling  menceritakan film yang mereka sukai dan pesan apa yang bisa disampaikan dari film tersebut untuk pendidikan. Semua guru terlihat sangat antusias untuk bercerita dengan temannya, setelah selesai saling bercerita pak Rizqy meminta beberapa guru untuk memberikan informasi yang didapat dari temannya.  Memasuki materi pelatihan, guru-guru sudah membentuk kelompoknya yang terdiri dari 5-7 orang dalam satu kelompok. Pak Rizqy dan pak Kumar mulai menjelaskan materi pelatihan, dengan menayangkan salah satu contoh video Praktik Baik. Guru-guru bisa menggunakan tulisan praktik baik yang kemarin sudah dibuat sebagai naskah untuk pembuatan video, pak Rizqy dan pak Kumar menjelaskan bagaimana alur pembuatan video yang tepat, mereka juga menjelaskan bagaimana cara pengambilan gambar untuk video. Setelah mendengarkan penjelasan dari pak Rizqy dan pak Kumar, guru-guru bersama kelompoknya melakukan pengambilan gambar atau syuting dari salah satu cerita anggota kelompoknya.  Baca Juga: Pelatihan Pembuatan Video dengan Handphone Semua guru sangat antusias ketika melakukan proses syuting, ada yang berperan sebagai guru kelas, murid bahkan orang tua. Ketika semua sudah selesai melakukan proses syuting. Peserta kembali mendengarkan penjelasan pak Rizqy dan pak Kumar. Mulai dari aplikasi yang bisa akan digunakan untuk mengedit video sampai bagaimana proses mengedit video menggunakan aplikasi tersebut. Guru-guru bersama kelompoknya mengikuti penjelasan dengan seksama. Peserta sesekali menanyakan hal yang  sulit dipahami kepada pak Rizqy atau pak Kumar. Bahkan bertanya dengan temannya yang sudah lebih paham. Selesai mengedit video guru-guru merasa sangat senang dengan materi pelatihan yang mereka terima. Beberapa bahkan berencana akan membuat video praktik baik dari cerita yang mereka tulis. Ingin mengikuti Pelatihan Online Kampus Guru Cikal? Silakan klik: Pelatihan Guru Merdeka Belajar

Pelatihan Menulis Praktik Baik Pengajaran

Apa itu menulis praktik baik pengajaran? Saya tidak bisa menulis, bagaimana cara melakukannya? Raut wajah bingung namun penasaran muncul dari guru-guru berkumpul di gedung Dieng, BP2KLK Semarang untuk mengikuti Pelatihan Menulis Praktik Baik. Kampus Guru Cikal berkolaborasi dengan Nusantarun mengadakan pelatihan untuk guru dan murid. Pelatihan diselenggarakan secara paralel di hari Selasa, 10 Maret 2020 dan Rabu, 11 Maret 2020. Guru-guru mengikuti pelatihan bersama pak Rizky Rahmat Hani, pak Ratno Kumar dan kak Fatrica sebagai pelatih di ruangan lantai dua. Sebelum mulai praktik menulis. Sebagai narasumber dan fasilitator pak Rizqy, pak Kumar dan kak Fatrica memperkenalkan diri kepada guru-guru. Kemudian 3 orang tadi mengajak guru-guru untuk melakukan Ice Breaking, agar suasana pelatihan menjadi lebih santai.  Penulis, Salah Satu Karier Protean Guru Memasuki sesi materi pelatihan pak Rizqy dan pak Kumar menjelaskan Karir Protean. Bahwa guru-guru bisa mengembangkan karirnya tidak hanya sebagai koordinator sekolah atau kepala sekolah. Tapi guru-guru bisa mengembangkan karirnya melalui bakat atau keterampilan lain yang dimilikinya tanpa meninggalkan profesi utamanya sebagai guru. Sebagai contoh yang sudah ada adalah Pak Nunuk. Beliau melihat kebutuhan belajar murid-muridnya di dalam kelas dan keterampilannya dalam membuat board game. Pak Nunuk menciptakan banyak board game untuk membantu belajar murid-muridnya. Selain pak Nunuk ada pak Eka Wardana yang aktif sebagai penulis buku. Pak Eka mengembangkan karirnya dengan membuka penerbit buku bagi guru-guru.  Dari penjelasan pak Rizqy dan pak Kumar tentang karier protean. Guru-guru semakin penasaran bagaimana cara memiliki karir protean. Sedangkan tidak memiliki banyak keterampilan dan masih harus tetap fokus mengajar di kelas. Pak Rizqy dan pak Kumar menambahkan, bahwa dengan menulis praktik baik di kelas guru-guru bisa mengembangkan karier protean. Di Kampus Guru Cikal, guru-guru bisa menulis praktik baik yang pernah dilakukan dan mengirimkannya ke Kampus Guru Cikal. Tulisan kemudian akan diterbitkan di Surat Kabar Guru Belajar atau dimuat dalam buku yang Kampus Guru Cikal terbitkan. Pelatihan Menulis dengan Formula ATAP Di Sesi berikutnya pak Rizqy dan pak Kumar mulai menjelaskan cara menulis. Formula yang digunakan adalah ATAP yang dimiliki Kampus Guru Cikal. A yang pertama adalah Awalan. Bagian yang menceritakan situasi awal meliputi tanggung jawab sebagai guru dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. T adalah Tantangan. Bagian yang menceritakan tantangan atau kesulitan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian A yang kedua adalah Aks. Bagian yang menceritakan strategi dan pelaksanaan strategi belajar termasuk penyesuaian strategi bila ada. Dan yang terakhir P yang berarti Perubahan atau Pelajaran, bagian yang menceritakan pelajaran hasil refleksi terhadap keseluruhan proses.  Setelah pak Rizqy dan pak Kumar memberikan penjelasan ATAP. Guru-guru dibagikan kanvas pengerjaan ATAP, dan mereka diminta untuk memetakan praktik baik yang sudah dilakukan. Setelah selesai memetakan praktik baik, pak Rizqy meminta guru-guru untuk menuliskan kanvas ATAP tersebut dalam bentuk paragraf. Semua guru mulai menuliskan kanvas ATAP mereka dalam bentuk paragraf. Saat itu ada 3 orang guru yang datang terlambat saat pak Rizqy dan pak Kumar menjelaskan penulisan ATAP. Sehingga mereka terlihat kebingungan ketika akan menuliskan dalam paragraf. Kak Fatrica mencoba bantu dengan menjelaskan kembali penulisan di kanvas ATAP. Kak Fatrica juga memberikan contoh-contoh yang lebih mudah dipahami. 3 orang guru tersebut akhirnya bisa menyusul teman-temannya yang lain untuk menulis ATAP dalam bentuk paragraf. Selesai menuliskan praktik baik dalam bentuk ATAP. Pelatih mengingatkan para guru untuk menyimpan catatannya. Esok hari masih ada pelatihan Dokumentasi Praktik Baik dan akan menggunakan tulisan mereka sebagai materi video. Ingin mengikuti Pelatihan Menulis Kampus Guru Cikal? Klik link di bawah iniPelatihan Online: Penulisan Praktik Baik Pembelajaran

Murid Sulit diatur, Guru Jenuh Menegur, Apa solusinya?

Temu Pendidik Nusantara 2019 yang diselenggarakan tanggal 25-27 Oktober 2019 menyisakan sebuah tanya bagi guru. Lalu apa setelah ini? Salah satu hal yang bisa dilakukan yaitu berbagi praktik baik dengan rekan seperjuangan di dunia pendidikan. Tidak terkecuali bagi Bu Ika. Jauh-jauh datang dari Semarang dengan membawa semangat merdeka belajar, sepulang TPN 2019 dirinya menerapkan ilmu yang didapat untuk dipraktikkan di ruang kelas dan membagikan praktik baiknya dengan guru-guru lainnya di grup WA dalam diskusi daring Grup Intervensi dengan tema “Murid Sulit diatur, Guru Jenuh Menegur, Apa solusinya?” yang dilaksanakan pada hari Rabu, 27 November 2019. Bu Ika merupakan salah seorang guru BK yang mendapatkan beasiswa pelatihan dari Nusantarun dan Kampus Guru Cikal beberapa waktu lalu di Semarang dan berkesempatan mengikuti TPN 2019. Bu Ika bercerita bagaimana dirinya mengelola kelas. Sebagai Guru BK, saat itu Bu Ika merasa resah ketika menemukan banyak permasalahan di kelasnya. Mulai dari penataan posisi kursi dalam kelas yang amburadul, banyak meja kursi yang tidak terpakai di dalam ruangan kelas, banyak murid yang curhat kelasnya mulai tidak nyaman, dan juga adanya kesalahpahaman antar siswa sehingga membuat kelas menjadi sepi dan tidak saling menyapa satu dengan lainnya. Guru-guru mata pelajaran juga seringkali mengeluhkan bahwa murid sangat sulit diatur padahal guru sudah berkali-kali memberikan teguran. Berawal dari keresahan tersebut, bu Ika berinisiatif untuk meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengisi jam pelajaran guru lain karena sebagai guru BK biasanya tidak diberikan jam pelajaran mengisi kelas. Selama bu Ika mengisi kelas , ia menerapkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti kelas kompetensi di TPN terkait strategi pengelolaan kelas. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas diantaranya : penataan kelas, kesepakatan, kebiasaan, pengelompokan, komunikasi dan motivasi. Bagaimana bu Ika menerapkan strategi pengelolaan tersebut di kelasnya?   Bu Ika bercerita bahwa awalnya ia mulai dengan penataan kelas dengan mengubah letak tempat duduk yang biasanya hanya empat berderet memanjang menjadi letter U. Selain mengubah tempat duduk menjadi letter U, dirinya juga memajang papan kebaikan yang dipajang di dinding kelas, membuat mading class, mengadakan counseling class, membuat birthday chart, pojok literasi dan menggantungkan tulisan berisi cita-cita siswa di langit-langit kelas. Beberapa hari setelah penataan kelas tersebut, banyak rekan guru-guru mapel yang lain merespon baik dan merasakan manfaat dari penataan kelas yang lebih variatif. Murid jadi tidak jenuh di kelas dan guru bisa lebih menguasai kelas. “Bu Ika, sekarang anak-anak kelas X.IA makin antusias bu belajarnya. Biasanya anak-anak kalau nggak geger ngobrol dewe ya ngantuk. Sekarang jadi lebih fokus belajarnya. Maturnuwun nggih bu Ika ” ujar salah seorang guru yang mengajar kelas tersebut.  Setelah selesai penataan kelas, bu Ika mulai dengan strategi berikutnya yaitu komunikasi. Awalnya, terdapat murid yang merasa tidak nyaman ketika belajar karena teman yang duduk di depan bangku murid tersebut badannya lebih besar sehingga menyulitkan dalam memperhatikan pelajaran dan keduanya seringkali berselisih. Kemudian bu Ika mengajak murid-muridnya di kelas untuk bermain game. Murid diminta untuk menuliskan nama-nama mereka dan menempelnya di lantai. Kemudian murid diminta menyusun mulai dari nama yang terpanjang dan kemudian disusul dengan nama-nama yang lainnya. Dengan permainan tersebut, murid yang berselisih paham tersebut bisa saling kolaborasi, terjalin komunikasi, dan bisa saling memaafkan satu dengan lainnya. Di akhir diskusi, bu Ika bercerita bagaimana dirinya membangun kesepakatan kelas. Setiap membuat kesepakatan kelas dirinya selalu melibatkan murid. Dengan melibatkan murid, murid merasa dirinya dihargai dan guru menjadi lebih mudah dalam melakukan pendekatan dan memberi masukan jika murid melakukan hal yang kurang  baik.

Seminar Pendidikan untuk Semua, Karier Murid Disabilitas

Murid penyandang disabilitas sudah waktunya untuk berkarir sesuai minat dan kemampuannya. Mengapa tidak? Akses belajar ke Perguruan Tinggi kini semakin terbuka lebar untuk mereka, salah satunya adalah Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang, yang setapak demi setapak setiap tahunnya selalu membenahi diri dengan melengkapi sarana dan prasarananya yang ramah difabel serta berusaha menambah jenis Program Studi yang selaras dan sesuai bagi penyandang disabilitas. Sebut saja Henok Bagus Wijaya salah seorang mahasiswa aktif di UDINUS yang menjadi narasumber dalam  Seminar “Pendidikan Untuk Semua” yang menjadi Mahasiswa di Udinus semester akhir ini, mengatakan bahwa “Awalnya saya ragu ragu kuliah di UDINUS, apakah saya mampu mengikuti perkuliahan di UDINUS, dengan kondisi saya  yang Tuna Netra ini? Berkat informasi dan dukungan dari Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) Jawa Tengah, akhirnya saya percaya diri sampai sekarang bahwa saya mampu dan bisa mengikuti perkuliahan di UDINUS”. “ Disini sekalipun saya difabel saya mendapat perlakuan yang sama dengan mahasiswa reguler lainnya, tidak dibedakan. Saya mendapatkan materi perkuliahan dan tugas yang sama dengan mahasiswa lain serta saya mengerjakan soal ujian yang sama tapi fasilitas yang saya peroleh dari UDINUS yang berbeda dengan  teman yang lain karena saya dibantu dengan ‘Laptop bicara’. Paparan materi tentang pengalaman Denok Bagus Wijaya  belajar di UDINUS ini mendapat antusias yang cukup tinggi dari peserta Seminar yang diselenggarakan di YPAC Semarang pada tanggal 16 Desember 2019, Seminar ini diikuti oleh orang tua siswa dari berbagai SLB di Jawa Tengah seta SMA /SMK Inklusi di sekitar kota Semarang, di antaranya : SLBN BLORA, Sekolah inklusi SMA N 3 Demak, SLB ITB Kendal dan SLB C / D YPAC SEMARANG selaku tuan rumah.Hadir selaku Narasumber dari UDINUS diantaranya Bapak Mulyono dan Bapak Raden Arief Nugroho. Dalam paparannya Bapak Mulyono dan Bapak Raden Arief Nugroho yang tampil kolaborasi ini menjelaskan bahwa UDINUS sangat terbuka bagi anak disabilitas yang ingin belajar di Perguruan Tinggi berwawasan IT yang terbaik di Jawa Tengah ini. Ada beberapa alumni mahasiswa difabel UDINUS yang sekarang melanjutkan studi S3 di Australia dengan beasiswa dari UDINUS. Hal ini membuktikan bahwa UDINUS siap melayani mahasiswa difabel yang dapat berprestasi dengan baik. Ada 2 Fakultas pilihan yang ditawarkan bagi mahasiswa Difabel diantaranya Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Komputer , dengan 8 pilihan Program studi.  Dalam perkembangannya UDINUS masih mengakui masih memiliki banyak kekurangan untuk memberikan hak yang sama terhadap mahasiswa disabilitas , keterbatasan sarana dan prasarana yang masih kurang mendukung serta keterbatasan jurusan program studi yang dapat dipilih.  Sementara itu senada dengan harapan orang tua ketika mengikuti sesi tanya jawab  dalam seminar ini, sangat berharap bantuan beasiswa bagi siswa Disabilitas untuk melanjutkan kuliah di PT dapat dialokasikan juga untuk Program Beasiswa Pelatihan Pendidikan  Vokasi bagi anak anak SLB, karena sangat menyadari secara akademik mereka banyak keterbatasan untuk ke jenjang bangku kuliah .Pertanyaan dan harapan senada juga disampaikan Bapak Imanudin   yang berharap program ini berlanjut sampai tahun depan, karena putranya kelas XI yang memiliki prestasi dibidang IT baru tahun depan ingin melanjutkan kuliah. Sementara ibu Kastri Wahyuni, selaku ketua Yayasan YPAC Semarang, dalam sambutanya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada pihak Kampus Guru Cikal yang telah berkenan menyelenggarakan Seminar yang sangat bermanfaat ini bagi orang tua disabilitas , bahwa masih banyak yang kurang informasi untuk tindak lanjut belajar putra putrinya setelah tamat SMA, sehingga seminar yang serupa sangat diharapkan dapat dilaksanakan lagi, tidak yang pertama dan terakhir dari KGC terhadap YPAC Semarang.  Kehadiran Kampus Guru Cikal dengan NusantaRun telah mampu menggugah semangat orang tua untuk lebih bersemangat mendampingi putra putrinya yang memiliki keistimewaan , Harapan demi harapan terus bertambah dan akan berbuah, Semoga kehadira nya senantiasa memberi berkah kepada sesama dan penyandang disabilitas khususnya. Penulis : Moch. Purwanto (Guru SLB YPAC Semarang)

Merdeka Belajar, Bolehkah Mengajar, Jika Tidak Mau Belajar?

Siang itu, Selasa (28/5) matahari Semarang begitu terik namun tidak menjadi penghalang bagi peserta yang terdiri dari para guru yang mengajar di SMPN 10 Semarang dan para anggota KGB Semarang untuk menghadiri acara “Nonton Bareng Guru Merdeka Belajar”. Istimewanya lagi, ada peserta yang datang jauh-jauh dari Jepara dan Demak khusus untuk mengikuti acara ini.  Acara ini dibuka langsung oleh Kepala SMPN 10 Semarang Bapak Erwan Rachmat. Dalam pembukaannya Pak Erwan Rachmat, menyampaikan pesan bahwa sebagai seorang pendidik sudah seharusnya kita belajar, kalau tidak mau belajar jangan coba-coba menjadi pendidik yang mengajar. Pak Erwan yang sering mengisi kegiatan pelatihan pada guru-guru pun menjelaskan bahwa saat ini anak-anak lebih cerdas dibandingkan gurunya. Oleh karena itu, guru harus terus meningkatkan kapasitas pengetahuannya.  Nonton Bareng Guru Merdeka Belajar Acara nonton bareng kai ini dipandu oleh bu Anik Puspowati. Para peserta dengan antusias menyimak video yang dipaparkan oleh Bu Najelaa Shihab tentang merdeka belajar. Tujuan dari Guru Merdeka Belajar adalah sebuah tantangan untuk melawan miskonsepsi yang sering disematkan kepada guru bahwa guru hanya mau belajar jika mendapat insentif baik dalam bentuk uang ataupun sertifikat.  Selain itu, terdapat miskonsepsi bahwa guru hanya bisa belajar dari para ahli atau pakar. Selesai menonton, bu Anik memberikan pertanyaan reflektif seputar merdeka belajar. Seperti pemahaman tentang merdeka belajar, penerapan merdeka belajar termasuk saat mengajar, dan bagaimana cara agar merdeka belajar ini terus diterapkan. Baca juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Peserta saling berdiskusi. Hasil diskusi tersebut mematahkan miskonsepsi-miskonsepsi belajar guru yang selama ini diyakini. Seperti yang disampaikan bu Ida Guru BK bahwa beliau dapat belajar hal baru yang sebelumnya ia tidak bisa dari anak-anak. Apalagi anak-anak mempunyai pergaulan yang luas sehingga ia bisa tau beragam komunitas dari anak-anak. Dalam menerapkan merdeka belajar perlu adanya komitmen, kemandirian, dan refleksi. Tentunya hal ini harus diupayakan semua pihak dengan menyebarkan virus merdeka belajar. Merdeka belajar tentunya memiliki tantangan namun bukan berarti tidak bisa bukan? Anda masih penasaran tentang apa itu merdeka belajar? Yuk pelajari Surat Kabar Guru Belajar Edisi 6Berisi praktik para Guru yang mengajar dengan menerapkan merdeka belajarUnduh GratisKlik:

Manajemen Konflik di Kelas Berbasis Sekolah

Ari WibowoSeperti apa kata kutipan pengantar pada poster materi malam ini yaitu bagaimana mengelola konflik yang terjadi di sekolah yang saya yakin Bapak dan Ibu temui setiap hari di kelas. Dalam kesempatan malam ini, saya ingin berbagi praktik apa yang kami lakukan dalam mengelola konflik dan bagaimana keterampilan mengelola konflik bisa diterapkan pada guru dan murid. Dalam penyelesaian konflik, Sekolah Cikal menerapkan peraturan yang jelas dan tegas terhadap jenis-jenis konflik yang terjadi di sekolah dari jenis minor dan major tertulis jelas di School Parent and Students Handbook. Saya akan berbagi cerita tentang alur penanganan konflik yang kami lakukan di Sekolah Cikal. Untuk tema Conflict resolution sendiri diajarkan di kelas 2. Silahkan membaca materi berikut. Apa itu Konflik?Sebagai manusia, kita sering berdebat dengan orang lain ketika kita marah atau kesal tentang sesuatu. Terkadang ketika kita berniat menyelesaikan konflik dengan tenang dan mudah, pertengkaran itu menjadi panas dan kita tidak bisa mengendalikan diri kita sehingga menjadi defensif, menyerang, dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan. Menyelesaikan konflik kadang sulit bagi kita sebagai orang dewasa, apalagi untuk anak-anak yang masih belajar mengendalikan diri dan mengekspresikan perasaan dengan kata-kata alih-alih tindakan. Mayer dalam bukunya The Dynamic of Conflict (2012) menyatakan bahwa sebagai serangkaian persepsi, konflik adalah keyakinan atau pemahaman bahwa kebutuhan, minat, keinginan, atau nilai seseorang sendiri tidak sesuai dengan orang lain. Konflik juga melibatkan reaksi emosional terhadap suatu situasi atau interaksi yang menandakan ketidaksepakatan. Konflik juga terdiri dari tindakan yang kita ambil untuk mengekspresikan perasaan kita, mengartikulasikan persepsi kita, dan memenuhi kebutuhan kita dengan cara yang berpotensi mengganggu kemampuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Apakah anak-anak sudah mampu menyelesaikan konflik sendiri?Konflik adalah bagian normal dari pengalaman sehari-hari, tetapi menyelesaikan konflik dengan sukses membutuhkan keterampilan sosial yang tepat. Kami sebagai guru di Cikal terkadang berpikir anak-anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, tetapi kami sering lupa bahwa seringkali anak-anak tidak tahu bagaimana cara berkompromi dan mengenali kebutuhan orang lain. Karena keterampilan penyelesaian konflik tergantung pada keterampilan sosial dan bahasa anak-anak serta persepsi mereka tentang situasi, mereka masih perlu dilatih tentang cara melakukannya. Mengapa perlu Mengakhiri Konflik?Beberapa tujuan utama mengapa kita perlu “mengakhiri konflik” adalah: Untuk menghasilkan solusi yang disetujui semua pihak Untuk bekerja secara efisien dan secepat mungkin untuk menemukan solusi Untuk memperbaiki hubungan antar kelompok dalam konflik Peran Guru dalam Membantu anak-anak menghadapi konflikDi Sekolah Cikal, kami percaya bahwa anak-anak harus dapat menyelesaikan konflik mereka secara mandiri. Itu tidak berarti bahwa yang lain tidak bisa memberikan tangan mereka untuk menyelesaikan konflik. Karena, pemecahan masalah dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kontrol emosi siswa. Selain itu, penyelesaian masalah adalah representasi Dimensi Lima Bintang Cikal (seperti integritas, kepedulian, komunikasi, pikiran terbuka, dll). Jika konflik tetap ada, orang tua, guru, dan bahkan siswa lain juga dapat membantu sebagai mediator. Langkah-langkah dalam membantu anak-anak menghadapi konflik 1. Mendengarkan dan Menafsirkan.Anak-anak menceritakan kisah mereka kepada mediator secara bergantian. Akan lebih baik bagi orang tua / dewasa untuk hanya mendengarkan tanpa menyela. Orang tua sebagai mediator perlu fokus pada masalah, bukan siapa yang melakukan kesalahan. 2. Kedua belah pihak berganti posisiAnak-anak mengulangi cerita dari pihak lain sehingga mereka dapat memahami masalah dari sudut pandang yang berbeda. Kedua belah pihak perlu melakukan prosedur ini, bahkan jika mereka tidak setuju. 3. Diskusikan dengan kedua belah pihak jika mereka punya solusiUntuk mendiskusikan dan menemukan solusi, tanpa menilai. Semua saran disambut. 4. Buat perjanjian verbalMemastikan tidak ada pihak yang merasa dipaksa atau tertekan untuk mengambil keputusan. 5. Buat perjanjian tertulisMenyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat dan mengerti. Anak-anak menggunakan kata-kata mereka sendiri. METODE I-MESSAGE What is I-Message ?Statements about feelings, beliefs, and values that begin with the word “I”For example : “I don’t like being pushed because it hurts” Jika diterjemahkan seperti ini : Apa itu Pesan-Saya?Pernyataan tentang perasaan, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dimulai dengan kata “I”Misalnya: “Saya tidak suka didorong karena sakit” Di dalam I-MESSAGE ada 4 bagian: I FEEL —- WHEN YOU — I WANT —BECAUSE Contoh lagi ya:“I feel hurt, when you said that I’m a looser. I want you to say nice thing to me, because I want to be your friend.”Metode ini bisa dilakukan dan sangat efektif khususnya bagi murid yang sulit mengungkapkan dengan kata-kata. Mari berlatih: Berlatih menggunakan contoh studi Kasus-I: Berebut mainan: Pesan-Saya: “Saya sedih ketika kamu mengambil alih mainan saya. Saya ingin kita bergiliran, ok. ”Seorang gadis mendatangi gurunya dan menjelaskan bahwa ia tidak diizinkan bergabung dalam kelompok permainanPesan-Saya: “Saya kesal ketika kamu menolak saya untuk bergabung dengan grup. Saya ingin kamu menerima saya di grup seperti yang lain ”. Guru BK kewalahan dalam menyelesaikan konflik. Tolong! Sejak tahun 2009, kami memiliki program yang bernama PEER MEDIATOR. Mengutip dari info Kontak Cikal : Peer Mediator ProgramAs part of our anti bullying program and to equipped students with conflict resolution skills, Sekolah Cikal has developed a Peer mediator program since 2009. Peer mediation is both a program and a process where students of the same age-group facilitate resolving disputes between two people or small groups. Program ini dikelola oleh Konselor Sekolah bekerjasama dengan Guru-Guru kelas dengan alur sbb; Recruitment : 1 mingguInterview     : 1 mingguTraining       : 1 minggu Sekolah mengeluarkan surat partisipasi (Surat rekomendasi) bagi siswa/i yang berminat Jadi bagi siswa/i yang terpilih sebagai PEER MEDIATOR akan mendapat penugasan di jam-jam tertentu untuk membantu guru-guru menyelesaikan konflik yang terjadi di sekolah. Nah, seperti itu alurnya Bapak dan Ibu jika ada praktik lainnya dalam penyelesaian konflik di sekolah monggo lho bisa dishare juga. Terima kasih Pesan: Jika konflik terjadi di selama jam sekolah dan belum menemukan jalan keluar permasalahannya, Guru wajib menginformasikan hal ini kepada orang tua yang berkonflik yakinkan kepada mereka bahwa proses mediasi sedang berlangsung dan akan secepatnya diinformasikan kepada orangtua melalui email, whatsapp atau media lain. AhyuniOke saya kasih waktu 10 menit untuk membaca dan memahami materi ya bapak ibu sambil menyiapkan pertanyaannya juga Ahyuni Sesuai panduan ada 2 termin ya, termin pertama saya buka, boleh tanya boleh sharing pengalaman boleh lain-lainnya juga. SESI TANYA JAWAB SilviaDi kelas yang saya ajar, dulu masih biasa-biasa saja. Baru kali ini mengalami hal yang menurut … Read more

Literasi di Kelas Matematika?

Bagaimana sih penerapan literasi di kelas Matematika? Yuk simak liputan Temu Pendidik Daring KGB Semarang berikut ini. Ika RizqiyaSaya perkenalkan Narasumber kita kali ini ya. Beliau Pak Teguh, Alumni Unnes. Sekarang beliau merupakan seorang Guru di SDIT Bina Insani. Pengalaman beliau luar biasa sudah mengajar 8 tahun. Domisili di Tembalang dan alhamdulillah sudah dikarunia 3 anak. Ika RizqiyaSilakan Pak Teguh bisa membagikan ilmunya tentang tema diskusi kita malam ini Teguh PrasetyoBapak Ibu semua luar biasa, baru saya temui komunitas yang spirit belajarnya sekuat ini. Tanpa surat tugas, tanpa uang perjalanan dinas, dan tanpa paksaan dari pimpinan sekolah. Merdeka Belajar. Kata literasi sangat familiar sekali baik di media online maupun di pertemuan diskusi guru di beberapa tempat.  Literasi seringkali dikaitkan dengan tuntutan zaman di abad 21. Yang mana kita diberi tanggung jawab untuk mengondisikan peserta didik kita memiliki 4C. Teguh PrasetyoLalu dimanakah posisi matematika? “Mathematics is the queen as well as the servant of all sciences” Matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan. Matematika itu punya landasan, pondasi untuk dirinya sendiri, dan di sisi lain matematika juga membantu disiplin ilmu lainnya untuk semakin berkembang. Baik dalam riset dan penelitian kuantitatif disiplin ilmu lainnya, maupun terkait data dan statistiknya.Matematika memiliki simbol-simbol angka, matematika itu kumpulan konsep. Yang sering kali simbol dan konsep matematika muncul dalam tulisan/ berita di surat kabar. Ika RizqiyaMenarik Pak materinya, waktu zaman kecil dulu sampai sekarang paling malas belajar matematika, berharap semoga kemalasan saya ini tidak tertular pada anak-anak dengan penyampaian matematika yang menarik dan tidak membosankan, anak-anak bakal tertarik seperti kata pak Teguh “Mathematics is the queen as well as the servant of all sciences” Pentingnya Literasi Numerasi Teguh PrasetyoDi surat kabar kita sering mendapati tabel, grafik, prosentase yang mengandung makna.  Dan disinilah literasi numerasi di kelas matematika dibutuhkan. Apa jadinya jika murid kita katakanlah kelas 6, belum kenal cara membaca tabel, belum tahu arti perubahan diagram batang. Mereka tidak bisa bertahan dalam dinamika informasi zaman dan teknologi. Bahkan kita sebagai guru perlu belajar lebih cepat tentang apa itu 6 literasi dasar. Untuk menunjang kecakapan di abad 21. Dikabarkan Indonesia akan mengalami “bonus demografi”. Banyaknya usia produktif, dan mereka adalah murid kita yang saat ini masih duduk manis  (jika gurunya cool). Duduk bolak balik kesamaan kemari jika gurunya kreatif dan inovatif. Masa depan mereka ada di tangan bapak ibu sekalian. Pembelajaran matematika pun menjadi menarik untuk diperbincangkan. Pemerintah telah menyelaraskan desain pembelajaran matematika terhadap kebutuhan ke arah skill abad 21 melalui kurikulum 2013 (tematik). Ika RizqiyaMateri pembukanya sangat menarik agar teman KGB semakin semangat dan penasaran. Materi pembuka diskusi mungkin sampai sini dulu. kayaknya teman-teman KGB sudah tak sabar bertanya. Teguh PrasetyoAda beberapa hal yang perlu kita tekankan dalam mengajarkan matematika. Matematika berhubungan dengan konsep materi, konteks masalah, dan konten. Murid akan mudah menyelesaikan soal manakala paham akan konsep, paham bahasa yang ada dalam soal (tahu maksudnya) dan tertantang/ tertarik menyelesaikannya. Dalam memberikan soal kita perlu bertahap. Mulai dari konsep yang mudah dahulu, sedang, dan perlu berfikir beberapa tahap. Contoh Penerapan Literasi di Matematika Ika RizqiyaMungkin bisa dikasih contoh yang pernah Pak Teguh terapkan. Teguh PrasetyoPerlunya literasi adalah murid punya pemahaman tentang konten kosakata yang ada dalam soal tersebut. Mati artinya berkurang, membeli lagi artinya bertambah. Contoh literasi di matematika yang saya terapkan tentang perkalian, langkahnya: Beri tahu judul materi Kebermanfaatannya dalam kehidupan sehari hari Berikan contoh implementasi materi Masuk ke materi Misal begini ya, anak-anak  (kelas 2 SD) hari ini pak teguh akan mengajak kalian bermain. Tapi tidak sembarang bermain kita di sana akan belajar. Anak: di sana mana?Saya: ada deh, tempatnya asik, sejuk.Kita hari ini akan belajar perkalian, mudah sekali. Cukup menambah berulang.Anak: tapi aku belum hafal perkalian pak.Saya: oh tidak papa, yang penting ikut bermain dan ikuti instruksi pak guru Kita ajak mereka ke suatu objek yang dapat mengantarkan materi pada konteks benda konkret yang bisa dikalikan.  Untuk pembelajaran matematika kita bisa mendekatkan murid pada objek konkret. Atau benda yang konkret yang kita dekatkan pada murid. Apalagi kalo objeknya makanan, saya pernah menerapkan dengan kacang atom. Setelah pembelajaran saya nyatakan selesai, mereka boleh makan sepuasnya, asal tidak berebut. Arti Literasi WiwinJika kita mengajarkan anak-anak  matematika yang bentuknya soal cerita apakah itu sudah termasuk literasi? Contoh:  Tentang hitung campur. Maya mempunyai 5 ekor ikan kemudian mati 3 lalu ia membeli lagi 15 ekor ikan. Berapa seluruhnya? ( Ini soal blum HOTs ya). Seperti yang tadi pak teguh paparkan ada anak yang belum bisa menghafal perkalian. Jika guru meminta anak menuliskan kembali semacam refleksi apakah itu jg termasuk literasinya pak? Teguh PrasetyoYa literasi itu artinya bagaimana kita menjadikan yang kita pahami sebagai bekal untuk memecahkan problem. Literat. Literasi (melek) memahami konteks pembicaraan, memahami esensi informasi, untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Kekeliruan pengajaran matematika adalah kita menghafal rumus tanpa paham konsep. Misal Masalah kita orang dewasa, kita mau ke luar kota besok siang tapi naik kereta ke Surabaya. Apa yang kita lakukan? Orang yang tidak literat dia akan datang ke stasiun, kemudian bertanya pada bagian tiket. Saya mau ke Surabaya, besok siang, apakah ada kereta kesana? Tapi jawaban petugas adalah tidak ada, atau ada tapi sudah habis. Ada tapi uang anda tidak cukup. UN menjadi horor manakala kemampuan literasi (melek kalimat cerita, melek konsep, melek operasi hitung matematika kurang dimatangkan) Oleh karena itu perlu dipahamkan secara berangsur-angsur tentang konten matematika (paham konsep, tahu objek yang diperhitungkan, masalah dan keputusan yang perlu diambil bila soalnya penalaran). Kolaborasi sifatnya pengulangan materi. Berlatih untuk Meningkatkan Kompetensi AhyuniKetika anak konsep sudah memahami, tetapi waktu untuk mengerjakan soal mereka itu butuh waktu yang lama dalam menyelesaikan hitungannya. Apa yang harus kita lakukan pak? Teguh PrasetyoYang kita lakukan adalah melatih kecepatan dengan banyak latihan, misal: anak-anak, pak teguh kasih kertas kecil (F4 dibagi 4). Lihat ada 10 soal perkalian. Dalam waktu 5 menit siapa yang berhasil mengumpulkan dengan hasil yang tepat. 28 murid kita bagi dalam waktu yang sama. Kita jelaskan ini latihan kecepatan, yang sudah segera taruh di meja pak guru. Hitung. Setelah hitungan 3 baru boleh dikerjakan, satu, dua, Siap, Tii, belum. Tiiii ga. Ika RizqiyaTernyata ada prasyaratnya … Read more

Merdeka Belajar, Mengapa Guru Harus Belajar?

Mengapa guru harus belajar? Kalimat tersebut membuka sesi Nobar di SDIT Bina Insani kali ini. Membersamai murid dalam kegiatan demi kegiatan pasti menemukan dinamika pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal-hal baru tentang murid bisa jadi guru temui tanpa disadari. Guru merasakan perubahan tingkah laku murid, guru mendapati nilai ulangan semakin membaik, guru mengerti betul kronologi murid yang semakin dewasa. Itu semua merupakan perubahan-perubahan yang perlu disikapi dengan baik dan tepat. Jika perubahan murid yang positif saja perlu penyikapan yang tepat agar bertahan dan bertambah baik, apalagi perubahan peserta didik kita yang justru makin buruk. Tentu saja kedua fenomena tersebut perlu kompetensi guru yang semakin meningkat. Belajar Bersama Komunitas Guru Belajar Tanggung jawab kita untuk memberi pelayanan yang tepat tentunya membutuhkan kemampuan yang sesuai dengan perubahan yang terjadi. Apalagi jika kita punya keinginan menjadi guru yang semakin profesional. Kita perlu merespon semua perubahan dengan lebih tepat. Itulah alasan mengapa kita masih perlu belajar bersama Komunitas Guru Belajar. Komunitas Guru Belajar Semarang mempersembahkan Nonton Bareng Guru Merdeka Belajar dan Manajemen Kelas. Kami bukanlah kekuatan satu-satunya, kami KGB Semarang hanyalah satu dari sekian komunitas yang peduli akan pergerakan pendidikan pun dimulai dari langkah yang terkecil yang banyak digandrungi dan tak bisa ditolak orang. Ya, nonton bareng. Nonton Bareng GMB ini diselenggarakan di Aula SDIT Bina Insani pada hari Sabtu, 7 September 2019. Nonton bareng ini dihadiri oleh kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari para guru TK, SD dan manajemen Bina Insani.  Acara nonton bareng guru merdeka belajar ini berlangsung kurang lebih selama 2,5 jam. Nobar ini dikoordinatori Pak Teguh, salah seorang guru SDIT Bina Insani, dipandu dan diliput oleh Elvrida Rosalia Indraswari, salah satu penggerak dan host KGB Semarang. Dari 2,5 jam yang ada, acara ini diawali dengan pembukaan dan ice breaking. Pemandu lantas memberikan cuplikan kata singkat tentang merdeka belajar, apa yang diketahui peserta tentang merdeka belajar dan mengapa penting. Mengapa kita harus menjadi guru yang merdeka belajar. Berbekal Surat Kabar Guru Belajar edisi 6 dan 7 tentang merdeka belajar dan refleksi belajar, sejak dari awal acara ini sudah sangat menyita perhatian para peserta. Kemudian tentunya sesuai judul maka selanjutnya adalah sesi nonton bareng. Video berdurasi 15 menit yang cukup menggugah hati ini disaksikan secara hitmat oleh 15 pasang mata yang ada. Salah satu komponen yang dibahas adalah komponen dari merdeka belajar itu sendiri. Ibu Najeela Shihab mengemas kata-kata yang cukup menggelitik para peserta dan hatinya. Sesi terakhir yang tentunya berlangsung cukup lama dan interaktif adalah pada sesi diskusi dan refleksi. Para peserta diajak untuk merefleksikan apa yang sudah dipahaminya dari menonton video tadi.  Baca Juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang kami bahas pada sesi refleksi: 1. Di antara semua miskonsepsi tadi, mana yang paling menggambarkan diri Anda? 2. Ciri Guru Merdeka Belajar adalah Komitmen pada tujuan, Mandiri terhadap cara belajar dan Melakukan refleksi. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut ? Apa alasannya?3. Apakah Anda ingin menjadi Guru Merdeka Belajar ? Apa alasannya?4. Sebagai Guru Merdeka Belajar, apa perubahan yang ingin Anda lakukan di kelas?5. Sebagai Guru Merdeka Belajar, apa pengembangan diri yang ingin Anda lakukan bersama Komunitas Guru Belajar? Selama kurang lebih 2 jam yang tersisa kami berusaha membuat sesi refleksi ini bermakna, tak hanya memainkan pemikiran kami tapi juga membuat hati kami lebih bergelora, memaknai setiap pertanyaannya sebagai suatu pembelajaran yang dikemas melalui konsep nonton bareng. Diantara miskonsepsi yang disebutkan dalam video nobar, sebagian besar adalah sama pada dikejar target dinas. Lalu apakah peserta setuju bahwa ciri dari guru merdeka belajar adalah 3 tersebut? Ya, mereka sangat setuju. Karena berawal dari tujuan yang jelas dan komit akan tujuan tersebut, seorang guru akan mandiri untuk belajar dan kemudian merefleksinya untuk suatu progres yang semakin baik. Ketika ditanya apakah ingin menjadi seorang Guru Merdeka Belajar? Maka tampak dari bibir dan sorot mata para peserta berkata “Ya”. Penuh semangat yang bergelora, tergambar dari sorot mata dan refleksi ini. Para peserta semakin belajar bahwa guru harus belajar, memanajemen kelas sebaik mungkin, menjadi guru yang merdeka belajar. Peserta berucap syukur sebab memahami merdeka belajar. Kami mengakhiri nonton bareng ini dengan memekikkan semangat kemerdekaan, sebagai titik balik bahwa kami sudah berada di depan gerbang merdeka belajar dan siap untuk berpetualang. Foto bersama pun semakin mempermanis sesi nobar kami kali ini. Anda masih penasaran tentang merdeka belajar? Yuk pelajari Surat Kabar Guru Belajar Edisi 6Unduh GratisKlik: