Mengajar yang Efektif Saat Pandemi

Bagaimana cara mengajar efektif saat Pandemi? Pandemi mendatangkan beragam tantangan baru bagi para pendidik, baik guru, kepala sekolah, hingga orang tua murid. Ada kekhawatiran tidak dapat memberikan pembelajaran bermakna karena sekolah tatap muka ditiadakan. Merespon hal tersebut, Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama NusantaRun menginisiasi program #TerusBelajar. #TerusBelajar salah satunya diadakan di Ponorogo, untuk memfasilitasi ratusan pendidik agar belajar bersama menghadapi situasi yang sudah berubah sejak pandemi. #TerusBelajar diadakan sejak bulan Agustus 2021, semua peserta mendapatkan beberapa modul yang dapat diakses secara online. Dari modul itu, pendidik dapat belajar bagaimana caranya untuk menerapkan prinsip merdeka belajar untuk proses belajar yang berpihak pada anak. Baca Juga: Pembelajaran Jarak Jauh yang Menyenangkan Hari Selasa (22/02/2022), 176 peserta penggerak dari Kabupaten Ponorogo merayakan proses belajarnya di STKIP PGRI Ponorogo. Perayaan tersebut dihadiri oleh Imam Muslimin, Ketua Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Bukik Setiawan, ketua Yayasan Guru Belajar, dan Rizqy Rahmat Hani selaku ketua KPM. Rizqy, sapaan akrabnya, menjelaskan, selama masa pandemi murid kesulitan belajar hingga mengalami learning loss  yang semakin parah. Pasalnya, ekosistem pendidikan belum siap untuk memberi dukungan belajar yang kondusif pada murid. Bahkan mungkin sejak sebelum pandemi, banyak pendidik yang masih mengalami miskonsepsi mengajar. “Guru masih beradaptasi membuat pelajaran yang bermakna, kepala sekolah terus mencari cara untuk menjadi pemimpin saat pandemi, serta orangtua yang kebingungan dengan situasi ini. Akhirnya, dampak terbesarnya ada pada murid,” terang Rizqy. Inilah Cara Mengajar yang Efektif Saat Pandemi Salah satu peserta dan penggerak #TerusMengajar, Maria Kurniawati mengungkapkan, setidaknya terdapat dua hal yang harus diperhatikan agar mengajar yang efektif dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada murid. “Pertama yaitu tentukan dulu tujuannya dengan melibatkan murid. Ini menjadi penting karena tujuan adalah motivasi yang menggerakkan seseorang untuk belajar. Hal ini bisa meliputi apa pentingnya mempelajari ini atau mengapa hal ini yang dipelajari?,” terang Maria yang juga merupakan Kepala TK Merak Ponorogo. Sejak penentuan tujuan ini, Maria menegaskan memang perlu mengutamakan prinsip memanusiakan manusia dengan memetakan empati. Guru harus sadar bahwa murid tumbuh dengan kemampuan, minat, bakat, dan lingkungan yang berbeda. “Bagaimana dengan lingkungan keluarga besarnya, ayah, ibunya. Ini perlu waktu untuk belajar memahaminya. Namun tidak boleh terlewat karena dampaknya akan sangat besar,” tukasnya. Dari analisis tersebut, guru dapat memahami, setiap murid memiliki potensinya masing-masing. Potensi tersebut akan mengantarkan mereka untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Selain itu, Maria menyarankan agar guru maupun kepala sekolah untuk rajin bergabung dengan gerakan-gerakan pendidik, seperti misalnya Temu Pendidik Daerah dan Temu Pendidik Nusantara. “Setelah belajar modul, saat itu saya ikut Temu Pendidik Daerah. Di situ saya mendapatkan penguatan dari yang sudah dipelajari. Tepatnya, saat itu mendapatkan pencerahan mengenai pembelajaran project dan STEAM,” jelas Maria. Tidak hanya berhenti di situ, Maria aktif untuk menularkan cara mengajarnya ke guru lain hingga menerapkan prinsip merdeka belajar ke muridnya. Baginya saat ini, pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh tidak menjadi masalah. “Saya dan guru lainnya tidak lagi terkungkung harus home visit, Zoom, atau sejenisnya. Pembelajaran tatap muka mungkin cukup satu hingga dua kali seminggu. Selebihnya dapat dilakukan secara mandiri dan kami mendampingi dari jauh. Dari modul-modul itu, saya belajar untuk bisa bergerak mengajar dengan lebih fleksibel,” pungkasnya. — Kampus Pemimpin Merdeka merupakan lembaga pendidikan yang mendampingi jajaran pimpinan sekolah untuk menjadi penggerak dan pemimpin perubahan demi pendidikan yang #MerdekaBelajar dan berpihak pada anak.  Kampus Pemimpin Merdeka telah mendampingi lebih dari 100.000 pendidik dari 40 daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama NusantaRun menginisiasi program #TerusBelajar di lima daerah di Jawa Timur, salah satunya Kabupaten Ponorogo. Program ini memfasilitasi ratusan pendidik agar belajar bersama menghadapi situasi yang sudah berubah sejak pandemi. Salah satu peserta penggerak #TerusBelajar Kabupaten Ponorogo, Maria Kurniawati, berbagi bagaimana caranya agar dapat tetap memberikan pembelajaran yang bermakna untuk murid di masa pandemi. Hal tersebut ia dapatkan pasca mengikuti program #TerusBelajar sejak Agustus 2021 lalu.

Kecerdasan Buatan akan Menggantikan Guru

Apakah judul tulisan tentang kecerdasan buatan ini mengada-ada?Apakah Bapak Ibu guru sudah merasakan “ancaman” kecerdasan buatan? Kecerdasan buatan atau istilah kerennya Artificial Intellegence (AI) semakin mudah ditemui. Sebut saja Google Asisten di Android, Siri di perangkat Apple, Cortana di Microsoft Windows dan Alexa di Amazon. Betapa mudahnya kita meminta bantuan pada kecerdasan buatan ini, dari aktivitas sebagai mesin pencari, pemandu jalan, melakukan panggilan, bahkan menyalakan perangkat listrik di rumah yang sudah tersambung.“Ah itu kan aktivitas sederhana”Oke, coba lihat betapa “mengerikannya” kecerdasan buatan. Di media sosial kita bisa disuguhkan informasi yang didasarkan apa yang kita suka. Iklan-iklan yang muncul berdasarkan kebiasaan kita, dengan memanfaatkan kecerdasan buatan yang mampu mengenali karakteristik jenis foto/gambar yang kita sukai, juga notifikasi/pemberitahuan yang disesuaikan sehingga kita betah berlama-lama. Bahkan ada kecerdasan buatan yang dapat “berkembang kecerdasannya” seperti yang ditanam pada game sepak bola. Pemain yang dijalankan komputer bisa memahami kondisi lapangan, berhati-hati agar melakukan tackle tanpa melanggar aturan. Sadar akan waktu pertandingan dan bahkan menyesuaikan cara bermain lawan. Terdapat pula fitur yang dapat menganalisis hingga memberikan gelar man of the match pada pemain terbaik di pertandingan. Kecanggihan kecerdasan buatan juga sudah dihadirkan di berbagai film baik dokumenter maupun fiksi ilmiah. Mulai dari The Social Dilemma di Netflix, film terkenal Terminator, tayangan anak Kamen Rider Zero-One, hingga AI yang bisa menyembuhkan orang sakit di Transcendence. Bayangkan, bagaimana jika anak bisa difasilitasi belajarnya oleh kecerdasan buatan?Kecerdasan buatan yang akan memberikan informasi baik teks, gambar, video hingga simulasi digital sesuai topik yang sedang dipelajari.Kecerdasan buatan yang akan memberi notifikasi agar murid tenang saat belajar. Kecerdasan buatan yang akan menunjukkan warna merah, suara mengerikan, saat murid melanggar aturan. Kecerdasan buatan yang akan memberikan banyak bintang saat murid berbuat baik. “Kan kecerdasan buatan tidak ada sentuhan personal yang memanusiakan?”Lho, justru teknologi bisa melakukan diagnosis perilaku, dan memberikan personalisasi yang dapat disesuaikan dengan pengguna secara cepat. Bukankah personalisasi yang memanusiakan itu malah jadi tantangan berat jika kita melakukan pembelajaran sekadar dengan cara ceramah? Lalu bagaimana agar guru tidak digantikan kecerdasan buatan? Semangat menghadirkan teknologi masa depan, di pembelajaran masa kini dilakukan oleh #1000Pembicara beserta 3460 peserta saat #BelajarDiTPN7 (Temu Pendidik Nusantara). Terdapat lebih dari 380 kelas di acara yang diselenggarakan Komunitas Guru Belajar Nusantara dan Kampus Guru Cikal ini. Pada 12 – 13 Desember 2020 para guru saling belajar dan berbagi praktik baik pembelajaran. Alih-alih menyalahkan teknologi, para guru justru mengombinasikannya dengan pedagogi. Para guru yang tidak sekadar menggunakan teknologi untuk mempermudah pembelajaran direpetisi. Tidak sekadar menjadikan teknologi sebagai alat mengalirkan informasi. Bukti bahwa kecerdasan buatan tidak bisa menggantikan para guru ini. Baca Juga: Pasar Praktik Baik itu Bernama Kelas Kemerdekaan Seperti apa pembelajaran yang dibagikan dan dipelajari di Temu Pendidik Nusantara ke-7?Seperti apa guru yang sulit digantikan kecerdasan buatan?Yaitu guru yang menerapkan pembelajaran 5M (Memanusiakan Hubungan, Memahami Konsep, Membangun Keberlanjutan, Memilih Tantangan, Memberdayakan Konteks). 1. Pembelajaran dengan Teknologi untuk Memanusiakan HubunganPara guru memanfaatkan teknologi untuk membangun relasi dengan murid dan orangtua. Sehingga pembelajaran yang dirancang menyesuaikan kondisi mereka. Seperti apa penerapannya?Pembuatan media pembelajaran yang diawali dengan proses empati. Memanfaatkan media untuk memahami emosi murid. Penggunaan formulir asesmen diagnostik untuk menentukkan cara yang akan digunakan dalam pembelajaran. Juga pemanfaatan teknologi untuk menghadirkan belajar dengan kegembiraan. Sehingga guru mampu mengajak murid belajar tanpa iming-iming reward seperti bintang, maupun hukuman. Apakah hal serupa sudah Bapak Ibu lakukan? 2. Pembelajaran dengan Teknologi untuk Memahami Konsep“Kalau hanya memberi informasi, google lebih jago.”Saat ini jika orang penasaran, maka google di genggaman tangan akan menjadi jawaban. Para guru belajar di Temu Pendidik Nusantara ke-7 tidak ingin menjadi guru yang sekadar memberi informasi. Para guru ini melawan miskonsepsi, tidak mau jika hanya memindahkan ceramah ke media virtual. Alih-alih demikian, guru memodifikasi permainan, lagu, video, dan bahkan strategi pembelajaran dengan mengangkat konteks lingkungan untuk membantu murid membangun pemahaman. 3. Pembelajaran dengan Teknologi untuk Membangun KeberlanjutanJika sekadar memberikan tanda benar dan salah pada jawaban murid, serta memberi nilai berupa angka pada lembar soal, tentu beragam tools sudah tersedia. Nah, saat #BelajarDiTPN7 para guru membahas cara memberikan umpan balik, proses refleksi, hingga memperluas manfaat pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Dari proses memberi umpan balik melalui permainan, hingga menyebarkan praktik baik pembelajaran ke lebih banyak jangkauan. 4. Pembelajaran dengan Teknologi untuk Memilih Tantangan“Mengapa banyak orang kecanduan gawai, tapi sedikit yang kecanduan belajar?”Tahukah Bapak Ibu apa yang membuat game bikin ketagihan? Dan mengapa pembelajaran membuat bosan?Game memberikan berbagai pilihan dan jenjang tantangan. Karena jika hanya ada satu pilihan yang terlalu sulit, maupun satu pilihan saja yang terlalu mudah, sama-sama membuat bosan dan bahkan stres.Apakah pembelajaran di kelas kita juga demikian? #BelajarDiTPN7 menghadirkan para guru yang sudah memberikan pilihan jenis dan cara mengerjakan tugas. Karena para guru ini sadar, bahwa tidak mungkin semua murid diminta membuat tugas berupa video, atau bahkan hanya boleh menulis di kertas folio. Apalagi di saat pandemi mewabah, fasilitas belajar di rumah tidak seperti di sekolah. 5. Pembelajaran dengan Teknologi untuk Memberdayakan Konteks Bapak Ibu bisa melihat beragam kelas kolaborasi di TPN ke-7, silakan klik di sini. Para guru berbagi bagaimana tetap berdaya di tengah pandemi. Tidak hanya sendiri, namun menggerakkan orang lain dan batas jarak pun dilampaui. Gerakan membagikan praktik baik selama pandemi dengan komik digital, media sosial, hingga berbagi panggung virtual. Banyak sekolah yang saling belajar bersama, meskipun berasal dari daerah yang berbeda. Panduan Pembelajaran 5M bisa diunduh di sini Jadi, apakah Bapak Ibu siap digantikan kecerdasan buatan?Atau pembelajaran 5M akan Bapak Ibu terapkan?Poin mana yang akan Bapak Ibu lakukan?Yuk tulis di komentar, dan juga sebarluaskan!

Membuat Animasi dengan PowerPoint

Secara daring, kami belajar membuat animasi mulut berbicara melalui power point dengan judul kegiatan, “Apa itu Animasi Mulut berbicara di PowerPoint”. Acara diselenggarakan kamis, 27 Agustus 2020 lalu. KGB Bandung mengadakan Temu Pendidik daerah yang ke 22 ini melalui aplikasi G-Meet. Kegiatan yang dilakukan secara virtual ini membuat kami belajar banyak hal dalam teknologi terutama membuat animasi di powerpoint sehingga pembelajaran bisa diberikan pada murid dengan lebih menarik.  Kelas ini diawali dengan melihat dua karakter animasi yang sedang berbicara sambil menggerakan mulut. Tayangan itu membuat kami semakin penasaran untuk segera mempelajarinya. Melalui kelas ini, guru-guru diajak untuk belajar membuat video animasi pembelajaran mulut bergerak. Setelah diajarkan cara meletakan dan menggerakan mulut dalam powerpoint, kami diajarkan mencari dan mendapatkan gambar dari sebuah situs.  Kami disarankan untuk menggunakan gambar tipe GIF untuk mulut agar dapat terlihat bergerak ketika berbicara. Kami menyadari bahwa era digital semakin berkembang dan ini menuntut kita sebagai guru yang merdeka belajar, untuk terus mencari cara dalam menyesuaikan diri dengan teknologi dalam menjawab kebutuhan belajar murid.  Kelas ini dinarasumberi oleh Pak Rahman Sapta, seorang desainer grafis dari Semarang. Selain aktif membuat konten tentang animasi di channel youtube “Dunia Kita”, beliau pun membuka kursus desain grafis “Pixel Design” di kota Semarang.  Hadir juga Pak Zaenuri Arif dari KGB Bandung yang menjadi pemandu jalannya kelas. Ide ini diinisiasi oleh ibu Dewi Djuangsih, penggerak dari KGB Bandung sekaligus fundraiser program bantu kuatkan guru. Beliau tertarik dengan animasi powerpoint berbicara, sebagai media pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan murid. Dari yang kami pelajari, ternyata membuat media ajar animasi dengan powerpoint ini tidak harus memiliki keahlian khusus pembuatan animasi.  Dalam pembuatannya, ada dua tipe file gambar yang digunakan. Yaitu PNG dan GIF. Kita bisa mencari tipe file GIF bisa bergerak di PowerPoint. GIF biasa dipakai juga untuk stiker pada WhatsApp atau aplikasi chat lainnya. dengan demikian kita bisa memanfaatkan file tersebut untuk membuat animasi yang bergerak dengan lebih mudah. Sedangkan file PNG adalah tipe file yang statis, tidak bergerak, tetapi memiliki background yang transparan sehingga hanya bagian gambar saja yang akan terlihat. ini cocok untuk penggunaan gambar yang akan dipasang di latarbelakang atau dasar manapun.  Di situs freepik.com, kita bisa memilih berbagai karakter yang dapat kita gunakan. Kami diajarkan mengambil gambar dari sebuah situs yaitu situs Freepik images. Cari character → free download → copy and attribute dan diubah dulu ke format EPS. Dari EPS kita kita harus mengkonversinya terlebih dahulu ke bentuk WMF lalu di download. Konversi file ini bisa dilakukan secara online pada situs cloudconvert.com.  “Untuk menambahkan suara, kita bisa merekamnya sendiri lalu klik speaker abu-abu di powerpoint dan langsung bisa dimasukan.” Jelas pak Rahman sembari memberi penayangan video di kelas Temu Pendidik Daerah ini. “Sebelumnya kita bisa mempersiapkan naskah, apa saja yang akan kita masukan dalam dialog. Bisa berupa materi pelajaran, seperti tanya jawab guru dengan murid. Atau pun hal-hal lain yang ingin kita masukan ke dalamnya. Bila kita mempersiapkannya dengan matang, hasilnya pun akan lebih baik.” Tambah pak Rahman.  Agar peserta tidak bingung, Pak Rahman mempersilahkan para peserta untuk bertanya. Ibu Dhea bertanya cara mencari gambar yang tidak berbayar karena di internet banyak sekali situs yang mengharuskan kita membayar gambar yang kita pakai. Pak Iwan juga yang bertanya tentang bagaimana caranya mengconvert powerpoint yang sudah dibuat ke dalam bentuk video, karena setelah membuat powerpoint mulut bergerak, terkadang sebagai guru beliau merasa perlu untuk menyimpannya dalam bentuk video. Diterangkan oleh pak Rahman cara melakukannya yaitu: dari file→ save and send→ create video.  Namun 90 menit memang tidak cukup untuk mempelajari powerpoint mulut bergerak ini. Masih banyak rasa penasaran kami yang belum terjawab. Sepertinya kami masih membutuhkan pertemuan lanjutan berupa praktek bersama agar lebih menguasai materi ini. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab karena terbatasnya waktu. Hal itu membuat kami semakin penasaran sehingga pertemuan lanjutan sepertinya akan dapat menjawab kebutuhan kami. Oleh karena itu pak Rahman memberikan kesempatan pada kami untuk menghubunginya jika ada pertanyaan lebih lanjut disamping mencari waktu lain yang tepat untuk membuat sesi kedua workshop ini.  Baca Juga: 7 Model Media Ajar Inovatif Kegiatan yang diadakan dalam rangkaian mengumpulkan donasi “Bantu Kuatkan Guru” di kitabisa.com ini mendapat respon positif dari para peserta. Melalui program yang digagas oleh KGB Nusantara ini, KGB Bandung turut mengajak setiap peserta yang ikhlas dan sedang diberi kemudahan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, untuk memberi donasi yang nantinya akan didistribusikan oleh KGB Nusantara kepada guru-guru dan sekolah yang terdampak pandemi Covid-19. Tak dapat dipungkiri, bahwa keberadaan guru honorer maupun sekolah banyak yang terdampak finansial akibat adanya pandemi Covid-19 memerlukan dukungan dari segenap pihak. Semoga langkah ini senantiasa diberikan kemudahan dan keberkahan dari yang Mahakuasa. Aamiin.

Pelatihan Guru – Praktik Baik Pengajaran dengan Video di Semarang bersama Nusantarun

Wah apa ini Praktik Baik Pengajaran dengan video? Kita tidak punya keterampilan untuk video dan mengeditnya! Guru-guru terlihat kebingungan dan sedikit khawatir ketika akan mulai pelatihan di hari ke 2. Walaupun merasa ragu akan bisa mengikuti  pelatihan, guru-guru tetap semangat untuk belajar lebih banyak. Sebelum memulai pelatihan, guru-guru diminta untuk membuat lingkaran berdasarkan urutan abjad dari judul film yang mereka sukai. Selesai membuat lingkaran, pak Rizqy meminta guru-guru berpasangan dengan teman di sebelah kanan atau kirinya. Dan guru-guru diminta untuk saling  menceritakan film yang mereka sukai dan pesan apa yang bisa disampaikan dari film tersebut untuk pendidikan. Semua guru terlihat sangat antusias untuk bercerita dengan temannya, setelah selesai saling bercerita pak Rizqy meminta beberapa guru untuk memberikan informasi yang didapat dari temannya.  Memasuki materi pelatihan, guru-guru sudah membentuk kelompoknya yang terdiri dari 5-7 orang dalam satu kelompok. Pak Rizqy dan pak Kumar mulai menjelaskan materi pelatihan, dengan menayangkan salah satu contoh video Praktik Baik. Guru-guru bisa menggunakan tulisan praktik baik yang kemarin sudah dibuat sebagai naskah untuk pembuatan video, pak Rizqy dan pak Kumar menjelaskan bagaimana alur pembuatan video yang tepat, mereka juga menjelaskan bagaimana cara pengambilan gambar untuk video. Setelah mendengarkan penjelasan dari pak Rizqy dan pak Kumar, guru-guru bersama kelompoknya melakukan pengambilan gambar atau syuting dari salah satu cerita anggota kelompoknya.  Baca Juga: Pelatihan Pembuatan Video dengan Handphone Semua guru sangat antusias ketika melakukan proses syuting, ada yang berperan sebagai guru kelas, murid bahkan orang tua. Ketika semua sudah selesai melakukan proses syuting. Peserta kembali mendengarkan penjelasan pak Rizqy dan pak Kumar. Mulai dari aplikasi yang bisa akan digunakan untuk mengedit video sampai bagaimana proses mengedit video menggunakan aplikasi tersebut. Guru-guru bersama kelompoknya mengikuti penjelasan dengan seksama. Peserta sesekali menanyakan hal yang  sulit dipahami kepada pak Rizqy atau pak Kumar. Bahkan bertanya dengan temannya yang sudah lebih paham. Selesai mengedit video guru-guru merasa sangat senang dengan materi pelatihan yang mereka terima. Beberapa bahkan berencana akan membuat video praktik baik dari cerita yang mereka tulis. Ingin mengikuti Pelatihan Online Kampus Guru Cikal? Silakan klik: Pelatihan Guru Merdeka Belajar

Pelatihan Menulis Praktik Baik Pengajaran

Apa itu menulis praktik baik pengajaran? Saya tidak bisa menulis, bagaimana cara melakukannya? Raut wajah bingung namun penasaran muncul dari guru-guru berkumpul di gedung Dieng, BP2KLK Semarang untuk mengikuti Pelatihan Menulis Praktik Baik. Kampus Guru Cikal berkolaborasi dengan Nusantarun mengadakan pelatihan untuk guru dan murid. Pelatihan diselenggarakan secara paralel di hari Selasa, 10 Maret 2020 dan Rabu, 11 Maret 2020. Guru-guru mengikuti pelatihan bersama pak Rizky Rahmat Hani, pak Ratno Kumar dan kak Fatrica sebagai pelatih di ruangan lantai dua. Sebelum mulai praktik menulis. Sebagai narasumber dan fasilitator pak Rizqy, pak Kumar dan kak Fatrica memperkenalkan diri kepada guru-guru. Kemudian 3 orang tadi mengajak guru-guru untuk melakukan Ice Breaking, agar suasana pelatihan menjadi lebih santai.  Penulis, Salah Satu Karier Protean Guru Memasuki sesi materi pelatihan pak Rizqy dan pak Kumar menjelaskan Karir Protean. Bahwa guru-guru bisa mengembangkan karirnya tidak hanya sebagai koordinator sekolah atau kepala sekolah. Tapi guru-guru bisa mengembangkan karirnya melalui bakat atau keterampilan lain yang dimilikinya tanpa meninggalkan profesi utamanya sebagai guru. Sebagai contoh yang sudah ada adalah Pak Nunuk. Beliau melihat kebutuhan belajar murid-muridnya di dalam kelas dan keterampilannya dalam membuat board game. Pak Nunuk menciptakan banyak board game untuk membantu belajar murid-muridnya. Selain pak Nunuk ada pak Eka Wardana yang aktif sebagai penulis buku. Pak Eka mengembangkan karirnya dengan membuka penerbit buku bagi guru-guru.  Dari penjelasan pak Rizqy dan pak Kumar tentang karier protean. Guru-guru semakin penasaran bagaimana cara memiliki karir protean. Sedangkan tidak memiliki banyak keterampilan dan masih harus tetap fokus mengajar di kelas. Pak Rizqy dan pak Kumar menambahkan, bahwa dengan menulis praktik baik di kelas guru-guru bisa mengembangkan karier protean. Di Kampus Guru Cikal, guru-guru bisa menulis praktik baik yang pernah dilakukan dan mengirimkannya ke Kampus Guru Cikal. Tulisan kemudian akan diterbitkan di Surat Kabar Guru Belajar atau dimuat dalam buku yang Kampus Guru Cikal terbitkan. Pelatihan Menulis dengan Formula ATAP Di Sesi berikutnya pak Rizqy dan pak Kumar mulai menjelaskan cara menulis. Formula yang digunakan adalah ATAP yang dimiliki Kampus Guru Cikal. A yang pertama adalah Awalan. Bagian yang menceritakan situasi awal meliputi tanggung jawab sebagai guru dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. T adalah Tantangan. Bagian yang menceritakan tantangan atau kesulitan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian A yang kedua adalah Aks. Bagian yang menceritakan strategi dan pelaksanaan strategi belajar termasuk penyesuaian strategi bila ada. Dan yang terakhir P yang berarti Perubahan atau Pelajaran, bagian yang menceritakan pelajaran hasil refleksi terhadap keseluruhan proses.  Setelah pak Rizqy dan pak Kumar memberikan penjelasan ATAP. Guru-guru dibagikan kanvas pengerjaan ATAP, dan mereka diminta untuk memetakan praktik baik yang sudah dilakukan. Setelah selesai memetakan praktik baik, pak Rizqy meminta guru-guru untuk menuliskan kanvas ATAP tersebut dalam bentuk paragraf. Semua guru mulai menuliskan kanvas ATAP mereka dalam bentuk paragraf. Saat itu ada 3 orang guru yang datang terlambat saat pak Rizqy dan pak Kumar menjelaskan penulisan ATAP. Sehingga mereka terlihat kebingungan ketika akan menuliskan dalam paragraf. Kak Fatrica mencoba bantu dengan menjelaskan kembali penulisan di kanvas ATAP. Kak Fatrica juga memberikan contoh-contoh yang lebih mudah dipahami. 3 orang guru tersebut akhirnya bisa menyusul teman-temannya yang lain untuk menulis ATAP dalam bentuk paragraf. Selesai menuliskan praktik baik dalam bentuk ATAP. Pelatih mengingatkan para guru untuk menyimpan catatannya. Esok hari masih ada pelatihan Dokumentasi Praktik Baik dan akan menggunakan tulisan mereka sebagai materi video. Ingin mengikuti Pelatihan Menulis Kampus Guru Cikal? Klik link di bawah iniPelatihan Online: Penulisan Praktik Baik Pembelajaran

Bagaimana Video Pembelajaran yang Bermakna?

TPD Kelas Kompetensi berjudul Membuat Video Pembelajaran Bermakna Menggunakan Smartphone, diikuti sekitar 20 orang guru, manajemen sekolah, pustakawan, hingga orang tua murid, yang sengaja hadir ke SD Gagas Ceria. Mereka hadir dengan berbagai motivasi, dari yang ingin menghadirkan pembelajaran kreatif untuk murid-murid, ingin mendokumentasikan kegiatan untuk orang tua, bahkan dokumentasi untuk kepentingan promosi. Berangkat dari para peserta yang kebanyakan tak mampu membuat video, akankah pada akhirnya para peserta mampu menjadi kompeten membuat video? Pada hari pertama kelas kompetensi ini, yakni tanggal 4 januari 2020, kelas dipandu oleh Anggayudha (Aye) dari KGB Bandung. Kelas dibuka dengan ice breaking perkenalan yang selain menghadirkan keseruan, juga membuat para peserta jadi saling mengenal satu sama lain. Kelas berlanjut dengan sesi 1 tentang merancang strategi pengajaran bermakna menggunakan video. Sesi ini menjadi penting agar video yang nanti dihasilkan tidak hanya sekedar menjadi video biasa, namun juga dapat menjadi video pembelajaran yang bermakna. Sesi ini terdiri dari berbagai kegiatan yakni diskusi, gallery walk, pembahasan, dan praktik penyusunan startegi. Kegiatan diskusi berlangsung dengan sangat hidup, tak jarang perdebatan antar anggota kelompok pun terdengar. Hasil diskusinya dibuat dalam bentuk poster yang ditampilkan dalam galeri. Kegiatan gallery walk berhasil membuka wawasan dan memperluas sudut pandang dengan pertanyaan-pertanyaan kritis yang dilemparkan oleh para peserta yang berjalan mengitari galeri. Kegiatan pembahasan memberikan pemahaman baru mengenai beberapa elemen yang selama ini seringkali dilupakan saat penyusunan strategi, yaitu profil murid, bukti dan asesmen. Tak jarang guru menyusun strategi tanpa menghiraukan apa minat murid, bagaimana cara belajar murid, dsb. Tak jarang juga, bukti dan asesmen baru dipikirkan setelah mendekati akhir semester, bukan sebelum memulai pembelajaran. Padahal ibarat kita mau ke suatu tempat, tentu kita menetapkan tujuan dahulu, dan telah menggambarkan indikator-indikator kita telah mencapai tujuan tersebut dengan tepat, sebelum menentukan cara kita berangkat ke tempat tersebut. Maka selain dari menemukan elemen-elemen yang seringkali terlupakan, terbahas juga tahapan merancang starteginya yaitu 1. Memetakan profil murid, 2. Menentukan tujuan, 3. Menentukan bukti dan asesmen, 4. Menentukan strategi, 5. Menentukan cakupan. Kegiatan berlanjut ke sesi 2. Pada sesi ini para peserta belajar mengenai beberapa hal, salah satunya mengenai story board. Hal ini berfungsi untuk memberi gambaran alur cerita sebelum membuat video, sehingga pembuatan video dapat menjadi lebih mudah. Pada sesi ini juga, Pak Aye memberikan rambu-rambu mengenai visual dan audio yang sebaiknya dipilih, agar tidak bertentangan dengan rambu-rambu yang telah ada di masyarakat. Sesi ini berakhir dengan memicu semangat peserta, hingga peserta masih berusaha mengumpulkan visual dan audio, padahal waktu peserta untuk belajar di kelas sudah habis. Pada hari kedua, para peserta dipandu oleh Arif dari KGB Bandung. Arif memulai sesi ini dengan memberi waktu tambahan pada para peserta untuk mengumpulkan visual dan audio. Pada sesi ketiga ini, suasana menjadi semakin seru karena para peserta mulai menggunakan aplikasi pembuat video kinemaster. Para peserta belajar cara mengedit video, cara mengedit gambar, cara mengedit audio, cara menambahkan teks, dsb. Suasana menjadi semakin ramai ketika para peserta belajar cara membuat gambar menjadi blur, seperti video yang memberitakan adanya tersangka atas sebuah tindakan kriminal. Menjadi sangat lucu karena gambar yang saat itu dibuat menjadi blur adalah gambar Pak Aye. Seakan-akan Pak Aye adalah seorang tersangka tindakan kriminal. “Hahaha”, begitulah suara tawa para peserta memenuhi seisi kelas. Suasana pun sangat ramai ketika kami menjadi mengerti bagaimana proses suara seperti chipmunk muncul, ketika kami jadi mengerti proses terciptanya efek slow motion, dsb. Begitu menariknya sesi 3 ini, hingga waktu coffee break pun dilewatkan oleh para peserta. Salah satu poin penting pada sesi ini adalah kami menjadi lebih sadar proses pembuatan video atau film yang biasa kami lihat. Sesi 3 berakhir, para peserta sudah menjadi lebih siap untuk membuat video, maka saatnya sesi 4 dimulai. Sesi ini adalah sesi yang paling dinanti-nanti oleh para peserta, karena pada sesi ini kami praktik membuat video. Pada sesi praktik ini, para narasumber pun bahkan sempat menjadi rebutan para peserta yang mengalami kendala-kendala. Setelah para narasumber tidak menjadi rebutan, saat inilah merupakan saat yang paling disenangi oleh Pak Aye, karena semua peserta tiba-tiba menjadi hening dan menjadi lebih fokus dengan smart phone masing-masing, saat inilah tanda bahwa semua peserta sudah mengerti dan menikmati apa yang dilakukannya.  Di akhir sesi kelas ini, para peserta mengumpulkan video yang telah dibuat. Video-video ini nantinya akan diberi feedback oleh para narasumber, agar para peserta dapat belajar lagi. Sesi 2 hari ini memberikan pengetahuan dan pengalaman pada para peserta, serta berbagai komentar. Pak Ambi berkata, “dari belum bisa, lalu kok bisa, dan akhirnya jadi bisa.” Apakah 2 hari ini cukup? Apakah para peserta telah menjadi kompeten? Belum, karenanya setelah 2 hari ini, para narasumber pun bersedia memberi pendampingan secara daring selama 1 bulan.  TPD kali ini menyisakan kesan positif dari para peserta dan memicu kegemaran belajar sepanjang hayat. Karena tak sedikit peserta yang terus belajar membuat video, meskipun kelas telah berakhir. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda tertarik membuat video pembelajaran? Ataukah Anda sudah produktif membuatnya? Bila ya, apakah video pembelajaran yang Anda buat telah menjadi video pembelajaran yang bermakna?

Pemanfaatan Permainan Papan untuk Proses Belajar yang Bermakna

Bagaimana aktivitas belajar dengan bermain, yang bermakna itu? Kami dari Komunitas Guru Belajar Jeneponto hadir di Kecamatan Tarowang, Sabtu, 11 Januari 2020 dengan agenda pelatihan “Aktivitas Belajar Bermakna dengan Permainan Papan Jelajah Nusantara” yang merupakan rangkaian Program Playground of Ujung Pandang dari Sekolah Cikal & Kampus Guru Cikal, dalam pelatihan ini juka dilaksanakan pemberian permainan papan dari Cikal kepada guru-guru yang hadir. Pelatihan ini dibuka langsung oleh Korwil Kecamatan Tarowang Bapak Taufik,S.Sos,MM, dalam sambutannya beliau menyampaikan mengenai 4 kebijakan baru Mas Menteri dan kaitannya dengan Guru Merdeka Belajar. Belajar sambil bermain bukan hal yang baru dalam pembelajaran. salah satu permainan yang biasa dilakukan itu adalah permainan Monopoli, ular tangga, dan halma adalah permainan papan yang sudah dikenal sejak masih SD. Bahkan permainan Monopoli, ular tangga dan halma permainan yang telah ada sejak awal abad ke-20 ini sangat populer di Indonesia dan booming tahun 1970-1980-an. Permainan ini biasanya dilakukan hanya untuk mengisi waktu luang dan sekedar untuk bersenang-senang saja dan tidak bermakna padahal media permainan papan sebenarnya punya potensi untuk membangkitkan daya literasi. Untuk itu Komunitas Guru Belajar melalui Kampus Guru Cikal mengembangkan Permainan Papan sebagai media pembelajaran agar belajar bermakna dan salah satunya melalui aktivitas belajar bermakna dengan Permainan Papan Jelajah Nusantara. Pelatihan ini dimulai dengan arahan moderator Bu Ninik Anggraeni sambil melakukan sesi perkenalan dengan membuat kalimat berirama. Sesi berikutnya moderator mempersilakan pelatih Hadrawi yang biasa disapa Pak Awi untuk memulai kegiatan dengan dinamika kelompok untuk membagi peserta kedalam beberapa kelompok berdasarkan kecerahan warna pakaian. Kelompok yang sudah terbentuk kemudian dibimbing untuk membagi tugas dalam setiap kelompok. Sesi potret belajar S-I-P dimulai dengan Apa yang sudah anda ketahui tentang belajar dan Apa yang ingin anda ketahui tentang belajar dengan bermakna dan tiap kelompok mempresentasikan S dan I. Peserta kemudian diberi kesempatan untuk memaparkan, Pak Suaib menyampaikan “Saya masih membutuhkan bimbingan mengajar yang bermakna, masih merasakan bingung mengenai belajar dengan bermain yang bermakna.” Peserta lain, Pak Mansyur bertanya “Bagaimana guru mengajar sambil bermain yang bermakna, Bagaimana cara saya membuat inovasi belajar sambil bermain dengan bermakna” Sesi dilanjutkan dengan diskusi desain pengajaran dengan puzzle desain pengajaran dan tiap kelompok mempresentasikan desain pengajaran yang sudah dirancang dalam tiap kelompok. Berlanjut dengan penggunaan Permainan Papan Jelajah Nusantara dalam permainan ini kami bagi dalam 2 sesi bermain, sesi pertama juru bicara dalam kelompok ditugaskan untuk membaca petunjuk permainan selama  5 menit selanjutnya juru bicara memberikan arahan permainan dalam kelompoknya berdasar petunjuk permainan. Pada sesi pertama para pemain masih terlihat kebingungan bagaimana memainkan papan permainannya ada yang membagi rata kartu, ada yang menghambur kartu diatas meja permainan dan berbagai keseruan lainnya. sesi pertama diakhiri dengan meminta peserta menyampaikan problem yang dihadapi pada saat bermain dengan papan permainan dengan memberikan tanggapan terhadap pemandu pertama. Ibu Kasma pada sesi pertama menyampaikan tentang kurangnya penyampaian dari juru bicara, kurang membaca petunjuk, sedangkan Ibu Pariah menyampaikan kalau pemandu dalam membaca petunjuk tidak sesuai urutan petunjuk permainan. Pak Irpan Jaya menyatakan masih bermasalah dari juru bicara yang tidak tuntas dalam memberikan petunjuk bermain. Sesi bermain kedua dimulai dengan meminta tiap kelompok  untuk berbagi tugas dengan juru bicara yang baru dengan bimbingan pelatih Pak Awi dan Pak Syam permainan dimulai berdasar petunjuk permainan yang ada pemandu kedua membaca buku petunjuk sesuai urutan petunjuk permainan sehingga permainan lebih terarah dan pemain dengan mudah paham melakukan permainan. Usai permainan peserta melakukan refleksi, salah satunya dari Pak Mansyur yang menyatakan bahwa permainan ini menumbuhkan banyak nilai karakter dan sangat bermakna ketika dilakukan dalam pengajaran di kelas untuk menumbuhkan karakter murid. Unduh Permainan Papan Jelajah Nusantaraklik tombol di bawah ini

Pelatihan Guru Merdeka Belajar – Sudahkah Kita Merdeka Belajar?

KGB Makassar mengadakan kegiatan Pelatihan Guru Merdeka belajar pada Sabtu, 14 September 2019. Pelatihan kali ini dilaksanakan dengan berkolaborasi dengan Yayasan Pendidikan Darussalam Makassar, yang berlangsung di Meeting Room Kenanga SMK Darussalam Makassar. Acara pelatihan ini dimulai tepat pukul 09.00 WITA sampai pukul 17.00 WITA. Dalam pelatihan kali ini tampil pak Baja Seto dan pak Maman Basyaiban dari Kampus Guru Cikal selaku narasumber.  Pelatihan Guru Merdeka Belajar adalah proses belajar bersama para guru. Beberapa guru mengatakan bahwa awalnya sebelum pelatihan mereka mengira bahwa merdeka adalah bebas berekspresi. Awalnya mereka ingin tahu tentang apa itu Guru Merdeka Belajar. Belajar dari Pelatihan Guru Merdeka Belajar Menurut para peserta apa yang mereka pelajari dari Pelatihan Guru Merdeka Belajar adalah bagaimana guru sebagai seorang guru harus bisa merefleksi diri baik melalui kolaborasi sesama pendidik maupun melalui timbal-balik dari peserta didik. Oleh pak Maman mengatakan bahwa terdapat kolaborasi antar siswa  demikian halnya antar guru, jika guru ingin murid berkolaborasi, sebagai teladan, kita sebagai guru juga perlu berkolaborasi antarmata pelajaran. Beberapa guru juga masih mengingat dengan jelas ketika merefleksi hasil pelatihan Guru Merdeka Belajar salah satunya adalah pelajaran Matematika dengan materi bangun datar. Salah satu guru juga dalam refleksi pelatihan ketika pak Baja seto bertanya menyebutkan materi yang mereka dapatkan adalah diantaranya tentang Intentional Learning (Pengajaran langsung) dan Self Regulated learning. Materi lain penilaian diri dalam 4K. Oleh Anita Taurisia Putri salah seorang penggerak mengatakan bahwa dalam keseharian banyak hal yang berkaitan dengan Matematika, akan tetapi kita terpaku pada rumus atau angkanya, kita tidak memasukkan dalam realita kehidupan, sehingga menganggap peralatan Matematika susah, padahal keseharian kita penuh dengan Matematika. Penggerak lain, Erni Marlina mengatakan bahwa selaku guru  Bimbingan & Konseling, anak-anak selalu senang jika belajarnya tidak monoton berupa ceramah, jadi hendaknya belajar selalu diakhiri dengan ungkapan dan keinginan siswa, dan siswa pasti bahagia karena diberikan kesempatan untuk berpendapat.  Baca juga: Merdeka Belajar Bukan Jargon Persoalan dunia pendidikan adalah persoalan kita bersama, kemajuan pendidikan adalah kebanggaan dan sekaligus harapan  kita bersama, oleh karena itu sudah siapkah kita mencetak generasi harapan bangsa? Sudahkah kita merasa merdeka dalam belajar? Jika belum bangunlah dan bangkitlah, mari belajar bersama Komunitas Guru Belajar untuk berkolaborasi dan saling berbagi praktek mengajar,saling menginspirasi satu sama lain. Ingin ikut pelatihannya secara online? Klik link di bawah ini

Guru Masa Depan, Guru Merdeka Belajar yang Berinovasi

Pelatihan Wadah Inspiring Teacher Bandung tahap dua diadakan pada tanggal 20 Juli 2019 dan diikuti oleh 14 orang peserta. Proses pelatihan sebenarnya sudah dimulai beberapa minggu sebelum pelatihan tatap muka diadakan di hotel Ibis Style Braga, Bandung. Di proses pelatihan sebelumnya para peserta diberikan beberapa tugas dan laporan yang harus diselesaikan, tujuannya adalah para peserta dapat merancang dan membuat media ajar yang akan dibawa dan diuji coba pada pelatihan tatap muka. Tugas dan laporan dikerjakan secara online, ada yang melalui diskusi online dan google classroom. Selain karena kesibukan mengajar, hal ini menjadi tantangan tersendiri karena tidak semua peserta pelatihan terbiasa menggunakan media online dalam berkomunikasi dan bekerja. Dari sekitar 40 peserta yang ikut pelatihan tahap 1 hanya 14 orang yang berhasil menyelesaikan tugas untuk bisa lanjut ke tahap 2. Kegiatan dimulai pukul 08.00 pagi. Peserta yang sudah hadir melakukan registrasi melalui google form dan mengambil modul pelatihan. Kemudian peserta melakukan aktivitas Potret Belajar (S,I,P), yaitu berupa sesi refleksi dari Wardah Inspiring Teacher sesi sebelumnya. Peserta menuliskan pengalaman dari sesi pelatihan sebelumnya yaitu apa yang sudah mereka ketahui, apa yang sudah mereka ketahui dan apa yang telah mereka pelajari tentang inovasi media ajar. Pada sesi berikutnya, peserta diarahkan bisa merancang pertanyaan untuk proses uji coba media ajar secara berkelompok. Pada kegiatan ini peserta diharapkan bisa merumuskan pertanyaan esensial dalam uji coba. Peserta bisa mengetahui tahapan dalam melakukan uji coba, purwarupa media ajar, memahami teknik pengumpulan dan pengolahan data uji coba media ajar dan bagaimana menyusun rubrik penilaian media ajar. Tantangan peserta yaitu ketika bagaimana menilai dirinya sendiri menggunakan rubrik yang dicontohkan oleh pemateri. Meskipun terlihat sulit, dalam mengukur kemampuan diri menggunakan rubrik para peserta bisa menyelesaikannya. Selanjutnya peserta dibagi menjadi 3 kelompok. Para peserta diminta untuk melakukan uji coba. Peserta diharapkan bisa menangkap data ketika uji coba. Yaitu meliputi apa yang masih perlu dipertahankan, ditingkatkan dan dihentikan. Sesi yang sangat menakjubkan dimana para peserta dengan kreativitasnya menciptakan beragam media ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan murid-muridnya. Pak Imam salah satu penggerak KGB Bekasi membuat papan kesepakatan bersama yang isinya bisa diganti-ganti dengan jadwal rutinitas belajar berupa gambar visual yang mudah dikenali murid-muridnya untuk yang memang kebanyakan anak berkebutuhan khusus. Kegiatan dilanjutkan dengan refleksi uji coba media ajar dilakukan setelah melakukan uji coba. Ada tiga hal yang perlu direfleksikan yaitu:1. Seberapa empati kita kepada kondisi dan kebutuhan murid?2. Aspek bentuk dan aspek penggunaan media ajar?3. Seberapa efektif media yang dibuat membantu ketercapaian tujuan belajar? Dalam kegiatan ini para peserta menilai media ajar yang telah mereka buat. Selain menilai secara pribadi, mereka pun meminta umpan balik dari peserta lainnya. Masuk ke materi selanjutnya, pelatih menjelaskan bahwa semua peserta wardah inspiring teacher adalah salah satu profil guru masa depan. Profil guru masa depan salah satunya adalah menjadi guru merdeka belajar, yaitu guru yang komitmen terhadap tujuan belajar, mandiri dengan menentukan cara belajar serta melakukan refleksi belajar. Empat kunci Cikal dalam pengembangan cita-cita guru.Pertama adalah kemerdekaan, yaitu guru mempunyai kesempatan menentukan tujuan, cara dan refleksi belajar untuk terus menerus melakukan pengembangan diri, seperti: terlibat dalam menetapkan target kinerja sekolah dan guru, memilih pelatihan yang sesuai kebutuhan belajarnya, dan melakukan refleksi berkala terhadap capaian dan proses mencapai target. Kedua adalah kompetensi yaitu guru mempunyai kesempatan mengembangkan kompetensinya sehingga siap menghadapi tantangan pengajaran sesuai bidang studi, murid yang diajar dan relevan dengan konteksnya, seperti kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang sesuai kebutuhan belajarnya, kesempatan melakukan proyek percobaan, kesempatan mendapatkan umpan balik berkualitas dan kesempatan menilai kompetensinya. Ketiga adalah kolaborasi yaitu guru mempunyai kesempatan melakukan kolaborasi dengan guru dan komunitas untuk menghasilkan karya atau mencapai tujuan bersama, seperti: kesempatan berinteraksi ke sekolah lain, kesempatan terlibat di komunitas yang relevan dan kesempatan melakukan proyek bersama. Keempat adalah karier yaitu guru mempunyai kesempatan untuk mengenali, memilih, merencanakan dan mengembangkan karir sesuai potensi dan aspirasinya dengan tetap mengajar di kelas, seperti kesempatan berkarya, kesempatan mengenalkan karya melalui presentasi, pameran atau di web/aplikasi dan mendapat umpan balik terhadap karyanya. Di sesi akhir pembicara menjelaskan tentang karir protean guru. Pembicara menunjukkan sebuah gambar, yaitu karir guru diibaratkan sebuah tangga dan berakhir di kepala sekolah atau pengawas. Peserta diajak untuk membayangkan berapa jumlah kepala sekolah dan berapa yang hanya menjadi seorang guru. Karier guru diibaratkan sebuah pohon. Akar dan batang nya adalah guru tetapi bisa bercabang. Cabang cabang ini bisa berupa menjadi koki, fotografer, penulis, pelatih dan sebagainya.Guru bisa berkarir menjadi apapun dia mau. Untuk lebih memahami , sesi ini diisi dengan talkshow. Menghadirkan Pak Suhud Rois dari Komunitas Guru Belajar Cimahi dan pak Aye dari Kampus Guru Cikal. Pak Suhud menceritakan pengalamannya sebagai seorang guru dan bagaimana memulai karir protean sebagai penulis, editor SKGB dan buku lainnya yang pastinya sudah ber ISBN wow dan juga pembuat mainan. Pak Suhud menceritakan bahwa beliau tidak melalui jenjang pendidikan khusus untuk menjadi editor atau desain grafis melainkan beliau belajar sendiri alias otodidak. Pesan pak Suhud terhadap peserta adalah jangan takut untuk memulai menulis yaitu nulis aja dulu. Sementara pak Aye bercerita pengalamanya yang sejak tahun 2000-an aktif membuat dan memproduksi mainan edukasi anak anak bahkan sempat diliput media nasional dan menjuarai tingkat nasional pula. Namun motivasi terpenting untuk peserta adalah bagaimana kita ikhlas menjalani profesi guru, ikhlas meluangkan waktu untuk murid untuk mencapai tujuan belajarnya Dari rangkaian kegiatan di atas, saya melihat bahwa setiap guru punya kesempatan menjadi guru masa depan, guru yang didambakan murid untuk bisa jadi panutan dan teman belajar. Guru bukanlah profesi yang bisa digantikan oleh mesin atau kecerdasan buatan, karena guru memiliki kesempatan untuk bisa memanusiakan hubungan dengan semua pemangku kepentingan. Kemudian kita harus berefleksi kembali, apakah kita sudah menjadi guru yang akan mengantarkan murid kita mencapai tujuan pendidikan ? atau bahkan kita belum menjadi guru merdeka belajar ?

Wardah Inspiring Teacher Jakarta: Membuat Media Inovasi Melalui Empati

Wardah Inspiring Teacher memasuki kota pamungkas, Jakarta.

Pagi itu, Bu Didi, Bu Cynthia dan saya, Mahayu sudah berada di Ballroom hotel Mercure Jakarta. Berkenalan (kembali) dengan Tim dari Wardah, ada Mbak Suci dan Mbak Fifi. Peserta sudah mulai berdatangan, mulai bersalaman dan berkenalan satu dan lainnya. Hm, menarik karena ternyata beberapa guru ada yang berasal dari Tangerang, Bekasi, dll. Jadi hari ini, tim Kampus Guru Cikal akan berada diantara guru-guru yang menginspirasi karena berada di ruangan ini adalah bentuk apresiasi dan rekomendasi dari yang terinspirasi oleh mereka, para guru.

Semua peserta begitu antusias ketika Najeela Shihab turut hadir dan memberikan materi di Sabtu pagi, memulai percakapan dengan bertanya kabar. Sesi Bu Elaa hari ini tentang Pendidikan Abad 21, dimana Kampus Guru Cikal percaya bahwa guru harus memiliki 4K, Kemerdekaan, Kompetensi, Kolaborasi dan Karier. Bu Elaa mengajak guru berefleksi tentang apa tantangan guru di masa dahulu dan sekarang dan juga cita dan cara untuk menjawab tantangan di masa sekarang. Begitu banyak guru bercerita tentang pengalaman masa lalu, pengalaman tersebut beberapa memicu rasa rendah diri dan beberapa juga sadar diri untuk segera memperbaiki, seperti apa yang diceritakan oleh Bu Wuri dari Sekolah Tanpa Batas. Begitu banyak, guru-guru bertukar cerita dan saling mendengarkan satu dan lainnya. Namun sesi 90 menit ini memang cukup singkat terasa karena masih banyak pertanyaan yang ingin dijawab. Di akhir sesi Bu Elaa, kita semua yang berada di ruangan ini dan juga guru-guru di luar sana percaya bahwa guru harus merdeka belajar untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Read more